Pengantar :
Berikut merupakan terjemahan dari Kitab Riyadhusshalihin, karya Imam al-Nawawi, bab
Keutamaan Memberi Buka (Makan) Orang Berpuasa dan bab I’tikaf
KEUTAMAAN MEMBERI BUKA (MAKAN) ORANG
BERPUASA
1. Dari Yazid bin Khalid Al Juhanniy ra. dari Nabi saw. Beliau bersabda : “Barangsiapa memberi buka (makan) orang yang berpuasa, maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa itu.”(H.R Turmudzi)
2. Dari Ummu Umarah Al Anshariy ra. bahwasanya Nabi saw. datang ke rumah Ummu Umarah dan menghidangkan makanan kepada beliau, kemudian beliau bersabda : “Makanlah wahai Ummu Ummarah. “Ia menjawab: “Saya sedang berpuasa.” Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya orang yang berpuasa itu selalu didoakan oleh malaikat jika ada orang makan di tempatnya sampai selesai makan.” Atau beliau bersabda : “Sampai orang yang makan itu merasa kenyang.”(H.R Turmudzi)
3. Dari Anas ra. bahwasanya Nabi saw. datang ke tempat Sa’ad bin Ubadah ra. kemudian ia menghidangkan roti dan mentega, maka beliau pun memakannya serta bersabda : “Telah berbuka di tempatmu orang-orang yang berpuasa, dan memakan makananmu orang-orang yang baik serta malaikat mendoakan kamu.”(H.R Abu Dawud)
I’TIKAF
1. Dari Ibnu Umar ra. ia berkata : Rasulullah saw. Selalu ber’itikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.”(H.R Bukhari dan Muslim)
2. Dari ‘Aisyah ra. bahwasanya Rasulullah saw. selalu beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sehingga beliau dipanggil oleh Allah Ta’ala (wafat). Setelah beliau wafat, isteri-isterinya meneruskan kebiasaan i’tikaf yang selalu dikerjakan oleh beliau.”(H.R Bukhari dan Muslim)
3. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : “Nabi saw. Biasanya beri’tikaf pada sepuluh hari setiap bulan Ramadhan. Kemudian pada tahun dimana beliau wafat, beliau beri’tikaf dua puluh hari.”(H.R Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar