Renungan

Senin, 11 Maret 2013

Hadits “Aku kenal tuhanku dengan tuhanku”

Sebagian masyarakat Aceh dan Indonesia,  perkataan ini sering disebut sebagai hadits NAbi SAW, bahkan dalam beberapa kitab tasauf berbahasa jawi karya ulama nusantara, ucapan ini disebut sebagai hadits Nabi SAW, namun sayang dalam kitab-kitab tersebut disebut tanpa sanad dan perawinya.

Ucapan tersebut adalah :

عرفت ربي بربي

Aku kenal tuhanku dengan sebab tuhanku

Di antara kitab-kitab jawi yang menyebutnya sebagai hadits Nabi SAW, namun tanpa sanad dan perawinya adalah :

1.      Kitab al-Durar al-Nafis, karya Syaikh Muhammad Nafis Ibn Idris al-Banjari, Cet. Sulaiman Mar’i wa Sirkah-Surabaya, Hal. 24.

2.      Kasyf al-Asrar, karya Muhammad Saleh bin Abdullah al-Minangkabawi (dicetak bersama syarahnya, Tanwir al-Anwar fi Izhhar al-Khalal Maa fi Kasyf al-Asrar, karya Syaikh Muhammad Wali al-Khalidy), Hal. 15

 

Namun menurut bahan bacaan lainnya, ucapan ini tidak disebut sebagai hadits Nabi SAW melainkan hanyalah ucapan Zinnun al-Mishri, di antaranya sebagai berikut :

1.    Kitab tasauf yang terkenal dengan nama al-Risalah al-Quraisyiah karya al-Qusyairi, dalam kitab tersebut, pengarangnya mengatakan, Aku mendengar Syaikh Abu Abdurrahman al-Salmi berkata, aku mendengan Muhammad bin Abdullah bin Syazan berkata, aku mendengar Yusuf bin Husain berkata :

قيل لذي النون المصري بم عرفت ربك ؟ قال عرفت ربي بربي ولولا ربي لما عرفت ربي

Ditanya kepada Zinnun al-Mishry, dengan apa engkau mengenai tuhanmu?, beliau menjawab : “Aku mengenal tuhanku dengan sebab tuhanku dan seandainya tidak ada tuhanku, maka sungguh aku tidak akan mengenal tuhanku.[1]

 

2.    K.H Haderanie H.N. (seorang ulama dari Indonesia) dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Ketuhanan” menyebut ucapan tersebut sebagai ucapan Zinnun al-Mishry.[2]

3.    Imam al-Ghazali telah menisbahkan perkataan di atas kepada ba’zhuhum (sebagian ulama)[3]

 

 

 

 

 



[1] Abu Qasim Abdul Karim bin Hawazin al-Qusyairi, al-Risalah al-Quraisyiah, Hal. 167

[2] K.H Haderanie H.N, Ilmu Ketuhanan, Cet. Nur Ilmu, Surabaya, Hal. 11

[3] Al-Ghazali, Ihya ‘ulumuddin, Maktabah Thaha Putra, Semarang, JUz. IV, Hal. 251

3 komentar:

  1. Mungkin maksud nya..
    Sebab mengenal tuhan esa,karna tuhan esa memberi ilmu untuk mengenal nya..
    Di sini tetap tuhan yang esa...
    Wassalam

    BalasHapus
  2. Menurut Syaikh Mutawalli al-Sya'rawi perkataan dari Syaidina Ali Kwh
    https://m.youtube.com/watch?v=0_HoovvkW0g

    BalasHapus
  3. Karna tuhan lah ku kenal tuhan ku,benar...
    Tuhan sendiri yg menyatakan siapa yg harus kita pertuhankan...

    BalasHapus