Renungan

Selasa, 02 Mei 2023

Hadits “Jadilah orang berilmu atau orang yang menuntut ilmu,….”

 

Dalam kitab Tanbih al-Ghafiliin, Abu Lits al-Samarqandi menyebut hadits ini tanpa menyebut sanadnya sebagai ucapan Abu Darda’  dengan redaksi berikut :

وَقَالَ أَبُو الدَّرْدَاءِ: كُنْ عَالِمًا، أَوْ مُتَعَلِّمًا، أَوْ مُسْتَمِعًا، وَلَا تَكُنِ الرَّابِعَ فَتَهْلِكْ.

Abu Darda’ mengatakan, Jadilah engkau orang berilmu, atau orang yang menuntut ilmu, atau orang yang mau mendengarkan ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang ke-empat, maka kamu akan celaka. (Tanbih al-Ghafiliin : 436)

 

Demikian juga dengan redaksi yang sama telah disebut hadits ini dalam Ihya ‘Ulumuddin : I/9.

Al-Baihaqi dan Abd al-Bar telah meriwayat hadits ini dengan sanad dhaif sebagaimana yang dikemukakan oleh Abu Zar’ah al-‘Iraqi dari hadits ‘Itha’ bin Muslim al-Khafaaf dari Abu Bakrah secara marfu’ dengan redaksi :

اغدُ عالمًا أو متعلمًا أو مستمعًا أو محبًّا، ولا تكن الخامسة فتهلك

Bersegeralah menjadi orang berilmu, atau orang yang menuntut ilmu, atau orang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang yang menyukai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang ke-lima, maka kamu akan celaka.

Namun al-‘Ajluniy mengatakan sanadnya dhaif sebagaimana yang dikemukakan oleh Abu Zar’ah al-‘Iraqi, meskipun al-Haitsamiy mengatakan, rijalnya terpercaya. Kemudian al-‘Ajluniy mengatakan, al-Baihaqi mengatakan sesungguhnya ‘Itha’ menyendiri dalam periwayatan ini, padahal telah diriwayat hadits ini dari Ibnu Mas’ud dan Abu Darda’ sebagai perkataan keduanya.(Kasyf al-Khaafa : I/167).

Diujung pembahasan, al-‘Ajluniy mengatakan :

والمشهور على الألسنة كن عالما أو متعلما أو مستمعا ولا تكن الرابعة فتهلك

Yang populer hadits ini pada lisan manusia adalah : “Jadilah engkau orang berilmu, atau orang yang menuntut ilmu, atau orang yang mau mendengarkan ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang ke-empat, maka kamu akan celaka” .(Kasyf al-Khaafa : I/167).

 

Al-Zabidiy mengatakan, al-Baihaqi dan al-Thabrani dalam al-Ausath dan juga al-Bazaar dalam Musnadnya telah mentakrij dari riwayat ‘Itha’ bin Muslim al-Khafaaf dari Khalid al-Hazaa’ dari Abdurahman bin Abu Bakrah dari bapaknya secara marfu’ :

أغد عالماً أو متعلماً أو مستمعاً أو محباً ولا تكن خامساً فتهلك

Bersegeralah menjadi orang berilmu, atau orang yang menuntut ilmu, atau orang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang yang menyukai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang ke-lima, maka kamu akan celaka.

al-Baihaqi mengatakan sesungguhnya ‘Itha’ menyendiri dalam periwayatan ini, padahal telah diriwayat hadits ini dari Ibnu Mas’ud dan Abu Darda’ sebagai perkataan keduanya. Namun al-Haitsamiy mengatakan, rijalnya terpercaya. Keterangan al-Haitsami ini diikuti oleh al-Samhawiy. Namun al-Manaawiy tidak menerimanya, beliau mengatakan, Abu Zar’ah al-Iraqi telah mengatakan hadits ini dhaif dan tidak diriwayat hadits ini dalam kutubussittah (kitab hadits yang enam), sedangkan ‘Itha’ bin Muslim mukhtalafun fihi. Berkata ‘Ubaid, dari Abu Daud mengatakan sesungguhnya ‘Itha’ dhaif. Yang lain mengatakan laisa bi syai’

(Takhrij Ahadits Ihya Ulumuddin karangan al-Zabidiy : I/63)

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar