Keterangan ulama mengenai hadits di atas, yaitu :
1. Ditanyai Ibnu Hajar al-Haitamy r.a. mengenai hadits :
من عرف نفسه عرف ربه
Siapakah yang meriwayatnya ?. Beliau r.h.m., menjawab dengan perkataannya :
“Hadits tersebut tidak ada asal baginya. Perkataan tersebut hanya dihikayah dari perkataan Yahya bin Mu’az al-Razy, seorang sufi. Maknanya adalah barang siapa yang mengenal dirinya dengan sifat lemah, membutuhkan, lalai, hina dan tidak tercapai maksud, maka akan mengenal tuhannya dengan sifat-sifat jalal dan jamal atas yang patut bagi kedua sifat itu, maka seorang hamba selalu melakukan muraqabah sehingga dibukakan kepadanya pintu musyahadahnya.1
2. Didalam al-Fatawa an-Nawawi disebutkan :
“Masalah pada hadits dari Nabi SAW :
من عرف نفسه فقد عرف ربه ومن عرف ربه كل لسانه
Apakah hadits ini tsabit atau tidak ? dan apa maknanya?”. Jawab : “Hadits itu tidak tsabit. Seandaipun tsabit, maknanya adalah barang siapa yang mengenal dirinya dengan sifat dha’if, berhajad kepada Allah Ta’ala dan ber’ubudiyah kepada-Nya, maka akan mengenal tuhannya dengan sifat Kuasa, Perkasa, Rububiyah, Sempurna Mutlaq dan sifat-sifat yang tinggi. Dan barang siapa yang mengenal tuhan dengan demikian, maka kelu lidahnya dari sampai kepada hakikat syukur dan puji kepada tuhannya, sebagaimana tersebut dalam hadits Shahih Muslim dan lainnya, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “Maha Suci Engkau Ya Allah, tidak dapat aku hitung pujian atas-Mu sebagaimana pujian-Mu atas diri-Mu”.2
DAFTAR PUSTAKA
1.Ibnu Hajar al-Haitamy, al-Fatawa al-Haditsah, Darul Fikri, Beirut, Hal. 206
2.An-Nawawi, al-Fatawa, Hal. 136
Tidak ada komentar:
Posting Komentar