Renungan

Jumat, 12 April 2013

hukum shalat dengan bernajis dan hadats, shalat jum'at bagi wanita serta wanita memotong rambut


Reyhan ganteng11 April 2013 19.43
Trims atas jwbnnya..
Saya ingin bertanya lagi pada tgk:
1. Bila sseorg di ikat/dipenjara, dan dia kotor.. kencing dan berak di tempat trsbut, tanpa ada istinjak, tanpa air & debu.. Apakah baginya tetap berkewajiban shalat? dan bgmn cr dia melakukannya..?

2. Jum'at tidak di wajibkan bagi wanita.. Namun apabila mereka juga mengerjakannya.. Apakah jum'at trsbut sdh memadai? atau mereka harus shalat zuhur lagi?

3. Apa hukum memotong rambut bagi wanita?

Terimakasih tgk..
 Jawab :
1.      Orang itu harus shalat bagaimana mungkin dikerjakan. Kalau tidak ada air dan debu, maka tetap wajib dilakukan shalat dalam keadaan berhadats dan bernajis. Apabila suatu ketika ia lepas, maka wajib mengulangi lagi shalatnya.(Lihat Hasyiah ‘Ali Syibran al-Malusi ‘ala Nihayah al-Muhtaj, Juz. I, Hal. 58 (Cet. Dar al-Kutub al-Ilmiyah, Beirut)

2.      Perempuan yang mengerjakan shalat Jum’at tidak perlu lagi melakukan shalat dhuhur (lihat Kitab al-Bujairumi ‘ala Khatib, Juz. II, Hal. 391 (Cet. Dar al-Kutub al-Ilmiyah, Beirut)

3.      Hukum potong rambut wanita boleh saja selama tidak menyerupai laki-laki.
Hadits Nabi SAW berbunyi :
 لعن رسول الله صلعم المتشبهين من الرجال بالنساء والمتشبهات من النساء بالرجال
Artinya : Rasulullah melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki  (H. R. Bukhari)[1] 




[1] . Mushtafa Muhammad Imarah, Jawahir Bukhary, al-Haramain, Singapura, Hal. 431

7 komentar:

  1. maaf tgk, bagaimana hukum memotong rambut/kuku/dll kalau dlm keadaan berhadas besar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. baca di link :
      http://kitab-kuneng.blogspot.com/2013/04/memotong-rambut-atau-kuku-ketika.html

      wassalam

      Hapus
  2. Salam tgk!
    Tgk, melakukan niat sembahyang dgn bhs.arab, apa sah shalat? Kayak lafaz niat tu di niat dlm hati..
    Atau memang harus dgn bhs.aceh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. niat adalah pekerjaan hati, sedangkan bahasa adalah pekerjaan lidah. jadi niat tidak tersangkut dgn bahasa, apa itu bahasa arab atau bahasa aceh ataupun bahasa lainnya.

      2. jadi niat shalat sama saja dengan anda melakukan suatu pekerjaan. tentu tidak perlu menghayal lafazh niatnya.

      3. dalam mazhab syafi'i , sebelum shalat, sunnat melafazhkan niat, boleh lafazahnya dalam bahasa arab, boleh juga dalam bahasa indonesia atau bahasa aceh ataupun bahasa lainnya untuk membantu niat dalam takbiratul ihram. ketika takbiratul ihram ada niat melakukan shalat fardhu dhuhur (misalnya). kalau dalam takbir itu terbayang juga lafazhnya disamping kita teringat kepada maknanya, maka boleh2 saja

      wassalam

      Hapus
  3. Tgk, 1 lagi.
    Nama ashabul kahfi tu siapa2 sj ya?
    Trims bnyak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. alam Q.S. al-kahfi : 22 dijelaskan bahwa ashabul kahfi itu 7 orang dan yang ke 8 adalah seekor anjing. adapun mengenai nama2 para ahli sejarah berbeda pendapat. dalam tafsir al-shawi juz. III, Hal. 9 disebutkan : mukhsalmina, thamlikha, marthunus, nainus, sarabulis, dzunuwanus, fliistathyunus, nama anjingnya : qathmir.
      menurut al-razi, nama2 mereka adalah thamlikha, mukhsalmina, mitsilina, marnusy, dabarnusy, syazanusy. , ada juga nama2 lain menurut satu riwayat dari ibnu abbas. (dalam tafsir sirajul munir)
      menurut ibnu katsir, nama2 mereka ini dan nama anjingnya itu kemungkinan besar diambil dari ahlul kitab, karena itu kita tidak perlu mementingkan membahas siapa sebenarnya nama2 mereka. namun yg wajib diyakini bahwa cerita ashabul kahfi ada sesuai dengan apa yg tertera dlm al-qur'an

      wassalam

      Hapus