Berikut keterangan para
ulama mengenai keberadaan Malaikat yang bernama Ruman
1.
Al-Ghazali dalam al-Durah
al-Fakhirah fi Kasyf Ulum al-Akhirah mengatakan :
“Sehingga diratakan tanah
atas mayat, kemudian Malaikat yang bernama Rumaan memanggilnya. Sesungguhnya
telah diriwayat dari Ibnu Mas’ud r.a, beliau berkata :
فلت يا رسول الله , ما اول
ما يلقى الميت اذا ادخل قبره فقال يا ابن مسعود لقد سألتني عن شيئ ما سألني عنه
احد الا انت فاول ما يناديه ملك اسمه رومان يجوس خلال المقابر فيقول يا عبد الله
اكتب عملك فيقول ليس معي دواة..... الخ
Artinya : Aku (Ibnu
Mas’ud) Mengatakan : “Ya Rasulullah, apa yang pertama dijumpai simayat pada
saat masuk kuburnya ?” Rasulullah SAW menjawab : “Hai Ibnu Mas’ud sungguh kamu
telah menanyakan kepadaku hal yang belum pernah seorangpun bertanya selain
kamu. Yang pertama yang memanggil mayat adalah malaikat yang bernama Rumaan,
berada disela-sela kuburan. Malaikat Rumaan bertanya kepada mayat, “Hai hamba
Allah, tulislah amalanmu,” Simayat menjawab : “Aku tidak mempunyai tinta…..dan
seterusnya.[1]
2.
Dalam al-Tazkirah,
al-Qurthubi mengatakan :
ثم يناديه ملك يقال له رومان، وهو أول ما
يلقي الميت إذا دخل قبره
Artinya : Kemudian mayat
itu dipanggil oleh malaikat yang bernama Rumaan. Malaikat Rumaan ini merupakan
malaikat pertama yang dijumpai mayat apabila memasuki kuburnya[2]
Kemudian al-Qurthubi
dalam kitab Tazkirah ini juga pada halaman 353, mengutip hadits Ibnu Mas’ud yang
tersebut pada point 1 di atas dari kitab al-Durah al-Fakhirah fi Kasyf Ulum
al-Akhirah.[3]
3.
Dalam Ittihaf Saddah
al-Muttaqiin, al-Zabidi menyebutkan
bahwa pengarang al-Haliyah meriwayatkan dari Zhamirah bin Hubaib,
berkata :
فتان القبر ثلاثة انكر وناكور ورومان
Artinya : Yang menjadi fitnah dalam kubur tiga, yaitu Malaikat Munkar,
Nakur dan Rumaan.
Kemudian beliau menyebutkan hadits
yang diriwayat Ibn al-Laal dan Ibnu al-Jauzi dalam kitab al-Mauzhu’at secara
marfu’ (al-Mauzhu’aat adalah kitab yang berisi hadits-hadist mauzhu’). Dalam
kitab tersebut Ibnu al-Jauzi mengatakan bahwa hadits tersebut tidak asal
baginya, sedangkan Zhamirah adalah seorang tabi’in dan riwayat itu berhenti
padanya. Hadits dimaksud dengan redaksi :
فتانو القبر اربعة منكر ونكير ونكور وسيدهم
رومان
Artinya : Yang menjadi fitnah dalam kubur empat, yaitu Malaikat
Munkar, Nakir, Nakur dan pimpinan mereka, Rumaan.[4]
4.
Juga
dalam Ittihaf
Saddah al-Muttaqiin, al-Zabidi mengatakan :
“Hafizh
Ibnu Hajar ditanyai, apakah malaikat yang bernama Rumaan mendatangi mayat,
beliau menjawab : “hadits mengenai itu datang dengan sanad lemah.”
Kemudian al-Zabidi mengatakan bahwa
al-Suyuthi telah mengingkari penisbatan hadits yang menyebut nama Rumaan
sebagai salah satu malaikat yang menjadi fitnah
dalam kuburan kepada Ibnu Mas’ud, al-Suyuthi mengatakan :
“Tidak ada pada jalur-jalur hadits soal dalam kubur disebut
Rumaan dan tidak ada juga dua malaikat yang menjadi fitnah dalam kubur sebelum
datang malaikat Munkar dan Nakir, tetapi keduanya hanya Munkar dan Nakir saja.[5]
5.
Dalam al-Fatawa
al-Haditsiyah, Ibnu Hajar al-Haitami mengatakan :
وفي مرسل ضعيف
زيادة اثنين آخرين وهما ناكور ورومان، فعليه تكون الملائكة الذين يسألون أربعة
Artinya : Dalam hadist
mursal yang dha’if ada penambahan dua orang malaikat lain, yaitu Nakur dan
Rumaan. Maka berdasarkan ini, malaikat yang bertanya dalam kuburan adalah
empat.[6]
Kesimpulan :
1.
Imam al-Ghazali dan
al-Qurtubi, dua orang ulama besar dari kalangan Ahlussunnah wal Jama’ah telah
menyebut malaikat Rumaan sebagai salah satu malaikat yang menjadi fitnah dalam
kuburan bagi mayat.
2.
Namun hadits yang menjadi
dasar penyebutan ini menurut Ibnu Hajar al-Asqalany dan Ibnu Hajar al-Haitamy
adalah riwayat lemah, bahkan al-Suyuthi mengingkari hadits ini dan Ibnu al-Jauzi
mengatakan tidak ada asalnya.
[1] Imam Al-Ghazali, al-Durah
al-Fakhirah fi Kasyf Ulum al-Akhirah, Maktabah al-Tsaqafiyah, Beirut,
Hal. 34
[2] Al-Qurthubi, al-Tazkirah,
Maktabah Dar al-Minhaj, Riyadh, Hal. 246
[3]
Al-Qurthubi, al-Tazkirah,
Maktabah Dar al-Minhaj, Riyadh, Hal. 353
[4] Al-Zabidi, Ittihaf Saddah
al-Muttaqiin, Muarrisah li Tarikh al-Arabi, Beirut, Juz. X, Hal. 420
[5]
Al-Zabidi, Ittihaf Saddah
al-Muttaqiin, Muarrisah li Tarikh al-Arabi, Beirut, Juz. X, Hal. 420-421
[6] Ibnu Hajar al-Haitamy,
al-Fatawa
al-Haditsiyah, Darul Fikri, Hal. 7
salam tgk...
BalasHapustgk,,, jumlah nabi tu kan 124.000,, truss kalo rasul 313,, trussnya lagi kalo malaikat tu jumlahnya berapa ya tgk...?
makasiiih....
Malaikat Allah banyak sekali jumlahnya, tiada yang tahu jumlahnya kecuali Allah Ta’ala. Diantaranya 10 malaikat yang sering kita hafal waktu belajar di sekolah2 dasar. Lainnya antara lain 19 malaikat penjaga neraka saqar sebagaimana firman Allah :
Hapusوَمَا أَدْرَاكَ مَا سَقَرُ (27) لَا تُبْقِي وَلَا تَذَرُ (28) لَوَّاحَةٌ لِلْبَشَرِ (29) عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ (30)
Artinya : Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). (Q.S. al-Mudatsir : 27-30)
Lainnya malaikat yang melakukan ibadah pada baitul ma’mur sebagaimana hadits Rasulullah SAW berbunyi :
فَرُفِعَ لِي البَيْتُ المَعْمُورُ، فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ، فَقَالَ: هَذَا البَيْتُ المَعْمُورُ يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ، إِذَا خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ
Artinya : Kemudian ditunjukkan kepadaku baitul ma’mur. Akupun bertanya kepada Jibril, beliau menjawab, ‘Ini Baitul Ma’mur, setiap hari ada 70.000 malaikat yang shalat di dalamnya. Setelah mereka keluar, mereka tidak akan kembali lagi, dan itu menjadi kesempatan terakhir baginya.‘ (HR. Bukhari, Juz. IV, Hal. 109, No. 3207 (versi Maktabah Syamilah)
salam lagi tgk...
BalasHapustgk , tanya atu lagi...
neraka dan surga tu sekarang ada di mana? dan dah ada penghuninya gak??
Surga dan neraka termasuk masalah ghaib yang hanya Allah yang tahu di mana tempatnya yang pasti. Yang jelas, berdasarkan dalil qath'ie (pasti dan eksplisit) keduanya ada dan akan menjadi balasan kelak setelah hari kiamat bagi perbuatan manusia selama hidup di dunia.
HapusSurga dan neraka sudah ada penghuni sekarang. Adapun dalil-dalil yang menunjukkan penghuni surga dan neraka sudah ada, maka disebutkan dalam beberapa hadits di antaranya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
اطَّلَعْتُ فِي الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ وَاطَّلَعْتُ فِي النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ
Artinya : Aku mendatangi, surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah para faqir dan aku mendatangi neraka maka aku melihat kebanyakan penduduknya para wanita”. (HR. Al-Bukhari, Juz. IV, Hal. 117, No. hadits : 3241, Versi Maktabah Syamilah)
Assalamu'alaikum tgk
BalasHapusSaya ingin bertanya :
1. Apa hukum menulis cerita novel,cerpen,puisi dan karangan-karangan yang lainnya. Dimana cerita-ceita tersebut kebanyakan fiksi ( hal yang tidak nyata ).
2. Apakah menulis cerita demikian termasuk pembohongan dan berdosa ?
3. Jika kita menulis cerita fiksi tersebut untuk dapat diambil pelajaran dalam kehidupan. Apa hukumnya ?
4. Apa hukum menulis buku tentang humor anak muda sekarang ?
terimong geunaseh
insya AllAh ini perlu jawAbAn dlm posting khusus.
HapusdApAt dilihAt dlm : http://kitab-kuneng.blogspot.com/2015/01/hukum-menulis-cerita-fiksi-khayalan.html
HapuswAssAlAm