Renungan

Rabu, 07 Januari 2015

Hadits “Manusia tertidur, apabila mati maka baru terjaga”.

Matan hadits tersebut berbunyi :
الناس نيام فإذا ماتوا انتبهوا.
Artinya : Manusia tertidur, apabila mati maka baru terjaga.

Ucapan di atas sering dikutip oleh pendakwah-pendakwah kita dalam memberi nasehat kepada umat. Namun sayang pendakwah-pendakwah kita tidak begitu teliti mengutip ucapan tersebut, sehingga ucapan tersebut terlanjur dianggap sebagai sabda Nabi SAW, padahal ulama-ulama hadits telah menjelaskan kepada kita bahwa ucapan itu bukanlah sabda Nabi SAW.
Ismail bin Muhammad al-‘Ajluti (w. 1162 H) mengatakan dalam kitab beliau, Kasyf al-Khufa’ wa Muziil al-Iltibas :
هو من قول علي بن أبي طالب لكن عزاه الشعراني في الطبقات لسهل التستري،
“Ini adalah perkataan Ali bin Abi Thalib. Akan tetapi al-Sya’rani dalam kitab al-Thabaqat menisbahkan ucapan tersebut kepada Sahal al-Tastari.”[1]

‘Alamah Abdurrahman al-Syaibani al-Syafi’i  al-Atsari juga menisbahkan ucapan di atas sebagai ucapan Ali bin Abi Thalib.[2] Senada dengan pernyataan al-Syaibani juga telah dijelaskan oleh al-Shakhawi (w. 902 H) dalam al-Maqashid al-Hasanah.[3]




[1] Ismail bin Muhammad al-‘Ajluti, Kasyf al-Khufa’ wa Muziil al-Iltibas, Maktabah al-Qudsi, Kairo, Hal. 312, No. 2795
[2] ‘Alamah Abdurrahman al-Syaibani al-Syafi’i  al-Atsari, Tamyiz al-Thaib min al-Khabits, Dar al-Kitab al-Arabi, Beirut, Hal. 182
[3] Shakhawi, al-Maqashid al-Hasanah, Dar al-Kutub al-Ilmiyah, Beirut, Hal. 442

1 komentar: