Renungan

Kamis, 06 Oktober 2011

Menanggung najis dalam shalat

TGK H JAFAR SIDDIQ ST HT bertanya :

.bagai mana hukum memakai mix krovon yg berkabel panjang oleh imam sembahyang. kabel itu bersambung ke ampli, dari ampli kabel ke lasfiker, dilasfiker ada najis

wasalam

Jawab :

Sebagaimana dimaklumi bahwa salah satu syarat sah shalat adalah suci pakaian dari najis. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala :

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ

Artinya : Dan pakaianmu, maka sucikanlah (Q.S. al-Mudatsir : 4)


Kalau diluar shalat wajib memelihara pakaian dari najis, tentunya di dalam shalat lebih patut diwajibkannya.[1]

Para ulama memahami kewajiban suci pakaian ini mencakup setiap benda yang dipikul atau ditanggung oleh badan seseorang yang melakukan shalat, meskipun yang bernajis itu pada ujung benda yang dipikulnya dimana ujungnya itu tidak bergerak dengan sebab dia bergerak, seperti menggunakan pakaian yang ujung kainnya sangat panjang dimana ujung pakainnya itu bernajis sehingga meskipun orang tersebut bergerak dalam shalat, namun tetap ujung pakaiannya tidak bergerak. Pemahaman seperti ini telah dikemukan oleh Zainuddin al-Malibary dalam kitab beliau, Fath al-Mu’in, yaitu :

“ Syarat shalat yang kedua adalah suci badan, termasuk badan adalah dalam mulut, hidung dan dua mata serta suci pakaian dan lainnya, yaitu setiap yang dipikul orang yang melakukan shalat, meskipun yang dipikul itu tidak bergerak dengan sebab bergerak orang yang melakukan shalat tersebut (yang memikul benda itu)”[2]


Berdasarkan keterangan di atas, maka menurut hemat kami, dalam contoh kasus yang Tgk sebut pada pertanyaan di atas, shalat imam tersebut tidak sah, karena dianggap memikul najis.



[1] Lihat al-Shawy, Hasyiah al-Shawy ‘ala Tafsir TJalalain, Darul Ihya al-Kutub al-Arabiyah, Indonesia, Juz. IV, Hal. 262

[2] Zainuddin al-Malibary, Fath al-Mu’in, Dicetak pada hamisy I’anah al-Thalibin, Thaha Putra, Semarang, Juz. I, Hal. 80

34 komentar:

  1. may_mulyani@yahoo.com29 Februari 2012 pukul 22.29

    bagaimana dengan kalimat dalam "Tuhfah al Muhtaj Fi Syarhil Manhaj hal.49" dalam Al Maktab Syamilah
    قَوْلُهُ إنْ لَمْ يَتَحَرَّكْ بِحَرَكَتِهِ ) هَلْ يَجْرِي هَذَا التَّفْصِيلُ فِي أَجْزَائِهِ كَأَنْ طَالَتْ سِلْعَةٌ بِبَدَنِهِ فَيَفْصِلُ فِي السُّجُودِ عَلَى بَعْضِهَا بَيْنَ أَنْ يَتَحَرَّكَ بِحَرَكَتِهِ فَلَا يَصِحُّ وَأَنْ لَا فَيَصِحُّ وَفِيهِ نَظَرٌ وَتَعْلِيلُهُمْ عَدَمُ صِحَّةِ السُّجُودِ عَلَى مَا يَتَحَرَّكُ بِحَرَكَةٍ بِأَنَّهُ كَالْجُزْءِ مِنْهُ لَا يَدُلُّ عَلَى جَرَيَانِ هَذَا التَّفْصِيلِ فِي الْجُزْءِ مِنْهُ فَتَأَمَّلْهُ وَظَاهِرُ إطْلَاقِهِمْ عَدَمُ الْإِجْزَاءِ مُطْلَقًا نَعَمْ شَعْرُ الْجَبْهَةِ لَوْ طَالَ وَسَجَدَ عَلَيْهِ يَنْبَغِي أَنْ يُجْزِئَ لِأَنَّهُ فِي مَحَلِّ السُّجُودِ ( قَوْلُهُ لَا بِالْقُوَّةِ ) أَيْ بِأَنْ صَلَّى قَاعِدًا فَلَمْ يَتَحَرَّكْ وَلَوْ صَلَّى قَائِمًا لَتَحَرَّكَ لَكِنْ أَفْتَى شَيْخُنَا الشِّهَابُ الرَّمْلِيُّ بِعَدَمِ الصِّحَّةِ فِي الْمُتَحَرِّكِ بِالْقُوَّةِ أَيْضًا
    yang membolehkan bila tidak bergerak...., mohon balasannya, terima kasih

    BalasHapus
  2. YTh may_mulyani@yahoo.com

    maaf kami terlambat membaca komentar saudara,
    kutipan saudara di atas adalah masalah sujud atas kain yang bersambung dengan badan orang shalat dimana hukumnya berbeda antara ujung kain tersebut yang bergerak dengan sebab bergerak orang shalat dengan hukum sujud atas ujung kain yang tidak bergerak seperti itu,
    coba anda baca lagi dgn seksama.
    sedangkan dalam pembahasan kita di sini adalah masalah najis

    terima kasih atas`komentarnya

    wassalam

    BalasHapus
  3. Tgk.. Nampak ujung jari2 tangan dalam shalat bagi kami wanita pada saat sujud, batal gak salat...?
    Dan bagaimana bila seorang wanita yg memakai kerudung sampe bawah pinggang sedikit.. Apa harus di ikat di tengah kerudung... Soalnya ada orang bilang harus di ikat biar gak nampak auratnya dari bawah! Kek mana nie tgk...

    Makasih tgk.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. berdasarkan pemahaman kami dari kitab Fathul Mu'in dan I'anah al-thalibin juz. I, Hal. 113, maka disimpulkan sebagai berikut :
      1. aurat wanita dalam shalat adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan, jadi nampak jari2 tangan tidak membatalkan shalat

      2. yang wajib ditutup aurat dalam shalat hanya dari sisi atas dan dari sisi samping, tidak wajib ditutup dari sisi bawah. karena itu, kerudungnya tidak mesti diikat ditengahnya.

      3. berdasarkan point no 2 di atas, maka para ulama tidak ada yang mewajibkan mengikat kain sarung ditengah2nya bagi laki2 supaya tidak nampak paha dari celah2 bawah kain sarung.

      wassalam

      Hapus
  4. Makasih tgk...
    Ya tgk.. Saat malam taraweh puasa kemaren di mesjid..
    Misni pakek baju pendek/oblong dan pakek kerudung yg panjangnya ampe pinggang... Trus di tegur ama teman misni, dia org pesantren juga.. Katanya: gak boleh gitu, harus di ikat di tengah spy gak nampak aurat dari bawah, waktu keangkat kerudung saat angkat tangan takbir... Misni ngikutin deh..
    Brrti gak pa2 ya tgk...
    Makasih banyak ya tgk...

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin maksud teman misniwati itu, supaya tidak terangkat kerudungnya, sehingga terbuka aurat disekitar atas pinggang dan nampak aurat kalau dilihat disisi sampingnya, karena kerudungnya juga juga ikut naik gitu.,
      tetapi kalau nampak aurat memang dari bawah seperti terlihat aurat dari bawah pada celah2 kaki yang tutup dengan sarung , ya tetap tidak mengapa.
      kalau teman misniwati adalah santri, tentu dapat dikasih rujukan kami kepadanya yaitu kitab Fathul Mu'in dan I'anah al-thalibin juz. I, Hal. 113 sebagaimana telah kami sebut di atas

      terima kasih

      Hapus
  5. Makasih tgk atas jawabannya.. moga allah slalu memberikan kesehatan kepada tgk, dan blognya tgk mnjdi blog yg sngt bermamfaat bagi seluruh kaum muslimin/muslimat..
    Dan moga misni mnjadi org yg terpetunjuk, benar dlm ibadah,benar dlm i'tiqad... Amiiin...
    Makasih tgk..

    Wassalam.

    BalasHapus
  6. Bila seorang imam setelah shalat melihat ada bangkai semut di dalam saku bajunya..
    Wajibkah ia mengulangi salat? Dan memberitahukan seluruh makmum?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. bangkai semut termasuk dalam katagori binatang yang darahnya tidak mengalir. karenanya bangkai semut termasuk bangkai yang dimaafkan pada air, tidak di maafkan pada pakaian.(I'anah al-thalibin, juz. I, Hal. 81)

      2. berdasarkan keterangan di atas, maka shalat imam tersebut tidak sah shalatnya apabila dia mengetahui ada bangkai semut di dalam saku bajunya. namun demikian Ibnu Hajar al-asqalany, seorang ulama hadits terkenal bermazhab syafi'i, berfatwa apabila tempat shalat seseorang itu merupakan tempat yang sukar memelihara diri dari bangkai binatang yang tidak mengalir darahnya, maka itu di maafkan.(sukar memelihara darinya karena binatang itu banyak di tempat tersebut)(I'anah al-thalibin, juz. I, Hal. 90)

      3. apabila shalatnya tidak sah, tentu wajib mengulangi lagi dan wajib memberitahu kepada seluruh makmum.(I'anah al-thalibin, juz. II, Hal. 46)

      wassalam

      Hapus
  7. Slm tgk,
    tgk, kek mana kita niat keluar dr salat waktu salam..
    Pa niatnya:
    ka lon tubit dr salat,
    atau sahaja lon tubit dr salat? Atau laen?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa dgn keduanya, namun perlu diketahui niat itu tidak dilafazhkan, kalau dilafadh bisa batal shalat, karena tidak boleh berbicara dalam shalat.

      Hapus
  8. asslm...
    tgk, kiban hukum shalat bagi orang yg was2 yg melakukan takbir berulang2? sedangkan kita ketahui kalau kita takbir sudah 2 kali maka perlu lagi takbir yg ke 3,, krn takbir yg kedua untuk membatalkan takbir yg pertama..
    mohon penjelasannya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut pengarang I'anah al-Tahibin I/133, kalau kita takbir sudah 2 kali maka perlu lagi takbir yg ke 3, ini apabila tidak ada niat keluar diantara dua takbir. jadi kalau ada niat keluar, maka seseorang itu keluar shalat dengan niat, dan masuk dengan takbir kedua.

      Hapus
    2. kiban surah ada niat keluar diantara 2 takbir,, contohnya?

      Hapus
    3. begitu selesai takbir pertama kita niat keluar dari shalat, misalnya kita merasa kurang pas dgn takbir itu, kemudian kita masuk kembali dalam shalat dgn takbir kedua.

      Hapus
    4. trimakasih tgk atas jawabanny6a... semoga bermanfaat juga buat orang lain... amin.. jazakalllahul kheir..

      Hapus
  9. 1 lagi tgk,, bgmn bila makmum yg muwafiq dengan imam tertinggal fatihah pd rakaat yg pertama, dan imam sudah rukuk,, apakah ia harus menyempurnakan fatihahnya? atau ia harus rukuk dan fatihahnya itu di tanggung oleh imam, seperti surah si masbok...?
    trimsss.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ia harus menyempurnakan fatihahnya kemudian melakukan rukun yang belum sempat dilakukan (tidak sama dgn masbuq) dengan syarat dia tidak berselang dgn imam dgn dua rukun fi'li kalau dia tidak uzur, tetapi kalau dia uzur seperti bacaan imam terlalu cepat, maka syaratnya tidak berselang tiga rukun yg panjang. kalau sudah berselang dgn hal tadi, maka makmum wajib turun langsung mendapati imam dan tidak dihitung rakaat baginya.
      hal ini pernah dibahas pada : http://kitab-kuneng.blogspot.com/2013/04/mnejawab-beberapa-pertanyaan-disekitar.html

      wassalam

      Hapus
  10. assalamualaikum..Tgk..bagaimana kalau anak yg belum di khitan naik ke pundak kita selagi kita shalat,mohon penjelasannya untuk sy yg bodoh ini..

    BalasHapus
  11. assalamualaikum Tgk...Saya pernah dengar dari orang ada hadist yang menyatakan rasulullah pernah shalat sambil mengendong Umamah binti zainab {shahih muslim 884} saya bilang ama orang itu mungkin itu anak perempuan ngak ada najisnya. Apakah sama naik di atas pundak sama cuma tersentuh sama anak itu....mohon penjelasannya biar tidak salah dalam memahami....

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. tertentu berbeda, kalau naik di atas pundak berarti menanggung najis. kalau cuma tersentuh, maka kalau tersentuh bagian tubuh yang tidak bernajis, maka tidak apa-apa, tetapi kalau tersentuh najis yang ada pada tubuh anak itu , tentu bermasalah.

      2, Umamah binti zainab adalah anak perempuan, seandainya pun belum khitan, tentu tidak ada masalah dgn perihal najis, karena tempat khitan perempuan tidak menutup najis.

      wassalam

      Hapus
  12. asslm.....
    tapi kalo kita melihat sejenak antara ujung kabel tersebut dan laspiker ada wasithah/perantara yaitu ampli dan dari ampli tsb ke laspiker tsb ada tali yg lain lagi...
    bgmn ni tgk...?
    kalo najisnya trdpat pada kabel itu oke, atau pada ampli... tapi ini sudah jauh dan bahkan kadang2 laspiker tsbut ada di tempat yg tinggi.. sedangkan kita tidak tau ada najis atau tidak?

    ini menurut saya tgk...
    mohon penjelasannya tgk...?
    syukran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. alaikum salam wr.wb
      1. jawaban tetap seperti yang telah kami kemukakan di atas, karena tetap dinamakan menanggung najis.

      2. kalau kita tidak tahu ada najis atau tidak pada lasfiker itu, maka tidak dihukum najis, karena qaidah fiqh : "tidak dihukum najis kecuali tahaqquq najis (ada dalil ada najis)

      wassalam

      Hapus
  13. assalamu'alaikum..
    Apakah uang yg di pegang oleh penjual daging sapi bernajis..
    Seseorang pegang darah terus pegang duit lalu di masukkan dalam dompet tampa cuci tangan.apakah uang bernajis.seperti kasus kita beli daging
    Mohon penjelasannya
    Wassalam

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. darah itu cair, tentu melengket ketangan kalau dipegang, terus kemudian dalam keadaan tangan berdarah pegang duit, tentu duit bernajis juga. duit kemudian di bawa dalam shalat, maka shalatnya tentu gak sah karena menanggung najis.

      Hapus
    2. "Apakah uang yg di pegang oleh penjual daging sapi bernajis.." jawabnya tentu tidak semua uang yg di pegang oleh penjual daging sapi bernajis. karena bisa jadi uang tersebut berasal dari orang lain yang diterima tidak dalam keadaan tangan berdarah2. karena itu gak boleh dihukum secara merata. karena qaidah fiqh : "tidak dihukum najis kecuali tahaqquq najis (ada dalil ada najis)

      Hapus
  14. Moga Allah merahmati tuan atas ilmu yang dikongsi. Fathul Muin adalah kitab yang sangat baik keterangan Fiqh-nya.

    BalasHapus
  15. maaf Tgk...maksut saya uang kembalian yg di kasih sama penjual daging.dia kan pegang daging mentah yg masih berdarah terus lansung kasih uang kembalian kepada kita
    Maaf sedikit berbelit2

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau memang dilihat seperti itu, maka uang tersebut menjadi bernajis

      Hapus
  16. saboh teuk...Tgk
    Apa bila selembar kain kena najis(kencing anak2) lalu kering dengan sendirinya tampa di cuci terus terkena baju kita apaka baju kita juga bernajis
    Tolong tanggapannya
    Wassalam

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. kalau sudah kering, najisnya gak bisa merembes ke baju apabila baju tsb juga kering. dgn demikian, maka baju gak bernajis karenanya.

      2. najis dapat merembes/melengket kebenda lain, kalau sama 2 basah atau salah satunya basah

      Hapus
  17. assalamu alaikum.izin ikut nimbung dlm bloger antum,dr pd nimbung ditempat dosa mending nimbung dimajlis ilmu,,,,,
    insyaallah kita semua bs saling mengisi,,,ana rasa soalnya blm jelas,''apakah kabel ampli nya nempel percis dnakjis atau tdk''?meskipun dlm speker ada nakjis,blm tentu kena tepat di sambungan kabel ampli,,,karn ada 2hukum disini;1-bila yg terkena nakjis maka batal solatnya,kl tdk ya tdk,,ibarat nya percis setelah ibarat yg antum cantumkan[ianah atthalibin]
    .wassalam

    BalasHapus