Renungan

Minggu, 27 November 2011

Hukum air liur Hewan

وَعَنْ عَمْرِو بْنِ خَارِجَةَ - رضي الله عنه - قَالَ: - خَطَبَنَا رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - بِمِنًى, وَهُوَ عَلَى رَاحِلَتِهِ, وَلُعَابُهَا يَسِيلُ عَلَى كَتِفَيَّ. - أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ, وَاَلتِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَه ُ

Artinya : Dari Amru bin Kharijah r.a. , beliau berkata : Rasulullah SAW berkhutbah di Mina di atas untanya, sementara air liau unta mengalir atas pundakku. (Dikeluarkan oleh Ahmad dan Turmidzi dan beliau menshahihkannya)[1]


Berdasarkan hadits di atas, para ulama berfatwa suci sesuatu yang umum balaa (banyak terjadi dan sukar menghindarinya) seperti keringat hewan, meskipun banyak dan air liurnya.[2]



[1] Ibnu Hajar al-Asqalany, Bulughul Maram, Mathba’ah al-Salafiyah, Mesir, Hal. 28

[2] Syarwani, Hawasyi Syarwani ‘ala Tuhfah al-Muhtaj, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 116

Tidak ada komentar:

Posting Komentar