Renungan

Rabu, 07 Agustus 2013

Ya’juj wa Ma’juj


Kaum Ahlussunnnah wal Jama’ah mengi’tiqadkan bahwa Ya’juj dan  Ma’juj adalah dua kaum yang akan muncul pada saat mendekati hari kiamat nanti. Mereka ini akan membuat kejahatan, pembunuhan dan kerusakan di muka bumi ini. I’tiqad ini berdasarkan dalil-dalil berikut :
1.    Firman Allah SWT dalam

ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا (92) حَتَّى إِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ وَجَدَ مِنْ دُونِهِمَا قَوْمًا لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًا (93) قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَى أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا (94) قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا (95) آتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِ حَتَّى إِذَا سَاوَى بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوا حَتَّى إِذَا جَعَلَهُ نَارًا قَالَ آتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا (96) فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا (97) قَالَ هَذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا (98) وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا (99)
Artinya : Kemudian dia (Dzulkarnaian) menempuh suatu jalan (yang lain lagi)(92) Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.(93) Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain, Sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?(94). Dzulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka,(95) Berilah aku potongan-potongan besi". hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)". hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu".(96) Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.(97) Dzulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar". (98) Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, Kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu kami kumpulkan mereka itu semuanya,(99) (Q. S.  al-Kahfi : 92-99)

2. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an :

وَحَرَامٌ عَلَى قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا أَنَّهُمْ لَا يَرْجِعُونَ (95) حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ(96)
Artinya : Sungguh tidak mungkin atas (penduduk) suatu negeri yang telah kami binasakan, bahwa mereka tidak akan kembali (kepada Kami). Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. .(Q.S. Al-Anbiya : 95-96)

            Berikut keterangan para ulama mengenai Ya’juj wa Ma’juj, antara lain :
1.      Dalam Tafsir Jalalain antara lain dijelaskan bahwa dua gunung dalam Q.S. al-Kahfi : 93 di atas berada di ujung Turki. Luas kawasan antara dua gunung itu dapat menutupi Negeri Iskandariah.1
2.      Dalam Tafsir Shawy 2 dijelaskan antara lain :
a.       bahwa penduduk yang bertemu dengan Dzulkarnaian itu adalah bangsa Turki dan Rum yang merupakan keturunan Yafits bin Nuh. Sedangkan Dzulkarnain adalah keturunan Sam bin Nuh
b.      Pengarang Tafsir Shawy selanjutnya mengutip pendapat ahli Sejarah yang mengatakan bahwa anak Nuh tiga orang, yaitu Saam, Haam dan Yafits. Keturunan dari Saam adalah ‘Ajam, Arab, Rum dan Keturunan Haam adalah Habyah, Zanj, Naubah. Sedangkan keturunan Yafits adalah Turki, Barbar, Shaqaliyah, Ya’juj dan Ma’juj.
c.       Ada sebuah riwayat yang menjelaskan bahwa pada masing-masing gunung itu ada empat ribu umat yang tidak mati salah seorang diantara mereka sehingga melihat seribu laki-laki dari sulbinya, setiap mereka memegang senjata. Mereka ada beberapa kelompok, satu kelompok, panjangnya  seratus dua puluh hasta. Satu kelompok lain, panjang dan lebarnya sama, yaitu seratus dua puluh hasta. Satu kelompok lainnya lagi telinganya melebar dan melengket dengan telingan yang lainnya dan tidak bepergian dengan gajah, kuda dan babi kecuali mereka memakannya. Orang-orang mati di antara mereka dimakannya. Semua mereka itu adalah kafir dan Nabi SAW sudah pernah menyeru mereka supaya beriman pada malam Isra’, tetapi mereka tidak mau.
3. Baihaqi mengatakan :
telah lalu bahwa setelah keluar Mahdi, maka keluar Ya’juj wa Ma’juj, yaitu anak Adam dari Hawa, karena ada hadits marfu’ sesungguhnya Ya’juj wa Ma’juj adalah dari keturunan Nuh.3

3. Muqatil mengatakan mereka adalah adalah anak Yafits bin Nuh a.s. dan menurut al-Dhahak, Mereka adalah dari Turki 4
4. Berkata Imam ar-Ramli :
Menurut pendapat shahih Ya’juj wa Ma’juj adalah dari keturunan Adam dan Hawa, karena mereka anak dari Yafits bin Nuh. Ada cerita dari Ka’ab al-Ajbar bahwa Adam a.s. pernah bermimpi basah dan sperma beliau pada saat itu bercampur dengan tanah sehingga Adam berduka cita karenanya. Lalu Allah menciptakan mereka (Ya’juj wa Ma’juj) dari sperma tersebut. Maka mereka berhubungan dengan kita melalui pihak ayah tidak melalui pihak ibu. Ini pendapat adalah dhaif yang tidak boleh pegangi karena para Nabi a.s. tidak pernah bermimpi basah ”.5

5. At-Thabrany meriwayatkan dari hadits Huzaifah bin al-Yamaan r.a. Sesungguhnya Nabi SAW berkata :
Ya’juj adalah umat yang terdiri dari empat ratus amir demikian pula Ma’juj, tidak mati salah seorang dari mereka sehingga melihat seribu tentara berkuda yang berasal dari anaknya, satu kelompok dari mereka seperti Arz, panjangnya seratus dua puluh hasta dan satu kelompok lainnya dimana telinganya melebar dan saling berlengketan. Tidak mengenderai gajah dan babi kecuali mereka memakannya dan mereka juga memakan yang mati diantara mereka. Pada saat kaki mereka di Negeri Syam, lengan mereka berada di Khurasan minum air di sungai masyriq dan Danau Thabriyah. Allah mencegah mereka masuk Makkah, Madinah dan Baitul Muqaddis” 6

6. Imam Nawawi mengatakan :

“Menurut kebanyakan ulama sesungguhnya mereka adalah anak Adam dan Hawa. Ada yang mengatakan mereka itu anak Adam dari ibu yang bukan Hawa, maka mereka itu saudara kita sebapak. Tidak ada keterangan tentang ukuran umur mereka.7


--------------------------------------------------
1.       Jalalain, Tafsir al-Jalalain, dicetak dalam Tafsir al-Shawi, Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah, Juz. III, Hal. 26
2.       Al-Shawi, Tafsir al-Shawi, Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah, Juz. III, Hal. 26
3.       Ibnu Hajar al-Haitamy, al-Qaul al-Mukhtashar fii Alamaat al-Mahdi al-Muntadhar, Maktabah al-Qur’an, Kairo, Hal. 79
4.       Alwi bin Ahmad as-Saqaf, Kaukab al-Ajwab fi Ahkam al-Malaikat wal-Jin wal- Syayathin wa Ya’juj  wa Ma’juj, dicetak pada hamisy Sab’atun Kutubin Mufidah, Usaha Keluarga, Semarang, Hal. 212
5.       Imam ar-Ramli, Fatawa Imam ar-Ramli, dicetak pada hamisy Fatawa al-Kubra al-Fiqhiah, Darul Fikri, Beirut, Juz. IV, Hal. 213
6.       Alwi bin Ahmad as-Saqaf, Kaukab al-Ajwab fi Ahkam al-Malaikat wal-Jin wal- Syayathin wa Ya’juj  wa Ma’juj, dicetak pada hamisy Sab’atun Kutubin Mufidah, Usaha Keluarga, Semarang, Hal. 212-213
7.       Alwi bin Ahmad as-Saqaf, Kaukab al-Ajwab fi Ahkam al-Malaikat wal-Jin wal- Syayathin wa Ya’juj  wa Ma’juj, dicetak pada hamisy Sab’atun Kutubin Mufidah, Usaha keluarga, Semarang, Hal. 213

2 komentar:

  1. Ustad... Imam al mahdi tu sapa? Brasal dr golongan mn?
    Beliau tu pa ummat nabi muhammat jg?

    BalasHapus
    Balasan
    1. lihat :
      http://kitab-kuneng.blogspot.com/2013/08/imam-mahdi_8.html

      wassalam

      Hapus