Isteri tidak wajib mengerjakan
pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyapu dan lain-lain, bahkan seandainya
isterinya termasuk orang yang adat kebiasaannya dilayani oleh pembantu, maka
suami wajib menyediakan pembantu untuknya. Keterangan ulama tentang ini antara
lain :
1.
Syeikh Sulaiman al-Jamal mengatakan :
وَقَعَ السُّؤَالُ فِي
الدَّرْسِ هَلْ يَجِبُ عَلَى الرَّجُلِ إعْلَامُ زَوْجَتِهِ بِأَنَّهَا لَا تَجِبُ
عَلَيْهَا خِدْمَةٌ مِمَّا جَرَتْ بِهِ الْعَادَةُ مِنْ الطَّبْخِ وَالْكَنْسِ
وَنَحْوِهِمَا مِمَّا جَرَتْ بِهِ عَادَتُهُنَّ أَمْ لَا وَأَجَبْنَا بِأَنَّ
الظَّاهِرَ الْأَوَّلُ؛ لِأَنَّهَا إذَا لَمْ تَعْلَمْ بِعَدَمِ وُجُوبِ ذَلِكَ
ظَنَّتْ أَنَّهُ وَاجِبٌ، وَأَنَّهَا لَا تَسْتَحِقُّ نَفَقَةً وَلَا كِسْوَةً إنْ
لَمْ تَفْعَلْهُ فَصَارَتْ كَأَنَّهَا مُكْرَهَةٌ عَلَى الْفِعْلِ، وَمَعَ ذَلِكَ
لَوْ فَعَلَتْهُ وَلَمْ يُعْلِمْهَا فَيُحْتَمَلُ أَنَّهُ لَا يَجِبُ لَهَا
أُجْرَةٌ عَلَى الْفِعْلِ لِتَقْصِيرِهَا بِعَدَمِ الْبَحْثِ وَالسُّؤَالِ عَنْ
ذَلِكَ اهـ ع ش عَلَى م ر
Pernah muncul
pertanyaan dalam majelis belajar mengajar, apakah wajib atas suami
memberitahukan kepada isterinya bahwa seorang isteri tidak wajib mengkhadam
suami sebagaimana menjadi adat kebiasaan seperti memasak dan menyapu sebagaimana
berlaku adat kebiasaan isteri-isteri atau tidak ? Kami jawab, dhahirnya yang
pertama, karena apabila tidak diketahui bahwa khadam tersebut tidak wajib, si
isteri menduga bahwa itu wajib dan dapat menghilangkan hak nafkah dan
pakaiaannya seandainya dia tidak melakukannya sehingga seolah-olah dia terpaksa
melakukannya. Dengan keadaan ini, seandainya si isteri melakukan pekerjaan
tersebut dan suami tidak memberitahukan hukumnya, maka kemungkinannya tidak
wajib ongkos untuk isteri atas pekerjaannya, karena kelalaiannya tidak mencari
tahu dan bertanya hukumnya. Demikian ‘Ali Syibran al-Malasi, penjelasan beliau
atas kitab Imam al-Ramli.[1]
2.
Syeikh al-Syairazi dalam
kitab beliau, al-Muhazzab mengatakan :
ولا يجب عليها خدمته في الخبز والطحن والطبخ والغسل وغيرها من
الخدم لان المعقود عليه من جهتها هو الاستمتاع فلا يلزمها ما سواه
Tidak wajib atas isteri khadam suaminya
membuat roti, menggiling gandum, memasak, memandikan dan lainnya, karena yang
diakadkan dari pihak isteri hanyalah istimta’ (pelayanan seksual). Karena itu,
tidak wajib atas isteri selain itu.[2]
3.
Dalam al-Mahalli Syarah
Minhaj al-Thalibin disebutkan :
(وَعَلَيْهِ
لِمَنْ يَلِيقُ بِهَا خِدْمَةُ نَفْسِهَا إخْدَامُهَا) لِأَنَّهُ مِنْ
الْمُعَاشَرَةِ بِالْمَعْرُوفِ الْمَأْمُورِ بِهَا
Wajib atas suami menyediakan pembantu
bagi isteri yang sepatutnya ada pembantu untuk dirinya, karena itu termasuk mu’asyarah
(bergaul) dengan ma’ruf yang diperintahkannya.[3]
[1] Syeikh Sulaiman al-Jamal, Hasyiah al-Jamal ‘ala Syarah al-Manhaj,
Dar Ihya al-Turatsi al-‘Arabi, Beirut, Juz. IV, Hal. 489
[2] Al-Syairazi, al-Muhazzab,
(dicetak bersama al-Majmu’ Syarah al-Muhazzab), Maktabah al-Irsyad, Jeddah,
Juz. XVIII, Hal. 110
[3] Al-Mahalli, Syarah
al-Mahalli ‘ala Minha al-Thalibin, Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah,
Indonesia, Juz. IV, Hal. 74
Tidak ada komentar:
Posting Komentar