Bunyi lengkap hadits ini adalah sebagai berikut:
شَهْرُ
رَمَضَانَ مُعَلَّقٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَا يُرْفَعُ إِلَّا بِزَكَاةِ
الْفِطْر
“Bulan Ramadhan bergantung di
antara langit dan bumi. Tidak diangkat kecuali dengan zakat fitrah”
Berikut ini keterangan para ulama terkait hadits di
atas :
1.
Imam al-Suyuthi dalam kitab
beliau, al-Jaami’ al-Shaghir menisbahkan hadits ini kepada Ibnu Syahiin dalam
Targhibnya dan al-Zhiya’ dalam al-Mukhtarah dari Jarir bin Abdullah. Kemudian
al-Munawi dalam syarahnya menambahkan, hadits ini juga telah didatangkan oleh
Ibnu al-Jauziy dalam al-Wahiyaat, beliau mengatakan, tidak shahih. Di dalam
sanadnya ada Muhammad bin ‘Ubaid al-Bashriy. Dia ini tidak dikenal.[1]
2.
Hadits ini juga telah
disebut Ibnu al-Mundzir dalam kitabnya al-Targhiib wa al-Tarhiib. Beliau
mengatakan, hadits ini telah diriwayat oleh Abu Hafash bin Syahiin dalam
Fadhail Ramadhan. Abu Hafash bin Syahiin mengatakan, hadits gharib jaid
(maqbul) isnad. [2]
3.
Ibnu Mulaqqin juga telah
menyebut hadits ini dalam kitab beliau, al-Tauzhih li Syarh al-Jaami’ al-Shahih
dengan menisbahkan kepada Ibnu Syahiin. Ibnu Mulaqqin mengatakan, Ibnu Syahiin
berkata : “Hadits ini gharib jaid Isnad dari Jarir secara marfu’.
4.
Dalam beberapa kitab fiqh
Syafi’iyah hadits ini disebut dengan menjelaskan statusnya sebagai hadits
gharib hasan. Di antaranya dalam kitab Tuhfah al-Muhtaj[3]
dan Hasyiah al-Bujairumiy ‘ala Syarah al-Manhaj.[4]
5.
Dalam menjelaskan makna
hadits ini, pengarang I’anah al-Thalibin berkomentar :
وهو
كناية عن توقف تمام ثوابه، حتى تؤدى الزكاة، فلا ينافي حصول أصل الثواب بدونها
Hadits ini
merupakan kinayah dari bergantung kesempurnaan pahala puasa Ramadhan sehingga
ditunaikan zakat. Karena itu, tidak menafikan adanya asal pahala tanpa zakat.[5]
[1]
Al-Munawiy, Faidh al-Qadir Syarah al-Jaami’ al-Shaghir, Maktabah
Syamilah, Juz. IV, Hal. 166
[2]
Ibnu al-Mundzir, al-Targhiib wa al-Tarhiib, Dar al-Kutub
aal-Mufidah, Juz. II, Hal. 97
[3]
Ibnu Hajar al-Haitamiy, Tuhfah al-Muhtaj, Maktabah Syamilah, Juz.
III, Hal. 305
[4] Al-Bujairumiy,
Hasyiah al-Bujairumiy ‘ala Syarah al-Manhaj, Maktabah Syamilah,
Juz. II, Hal. 43
[5]
Abu Bakar Syatha, I’anah al-Thalibin, Maktabah Syamilah, Juz. II,
Hal. 190
Tidak ada komentar:
Posting Komentar