Renungan

Kamis, 22 Desember 2022

Apakah masuk surga harus setelah masuk neraka?

 

Salah satu yang menjadi akidah Islam yang wajib kita mengimanianya, di hari qiamat kelak amal anak manusia yang baik maupun jahat akan ditimbang dengan timbangan (mizan). Allah Ta’ala berfirman :

‌وَٱلۡوَزۡنُ يَوۡمَئِذٍ ٱلۡحَقُّۚ فَمَن ثَقُلَتۡ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ وَمَنۡ خَفَّتۡ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُم بِمَا كَانُواْ بِـَٔايَٰتِنَا يَظۡلِمُونَ 

Timbangan pada hari itu adalah kebenaran. Siapa yang berat timbangan (kebaikan)-nya mereka itulah orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan (kebaikan)-nya mereka itulah yang merugikan dirinya sendiri karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami (Q.S. al-A’raf : 8-9)

 

Dalam ayat lain, Allah berfirman :

وَنَضَعُ ٱلۡمَوَٰزِينَ ‌ٱلۡقِسۡطَ لِيَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ فَلَا تُظۡلَمُ نَفۡسٞ شَيۡـٔٗاۖ وَإِن كَانَ مِثۡقَالَ حَبَّةٖ مِّنۡ خَرۡدَلٍ أَتَيۡنَا بِهَاۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَٰسِبِينَ

Kami meletakkan timbangan yang tepat pada hari qiamat, sehingga tidak seorangpun dirugikan walaupun sedikit sekalipun hanya seberat biji sawi pasti Kami mendatangkannya. Cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan (Q.S. al-Anbiya : 47)

 

Tidak semua orang ditimbang amalnya sebagaimana hadits Nabi SAW berbunyi :

فَيُقَالُ: يَا مُحَمَّدُ، ‌أَدْخِلْ ‌الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِكَ مَنْ لَا حِسَابَ عَلَيْهِ مِنَ الْبَابُ الْأَيْمَنِ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ

Maka dijawab, Ya Muhammad, aku masukkan surga dari ummatmu orang-orang yang tidak ada hisab atas mereka dari pintu kanan dari pintu surga (H.R. Muslim).

 

Sebagian ummat Nabi Muhammad SAW yang mendapat keberuntungan masuk surga tanpa melewati timbangan amal sebagaimana dipahami dari hadits riwayat Muslim ini. Dalam mengomentari hadits ini, Syeikh Ahmad al-Shawi mengatakan, timbangan adalah furu’ dari hisab. Maka setiap yang dihisab, maka akan ditimbang amalnya.(Syarah al-Shawi ‘ala Jauharah al-Tauhid : 386). Demikian juga, setiap yang tidak dihisab, maka tidak akan ditimbang amalnya.

Dalam al-Qur’an Surat al-A’raf : 8-9 di atas, Allah menyebutkan dua golongan umat manusia di hari qiamat, pertama golongan yang beruntung, yakni orang-orang beriman yang timbangan amal kebaikannya berat. Golongan ini termasuk ahli surga. Kedua : orang kafir yang mengingkari ayat-ayat Allah. Mereka ini amal kebaikan mereka ringan, bahkan tidak ada sama sekali. Mereka kekal dalam api neraka. Disamping kedua golongan ini ada juga golongan manusia, karena amal kebaikannya mereka masuk surga tanpa proses timbangan amal sebagaimana dijelaskan dalam hadits Muslim di atas. Diluar tiga golongan ini, ada juga golongan manusia yang masih ada iman di dadanya. Kebaikannya bercampur dengan keburukannya. Al-Qurthubi menyebut golongan ini termasuk salah satu dari tiga golongan manusia dihari kiamat kelak. Kebaikan-kebaikan golongan ini  diletak di dalam daun timbangan yang bercahaya, sedangkan keburukan-keburukan mereka diletakkan di dalam daun timbangan yang gelap. Jika kebaikan lebih berat., maka akan masuk surga dan jika sebaliknya keburukan lebih berat, maka akan masuk neraka kecuali Allah mengampuninya. (al-Tazkirah 725-726). Dosa golongan ini kalau Allah berkehendak, maka Allah mengampuninya dan kalau Allah berkehendak, bisa jadi Allah memasukkannya dalam neraka dalam beberapa waktu, kemudian Allah mengampuninya dan kemudian memasukkannya dalam surga. Allah berfirman :

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ ‌وَيَغۡفِرُ ‌مَا ‌دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ 

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa karena mempersekutukan-Nya, tetapi Dia mengampuni dosa yang selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. (Q.S. an-Nisa’ : 48)

 

Golongan yang terakhir ini, oleh al-Razi dalam tafsirnya menyebut sebagai golongan mukmin yang berbuat maksiat. Mereka ini diazab dalam beberapa waktu, kemudian diampuni dosanya. (Tafsir Mafaatih al-Ghaib XIV/204)

Berdasarkan uraian di atas, keadaan manusia terkait amalnya dapat katagorikan sebagai berikut :

1.  Manusia di hari qiamat kelak bisa saja dengan rahmat Allah masuk surga tanpa didahului masuk neraka sama sekali sebelumnya, baik karena tidak ada dosa sama sekali seperti para Rasul-Nya maupun karena Allah mengampuni semua dosa-dosanya

2.  Ada golongan manusia yang masuk surga tanpa proses timbangan amal sama sekali.

3.  Ada juga golongan manusia yang masuk neraka sebelumnya sebagai balasan amal keburukannya, kemudian Allah dengan rahmat-Nya memasukkannya dalam surga

4.  Kaum kafir, tidak pernah mendapat rahmat dari Allah dan diazab dalam neraka selama-lamanya

 


 

Wallahua’lam bisshawab

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar