Sabtu, 22 Februari 2014

Silsilah Keturunan Nabi Muhammad SAW ke atas



Dalam kitab Nurul Yaqin karya Khuzari Bek dijelaskan sebagai berikut :
1.      Nabi Muhammad SAW anak Abdullah dari isterinya Aminah binti Wahab al-Zahriyah al-Quraisyiyah.
2.      Abdullah anak dari Abdul Muthallib dari isterinya Fatimah bin ‘Amr al-Makhzumiyah al-Quraisyiyah. Abdul Muthallib ini merupakan seorang tokoh besar Quraisy yang menjadi rujukan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dan kepentingan-kepentingan orang-orang Quraisy.
3.      Abdul Muthallib anak dari Hasyim dari isterinya Salma binti Amr al-Najariyah al-Khuzrajiyah.
4.      Hasyim anak dari Abdul Manaf dari isterinya Atikah binti Murrah al-Salamiyah.
5.      Abdul Manaf anak dari Qushai dari isterinya Hayy binti Halil Khuza’iyah. Pada zaman jahiliyah, dari nenek moyangnya sampai kepada Qushai dipercaya sebagai orang yang menutupi Ka’bah, memberi makanan dan minuman orang-orang yang naik haji yang disebut dengan al-rifadah dan nadawah (tidak sempurna suatu rapat suku kecuali dilakukan dirumahnya) serta Liwa’ (yang menaikan bendera menyatakan perang). Manakala Qushai mendekati ajalnya, maka beliau mempercayai kedudukannya itu pada salah satu anaknya, yaitu Abdul Dar, namun rupanya Bani Abdul Manaf enggan membiarkan kedudukan tersebut pada paman mereka, mereka juga ingin merebutnya sehingga hampir terjadi pertumpahan darah ketika itu. Kemudian muncullah seorang yang arif dan bijaksana melakukan perundingan antara dua pihak yang menghasilkan kesepakatan bahwa kepada Bani Abdul Manaf diberikan hak saqayah (memberikan minuman) dan rifadah dan itu berlaku sampai kepada Abbas bin Abdul Muthallib, kemudian kepada Bani Abbas sesudahnya. Adapun penutup Ka’bah (hijabah) tetap diberikan haknya kepada Bani Abdul Dar sampai sekarang. Sedangkan Liwa’ juga tetap berada pada tangan Bani Abdul Dar sampai Islam membatalkannya dan menjadikannya sebagai hak dan wewenang khalifah Islam. Demikian juga hak nadawah.
6.      Qushai anak dari Kilab dari isterinya Fatimah binti Sa’ad dari Yaman dari suku Azdasyu-uniyah.
7.      Kilab anak dari Murrah dari isterinya Hindun binti Sariir dari Bani Fihr bin Malik.
8.      Murrah anak dari Ka’ab dari isterinya wahsyiyah binti Syaiban dari Bani Fihr juga.
9.      Ka’ab anak Luai dari isterinya Ummu Ka’ab Mariyah binti Ka’ab dari suku Qudha’ah.
10.  Luai anak Ghalib dari isterinya Ummu Luai Salma binti Amr al-Khuza’i.
11.  Ghalib anak dari Fihr dari isterinya Ummu Ghalib Laila binti Sa’ad dari suku Huzail. Fihr inilah yang disebut dengan Quraiys. Suku Quraisy ada dua belas qabilah, yaitu Bani Abdul Manaf, Bani Abdul Dar, Bani Asad bin Abd Uzza bin Qushai, Bani Zahrah bin Kilab, Bani Makhzum bin Yaqzah bin Murrah, Bani Tiim bin Murrah, Bani ‘Adi Ibnu Ka’ab, Bani Sahm bin Hashish bin Amr bin Ka’ab, Bani Amir Ibn Luai, Bani Tiim bin Ghalib, Bani al-Harits bin Fihr dan Bani Muhaarib bin Fihr.
12.  Fihr anak dari Malik dari isterinya Jandalah binti al-Jarb dari suku Jurhum.
13.  Malik anak dari al-Nazhr dari isterinya Atikah binti Adwan dari suku Qiis Ailan
14.  Al-Nazhr anak dari Kinanah dari isterinya Barrah binti Mur binti Idd.
15.  Kinanah anak dari Khuzaimah dari isterinya ‘Awanah binti Sa’ad dari suku Qiis Ailan.
16.  Khuzaimah anak dari Mudrikah dari isterinya Salma binti Aslam dari suku Qudha’ah.
17.  Mudrikah anak dari Ilyas dari isterinya al-Khandaf. Khandaf ini seorang wanita perkasa dan mulia yang sering dijadikan sebagai contoh bagi orang Arab Jahiliyah.
18.  Ilyas anak Muzhar dari isterinya al-Rubab binti Jandah bin Ma’ad
19.  Muzhar anak dari Nazaz dari isterinya Saudah binti ‘Ak
20.  Nazaz anak dari Ma’ad dari isterinya Ma’anah binti Jausyam dari suku Jurhum
21.  Ma’ad anak dari Adnan.

Silsilah keturunan Rasulullah SAW sampai kepada Adnan ini merupakan nasab Rasulullah SAW yang disepakati shahih di sisi ulama tarikh dan ulama hadits. Adapun silsilah di atasnya, maka tidak ada riwayat yang shahih tentangnya. Namun telah terjadi ijmak ulama bahwa silsilah keturunan Rasulullah SAW sampai kepada Nabi Ismail bin Ibrahim ‘alaihimassalam.[1]

Catatan :
Kitab Nurul Yaqin merupakan kitab sejarah kehidupan Rasulullah SAW yang banyak dipergunakan sebagai kitab pegangan di dayah-dayah dan pesantren Aceh, Indonesia  dan Asia Tenggara pada umumnya.


[1] Khuzhari Bek, Nurul Yaqin, Thaha Putra, Semarang, Hal. 3-5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar