Rabu, 08 Juni 2011

Hadits tuntut ilmu meskipun ke negeri China

Salah satu hadits yang populer ditengah masyarakat dan sering dikutip oleh mubaligh kita adalah hadits :
اطلبوا العلم ولو بالصين فإن طلب العلم فريضة على كل مسلم
Artinya : Tuntutlah ilmu meskipun ke negeri China. Sesungguhnya menuntut ilmu merupakan fardhu atas setiap muslim

Lalu bagaimana kedudukan hadits ini ? Berikut keterangan ulama, yaitu :
1. Dalam kitab al-Maqashid al-Hasanah karangan al-Sakhawy disebutkan :

1). Hadits diriwayat oleh Baihaqi dalam kitab al-Syu’bi, al-Khatib dalam al-Rihlah dan lainnya, Ibnu Abd al-Bar dalam Jami’ al-Ilmu dan oleh al-Dailamy.
2). Semua perawi di atas diriwayat berujung kepada Abu ‘Atikah Tharif bin Salman. Ibnu Abd al-Bar menyendiri mengambil dari ‘Abid bin Muhammad dari Ibnu ‘Ainiyah dari al-Zuhry. Kedua jalur ini sama-sama dari Anas secara marfu’.
3). Hadits ini dha’if dari masing-masing dua jalur tersebut, bahkan Ibnu Hubban mengatakan hadits ini bathil, tidak ada asal. Ibnu Jauzy menempatkan dalam kelompok hadits maudhu’.

2. Dalam kitab Faidh al-Qadir karangan al-Manawy, disebutkan :
- Al-Naisabury, Ibnu Jauzi dan al-Dzahabi mengatakan : “Tidak sah isnadnya”

Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hadits di atas adalah dha’if.

Seandainya hadits ini shahih, maksudnya adalah Rasulullah SAW menjelaskan bahwa menuntut ilmu adalah fardhu ain, karena merupakan kewajiban atas setiap muslim. Sebagaimana dimaklumi, tentunya tidak semua ilmu menjadi fardhu ain, oleh karena itu, ilmu yang dimaksud di sini hanyalah ilmu-ilmu yang kegunaannya tidak boleh tidak atas setiap muslim yang sebagian ulama menyebutnya sebagai ilmu al-hal, seperti ilmu mengenai akidah, ilmu tata cara shalat wajib, ilmu tata cara puasa wajib dan ilmu mengenai kewajiban-kewajiban lainnya. Ilmu yang hukumnya fardhu kifayah tidak termasuk dalam katagori ilmu dalam hadits di atas, karena ia tidak wajib atas setiap muslim. Disebut negeri China menunjukkan pentingnya ilmu fardhu ain tersebut. Seandainya ilmu fardhu ain tersebut ada di negeri China, kita wajib mencarinya, ini sekali lagi seandainya. Penyebutan negeri China bukanlah berarti hadits ini memerintah mencari ilmu, meskipun ilmu berupa teknolgi dan ilmu kedunian lainnya sebagaimana digambar oleh sebagian da’i-da’i bodoh dari kalangan kita selama ini. Dengan demikian, jika ditinjau dari sisi ilmu balaghah, maka ”al” pada perkataan ”al-ilma” pertama adalah ”al” al-ahdi al-zihni bermakna ilmu tertentu yaitu ilmu fardhu ain, sedangkan ”al” pada ”al-ilma” kedua adalah ”al” al-ahdi al-zikri” bermakna seperti ”al-ilma” pertama.
Berdasarkan pengertian ini, maka hadits ini meskipun sanadnya dha’if, tetapi kandungannya shahih sebagaimana dimaklumi.

DAFTAR PUSTAKA
1.Syamsuddin al-Sakhawy, al-Maqashid al-Hasanah, Dar al-Kutub al-Ilmiyah, Beirut, Hal. 63
2.Al-Manawy, Faidhul al-Qadir, maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 693

3 komentar:

  1. Brrti tgk boleh gak kita gunakan hadis tsb dlm ceramah?
    Apa maksud ilmu balahgah tgk?
    Trims.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. menurut hemat kami boleh saja asal dalam hal nasehat dan fadhailul amal, bukan dalam penetapan hukum

      2. ilmu balaghah adalah salah satu ilmu yang berkaitan dgn bahasa Arab, yakni yg berkaitan dengan keindahan dan kajian makna dlm bahasa arab.

      wassalam

      Hapus
  2. mantab mas ustadz.....maknanya msh bs dipakai, dan lisanul hall (kenyataan) mmg China skr bs sejajar dg bgsa bgsa Barat. Mungkin begitu komentar ane

    BalasHapus