Allah Ta’ala dalam al-Qur’an Surat al-Baqarah, ayat
183, berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu.
Mudah-mudahan kamu menjadi orang yang bertaqwa.(Q.S. al-Baqarah:183)
Dalam ayat ini, Allah Ta’ala memanggil orang-orang
beriman menjelaskan kewajiban berpuasa. Ini bermakna bahwa pensyariatan puasa
ini ditujukan hanya kepada orang-orang yang beriman. Karena hanya orang-orang
yang beriman saja yang mau melaksanakan ibadah puasa ini dengan tulus dan
sebenar-benarnya. Disamping itu ayat ini juga menjelaskan bahwa tujuan ibadah
puasa adalah agar tumbuh sikap taqwa bagi orang yang menjalaninya. Lalu siapa
orang bertaqwa tersebut?. Al-Qur’an Surat al-Baqarah, ayat 4-5 menjelaskan
kepada kita ciri-ciri orang bertaqwa:
(yaitu) orang-orang yang beriman pada yang
gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan
kepada mereka,dan mereka yang beriman pada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu
(Nabi Muhammad) dan (kitab-kitab suci) yang telah diturunkan sebelum engkau dan
mereka yakin akan adanya akhirat.(Q.S. al-Baqarah: 4-5)
Merujuk petunjuk firman Allah Ta’ala di
atas, ada 5 ciri utama orang bertaqwa. Ciri pertama: beriman
kepada hal-hal yang ghaib. Maksudnya adalah percaya pada hal-hal yang masih
samar tetapi sudah ada dalil yang menunjukkannya, baik dalil naqli Al-Qur'an
dan hadits, maupun dari dalil aqli dari akal sehat manusia. Termasuk beriman
kepada ghaib adalah beriman kepada Allah, kepercayaan kepada alam kubur, percaya
adanya malaikat Allah, adanya surga, neraka dan lain-lain. Meningkatkan keimanan
terhadap Allah dapat dilakukan dengan memperdalam pemahaman terhadap petunjuk
Al-Qur'an dan al-Sunnah selama Ramadhan ini. Selain itu, bisa juga dilakukan
melalui berpikir dengan akal sehat atas eksistensi Allah sebagai Tuhan. Ciri
kedua: mendirikan shalat. Maksudnya, melaksanakan shalat dengan
memenuhi haknya, baik yang bersifat lahiriah, seperti memenuhi berbagai syarat,
rukun, dan adabnya maupun yang bersifat batiniah, seperti kekhusukan,
kerendahan diri di hadapan Allah, dan keikhlasan beribadah hanya karenanya. Melakukan
peningkatan ketakwaan dalam mendirikan shalat secara benar dalam bulan Ramadhan
bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu mengupdate kembali ilmu pengetahuan
seputar shalat dari sumber-sumber terpercaya dan belajar melakukan shalat
dengan memperhatikan sisi lahir dan batin. Melatih diri melakukan shalat secara
tenang, pelan-pelan atau tidak terburu-buru, meresapi setiap bacaan dan gerakan
shalat, dan semisalnya. Ciri ketiga: membelanjakan rezeki
yang telah Allah berikan pada pembelanjaan yang sesuai dengan syariat. Ini
dapat dilakukan dengan memulainya dari hal-hal kecil seperti memastikan
pembelanjaan harta hanya pada sesuatu yang halal, tidak pada sesuatu yang
haram. Baik harta yang dibelanjakan itu sedikit atau banyak. Baik belanja
harian, bulanan, atau belanja kebutuhan tertentu. Ciri keempat:
beriman kepada kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan kepada Rasul-Nya. Targetnya
dapat dimulai dengan memperbanyak membaca al-Qur’an serta mengkajinya melalui
berguru kepada ulama terpercaya tanpa menunda mengamalkannya. Ciri
kelima: meyakini akan datang hari akhirat kelak sebagai hari
pertanggungjawaban segala amal yang kita lakukan di dunia ini. Targetnya
memperbanyak ibadah dan amal shaleh sebagai bekal di hari akhirat kelak.
Bila lima target peningkatan ketakwaan
ini dapat dilakukan di bulan Ramadhan secara nyata, maka bisa dikatakan sebagai
orang yang berhasil melewatinya dengan keberhasilan dan kesuksesan yang nyata.
Yaitu meningkatnya ketakwaan dalam lima ciri utama orang bertakwa. Bila
demikian, maka firman Allah: "la'allakum tattaqun", agar kalian
bertakwa, semakin dekat kita raih pada bulan Ramadhan ini. Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar