Minggu, 22 September 2013

Hadits “Hari puasamu adalah hari raya Aidul Adha mu”

Hadits :
 يوم صومكم يوم نحركم
“Hari puasamu adalah hari raya Aidul Adha-mu”

 Hadits ini kadang-kadang dijadikan rujukan dalam menentukan hari raya Aidul Adha oleh sebagian kecil umat Islam. Lalu sebenarnya bagaimana kualitas hadits ini ?
Berikut ini penjelasan ahli hadits tentang status hadits ini, yaitu :
1.    Isma’il al-‘Ajluni mengatakan :
“Hadits ini tidak ada asalnya. Seperti itu telah berkata Imam Ahmad dan lainnya seperti Zarkasyi dan al-Suyuthi.”[1]

2.    Al-Syaibani al-Syafi’i al-Atsari mengatakan :
“Hadits ini tidak ada asalnya, sebagaimana telah berkata Ahmad dan lainnya.”[2]


[1]Isma’il al-‘Ajluni,  Kasyf al-Khufaa wa Muziil al-ilbas, (Cet. Maktabah al-Qudusi), Juz. II, Hal. 398
[2] Al-Syaibani al-Syafi’i al-Atsari, Tamyiz al-Thaib min al-Khabaits, Dar al-Kitab al-‘Arabi, Beirut, Hal. 202

5 komentar:

  1. However, in case of ETFs, the gold is rosland capital stored elsewhere until
    delivered. I understand the story how do I invest in gold.
    Most of the gold as well as long-term capital gains after one year, unlike physical gold, easily tradable, available in small denominations and can be obtained easily!


    Also visit my web blog :: Rosland review

    BalasHapus
  2. apa hukum membawa kalung yg berisi ayat alqur'an didalamnya ke dalam wc tgk...?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. menurut pendapat yang menjadi pegangan al-Ramli membawa masuk sesuatu yang tertulis ayat al-Qur'an dalam wc adalah makruh. ini apabila tidak bersentuhan dengan najis. adapun apabila kena najis tulisan al-qur'an itu gara2 mambawanya serta, maka hukumnya menjadi haram. (hasyiah al-jamal 'ala al-Manhaj, Juz. I, Hal. 82

      2. apabila membawa masuk ke dalam wc dgn maksud penghinaan/pelecehan, maka menjadi murtad.

      wassalam

      Hapus
    2. bagaimna hukumnya kalau baca ayat al-qur'an dalam hati?

      Hapus
    3. Imam al-Nawawi dalam kitab beliau, al-Tibyan fi adab hamalatil qur'an menjelaskan bahwa terdapat hadits-hadits Nabi SAW yang menerangkan dianjurkan membaca al-Qur'an dgn jihar (membaca dgn suara yang dapat didengar orang lain), demikian juga ada beberapa hadits yang menerangkan dianjurkan membaca dengan sirr (membaca dalam hati). selanjutnya beliau mengkompromikan kedua hadits tersebut dgn mengatakan, : Bagi orang yang takut riya dan datang sikap sombong dgn sebab membaca secara jihar, maka lebih baik membacanya secara sirr (membaca dalam hati) dan bagi orang yang dapat menahan perasaan riya dan sombong, maka sebaiknya membaca secara jihar, karena hal itu lebih banyak pahalanya, karena bacaannya dapat didengar oleh orang lain. (al-Tibyan fi adab hamalatil qur'an , Hal. 103-104)

      wassalam

      Hapus