Habib Munzir Almusawa dikabarkan meninggal dunia
pada Ahad (15/9/2013) sekitar pukul 15.15. Wafatnya pendiri Majelis Rasulullah
ini dikonfirmasi oleh situs majelisrasulullah.org.
"Innalillahi
wa inna ilaihi rojiun. Telah meninggal guru kita alhabib munzir
almusawa,"kutip situs tersebut. Saat ini, jenazah habib Munzir
disemayamkan di Komplek Liga Mas Pancoran, Jakarta. Habib Munzir akan
disholatkan di Masjid Raya Al Munawar, Pancoran.
Sejumlah tokoh mendoakan habib berkarisma itu.
Arifin Ilham menulis dalam akun facebook-nya
kalau habib munzir telah wafat di RSCM Jakarta Pusat.
"Allahumma ya
Allah ampunilah seluruh dosa almarhum, maafkan seluruh kesalahan almarhum,
terimalah amal ibadah almarhum, terimalah almarhum sebagai hambaMu mulia
disisiMu, luaskan lapangkan kuburan almarhum, jadikanlah kuburan almarhum taman
diantara taman SyurgaMu, berilah kekuatan iman, kesabaran dan hikmah bagi
keluarga almarhum dan kami sebagai sahabat dan murid almarhum...aamiin".
Kehidupan Awal
Ia merupakan anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Fuad bin
Abdurrahman Al-Musawa dan Rahmah binti Hasyim Al-Musawa. Ayahnya bernama Fuad
yang lahir di Palembang dan dibesarkan di Mekkah. Setelah lulus pendidikan
jurnalistik di New York University, Amerika Serikat, ayahnya kemudian bekerja
sebagai seorang wartawan di harian 'Berita Yudha' yang lalu menjadi Berita buana.
Masa kecilnya dihabiskan di daerah Cipanas, Jawa barat bersama-sama
saudara-saudaranya, Ramzi, Nabiel
Al-Musawa, serta Lulu Musawa. Ayahnya meninggal dunia tahun 1996 dan
dimakamkan di Cipanas, Jawa Barat.[3]
Setelah ia menyelesaikan sekolah menengah atas, ia mulai mendalami Ilmu
Syariah Islam di Ma’had Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri
Jakarta Selatan, lalu mengambil kursus bahasa arab di LPBA Assalafy Jakarta
timur. Ia memperdalam lagi Ilmu Syari’ah Islamiyah di Ma’had Al Khairat, Bekasi
Timur,yang di pimpin oleh habib naqib bin muhammad bin syehk abu bakar bin
salim,beliau banyak menimba ilmu di ma'had al khairat dan di sinilah beliau
kenal dengan habib umar bin hafidz yang kemudian diteruskan ke Ma’had Darul Musthafa di pesantren Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin
Hafidz bin Syech abubakar bin Salim di Tarim Hadhramaut Yaman pada tahun 1994
untuk mendalami bidang syari'ah selama empat tahun. Di sana ia mendalami ilmu
fiqh, ilmu tafsir Al Qur'an, ilmu hadits, ilmu sejarah, ilmu tauhid, ilmu
tasawwuf, mahabbaturrasul, ilmu dakwah, dan ilmu ilmu syariah lainnya.
Mulai
Berdakwah
Habib Munzir Al-Musawa kembali ke Indonesia pada tahun 1998, dan mulai
berdakwah dengan mengunjungi rumah-rumah, duduk dan bercengkerama dg mereka,
memberi mereka jalan keluar dalam segala permasalahan, lalu atas permintaan
mereka maka mulailah Habib Munzir membuka majlis, jumlah hadirin sekitar enam
orang, ia terus berdakwah dengan meyebarkan kelembutan Allah swt, yang membuat
hati pendengar sejuk, ia tidak mencampuri urusan politik, dan selalu
mengajarkan tujuan utama kita diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah
swt, bukan berarti harus duduk berdzikir sehari penuh tanpa bekerja dll, tapi
justru mewarnai semua gerak gerik kita dengan kehidupan yang Nabawiy, kalau dia
ahli politik, maka ia ahli politik yang Nabawiy, kalau konglomerat, maka dia
konglomerat yang Nabawiy, pejabat yang Nabawiy, pedagang yang Nabawiy, petani
yang Nabawiy, betapa indahnya keadaan ummat apabila seluruh lapisan masyarakat
adalah terwarnai dengan kenabawian, sehingga antara golongan miskin, golongan
kaya, partai politik, pejabat pemerintahan terjalin persatuan dalam
kenabawiyan, inilah Dakwah Nabi Muhammad saw yang hakiki, masing masing dg
kesibukannya tapi hati mereka bergabung dg satu kemuliaan, inilah tujuan Nabi
saw diutus, untuk membawa rahmat bagi sekalian alam.
Majelis
Rasulullah SAW
Nama Rasulullah SAW sengaja digunakan untuk nama Majelisnya yaitu “Majelis Rasulullah SAW”, agar apa-apa yang dicita-citakan oleh majelis
taklim ini tercapai. Sebab ia berharap, semua jamaahnya bisa meniru dan
mencontoh Rasulullah SAW dan menjadikannya sebagai panutan hidup. Habib Munzir
juga rutin melakukan takbir akbar di Istiqlal atau Senayan yang sering dihadiri
para pimpinan tertinggi negara Indonesia. Majelisnya mengalami pasang surut,
awal berdakwah ia memakai kendaraan umum turun naik bus, menggunakan jubah dan
surban, serta membawa kitab-kitab. Tak jarang ia mendapat cemoohan dari orang-orang
sekitar. Ia bahkan pernah tidur di emperan toko ketika mencari murid dan
berdakwah. Kini majlis taklim yang diasuhnya setiap malam selasa di Masjid
Al-Munawar Pancoran Jakarta Selatan, yang dulu hanya dihadiri tiga sampai enam
orang, sudah berjumlah sekitar 30.000 hadirin setiap malam selasa, Habib Munzir
sudah membuka puluhan majlis taklim di seputar Jakarta dan sekitarnya, ia juga
membuka majelis di rumahnya setiap malam jum’at bertempat di jalan Kemiri
Cidodol Kebayoran.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar