Kamis, 20 Juli 2017

Hukum menangguh orang masuk Islam

Menangguh atau menunda mentalqin dan mengajarkan kalimat syahadat kepada orang yang ingin masuk Islam dapat menyebabkan menjadi kafir. Karena hal ini termasuk ridha dengan kufur yang masih melekat pada orang kafir tersebut. Sedangkan ridha dengan kufur adalah kufur. Berikut keterangan dari ulama mengenai ini, antara lain :
1.    Ibnu Hajar al-Haitamy mengatakan :
ومن المكفرات أيضاً أن يرضى بالكفر ولو ضمناً كأن يسأله كافر يريد الإسلام أن يلقنه كلمة الإسلام فلا يفعل, أو يقول له: اصبر حتى أفرغ من شغلي أو خطبتي لو كان خطيباً, أو كأن يشير عليه بأن لا يسلم وإن لم يكن طالباً للإسلام فيما يظهر,
Termasuk yang dapat menyebab kafir juga adalah ridha dengan kufur, meskipun ridha itu secara tidak langsung. Contohnya seorang kafir yang ingin masuk Islam meminta mengajarinya kalimat tauhid, maka tidak dipenuhi permintaan tersebut atau dia berkata : “Bersabarlah, sehingga aku selesaikan kesibukanku atau khutbahku.”  seandainya dia seorang khathib ataupun mengisyaratkan tidak masuk Islam, meskipun si kafir tersebut tidak meminta masuk Islam berdasarkan pendapat yang dhahir.[1]

2.    Imam al-Nawawi dalam kitabnya, Raudhah al-Thalibin mengutip perkataan al-Mutawalli sebagai berikut :
قَالَ: وَالرِّضَى بِالْكُفْرِ كُفْرٌ، حَتَّى لَوْ سَأَلَهُ كَافِرٌ يُرِيدُ الْإِسْلَامَ أَنْ يُلَقِّنَهُ كَلِمَةَ التَّوْحِيدِ، فَلَمْ يَفْعَلْ، أَوْ أَشَارَ عَلَيْهِ بِأَنْ لَا يُسْلِمَ، أَوْ عَلَى مُسْلِمٍ بِأَنْ يَرْتَدَّ، فَهُوَ كَافِرٌ
Al-Mutawalli mengatakan, ridha dengan kufur adalah kufur, sehingga apabila seorang kafir yang ingin masuk Islam meminta kepada seseorang mengajarkannya kalimat tauhid, lalu tidak melakukannya atau mengisyaratkan supaya tidak masuk Islam ataupun mengisyaratkan atas seorang muslim supaya murtad, maka orang tersebut adalah kafir.[2]

3.    Zainuddin al-Malibari mengatakan :  
 كالرضا بالكفر كان قال لمن طلب منه تلقين الاسلام : اصبر ساعة
Contoh yang menyebabkan kafir juga adalah ridha dengan kufur, seperti seseorang menjawab permintaan orang yang meminta mengajarkan kalimat syahadat yang memasukkan Islam seseorang dengan jawaban : “Sabarlah sesa’at”.[3]



[1] Ibnu Hajar al-Haitamy, al-I’lam bil Qawathi’ al-Islam, Hal. 18
[2] Al-Nawawi, Raudhah al-Thalibin, al-Maktab al-Islami, Beirut, Juz. X, Hal. 65
[3] Zainuddin al-Malibari , Fathul Mu’in  (dicetak pada hamis I’anah al-Thalibin), Thaha Putra, Semarang, Juz. IV, Hal. 137

4 komentar:

  1. Assalaamu'alaykum tgk
    Apakah boleh mngajarkan dulu bagaimana syarat syahadat sbagaimana dalam kitab mahli di kuthbah pada syahadah yaitu syaratnya yakin dan iz'an tidak memada ilmi dan yakin ketiadaan iz'an barulah sesudah itu seseorang memasukan orang kafir dalam islam,bgaiamana tgk??mohon jawabannya

    BalasHapus
  2. Assalaamu'alaykum tgk
    Apakah boleh menunda dulu mmasukkan org kafir dlam islam krn untuk mengajarkan syaratnya syahadah dulu baru setelah itu memasukkan orag kafir dalam islam
    Sbagaimana dlam kitab mahli disitu disebutkan makna syahadat yaitu yakin dan iz'an maka tidak memada ilmi dan yakin ketiadaan iz'an,
    Dan apa mafhum tentang iz'an..mohon penjelasanya

    BalasHapus
  3. Assalaamu'alaykum tgk
    Apakah boleh mngajarkan dulu bagaimana syarat syahadat sbagaimana dalam kitab mahli di kuthbah pada syahadah yaitu syaratnya yakin dan iz'an tidak memada ilmi dan yakin ketiadaan iz'an barulah sesudah itu seseorang memasukan orang kafir dalam islam,bgaiamana tgk??mohon jawabannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau seseorang sudah pingin masuk dan minta kpd kita untuk mengajari kalimat tauhid kepadanya, dhahirnya tentu dia sudah meyakini kebenaran agama Islam. jadi tidak perlu menungggu diajari secara sempurna.
      seandai nya dia mati sebelum sempat mengucap kalimat tauhid , sebab habis waktunya mendengar ceramah kita, gimana tu? siapa yg bertanggung jawab dia mati dlm kufur ??

      Hapus