Senin, 13 Maret 2023

Amalan-amalan yang dianjurkan pada saat puasa

 

Secara garis besarnya, di bulan Ramadhan lebih dianjurkan memperbanyak amalan kebaikan. Karena amalan di bulan ini, pahalanya berlipat ganda dibandingkan di bulan lain. Berikut ini rincian amalan-amalan yang dianjurkan pada saat puasa,, baik puasa wajib maupun puasa sunnah, yang disebut dalam kitab Hasyiah al-Bajuri ‘ala Fathul Qarib, Juz. I, Hal. 292-294.

1.  Menyegerakan berbuka seandainya sudah dipastikan atau diduga kuat sudah terbenam matahari. Adapun apabila masih ragu-ragu, maka wajib tidak berbuka dulu. Karena yang menjadi keraguan, apakah masih siang atau sudah habis masa siangnya, sedangkan asalnya masih siang.

2.  Berbuka dengan mendahulukan urutan berikut ini : kurma, air, kemudian makanan yang manis yang tidak disentuh api seperti anggur, susu dan madu, kemudian manisan. Air zamzam lebih utama dari pada air lain. Susu lebih baik dari madu.

3.  Mengakhirkan sahur. Yang lebih utama makan sahur mendekati fajar, yakni ukuran membaca lima puluh ayat al-Qur’an. Waktu sahur masuk dengan masuk pertengahan malam. Dengan demikian, makan sebelum pertengahan malam tidak sah sebagai sahur.

4.  Menjauhi perkataan yang keji seperti berdusta, ghibah dan lain-lain. Berdusta, ghibah dan sejenisnya merupakan perbuatan yang wajib dijauhi, baik pada saat puasa maupun bukan. Menjauhinya pada saat puasa mempunyai keutamaan khusus dibandingkan pada saat tidak puasa

5.  Meninggalkan syahwat yang tidak membatalkan puasa seperti mencium benda wangi-wangian dan memandanginya. Karena hal tersebut termasuk perilaku bersenang-senang yang tidak sesuai dengan tujuan puasa.

6.  Meninggalkan berbekam dan mengeluarkan darah dari urat tubuh karena dikuatirkan melemah tubuh

7.  Meninggalkan mengunyah yang tidak menelankan makanan

8.  Mandi hadats besar pada waktu malam supaya dalam keadaan suci pada saat menjalani puasa

9.  Membaca doa sesudah berbuka

10.  Memperbanyak membaca al-Qur’an dan memperdengarkan kepada orang lain

11.  I’tiqaf terutama di sepuluh yang akhir pada bulan Ramadhan, karena ittiba’ (mengikuti Rasulullah SAW) dan mengharapkan mendapati malam lailatul qadar

12.  Tidak menunda-nunda memperbanyak bersadaqah pada bulan Ramadhan.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar