1.
Hadits riwayat Syaikhaini :
كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه
وسلم إِذَا دَخَلَ الْخَلاَءَ قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ
الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
Artinya : Apabila masuk jamban, Nabi SAW membaca do’a :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ
مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
(Syarah al-Mahalli, Juz.
I, Hal. 42)
Hadits ini dengan redaksi di atas disebut oleh Bukhari dalam
Shahihnya.[1]
Sedangkan dalam Shahih Muslim disamping dengan redaksi di atas, juga terdapat
riwayat Husyaim dengan lafazh :
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ –صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا دَخَلَ
الْكَنِيفَ قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبْثِ وَالْخَبَائِثِ
Artinya : Sesungguhnya Rasulullah SAW apabila memasuki
jamban, mengatakan :
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ
مِنَ الْخُبْثِ وَالْخَبَائِثِ
Dalam satu riwayat Sa’id bin
Manshur, riwayat Abu Hatim dan Ibnu al-Sakn dalam Shihahnya,[3]
berbunyi :
بِسم الله ، اللَّهُمَّ إِنِّي أعوذ
بك من الْخبث والخبائث
2.
Hadits riwayat al-Sunan al-Arba’ah :
انه صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسلم كان إِذا خرج من الْخَلاَءَ قَالَ : غفرانك
Artinya : Sesungguhnya Rasulullah SAW apabila keluar dari
jamban, beliau mengatakan : غفرانك
(Syarah al-Mahalli, Juz. I, Hal. 42)
Ibnu Mulaqqan menjelaskan bahwa hadits ini telah
diriwayat al-Darimy dalam musnadnya, Abu Daud, Turmidzi, Ibnu Majah dan
al-Nisa’i dalam sunan mereka. Turmidzi mengatakan, hadits ini hasan gharib.
Namun Ibnu Mulaqqan mengatakan bahwa hadits ini adalah shahih dan telah
dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan al-Hakim.[4]
3.
Riwayat Ibnu Majah berbunyi :
انه صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسلم كان إِذَا خَرَجَ مِنَ الْخَلاَءِ ،
قَالَ : الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنِّي الأَذَى وَعَافَانِي.
Artinya : Sesungguhnya Nabi SAW
apabila keluar dari dari jamban, beliau mengatakan :
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنِّي الأَذَى
وَعَافَانِي
(Syarah al-Mahalli, Juz. I, Hal. 42)
Hadist ini oleh Ibnu Majah menyebutnya dalam kitab beliau, Sunan
Ibnu Majah.[5] Ibnu Mulaqqan mengatakan,
hadits telah diriwayat oleh Ibnu Majah, namun dalam sanadnya terdapat Isma’il
bin Muslim al-Makhzumy, sedangkan dia dha’if, tetapi ini termasuk dalam
katagori fadhail al-amal.[6]
4.
Hadits yang menerangkan perbuatan Nabi SAW melakukan istinja’
dengan batu yang diriwayat oleh Bukhari. (Syarah al-Mahalli, Juz. I, Hal.
42)
Hadits dimaksud di atas adalah hadits riwayat Bukhari
dari Abu Hurairah, beliau berkata :
اتَّبَعْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم وَخَرَجَ لِحَاجَتِهِ فَكَانَ
لاَ يَلْتَفِتُ فَدَنَوْتُ مِنْهُ فَقَالَ ابْغِنِي أَحْجَارًا أَسْتَنْفِضْ بِهَا
، أَوْ نَحْوَهُ ، وَلاَ تَأْتِنِي بِعَظْمٍ ، وَلاَ رَوْثٍ فَأَتَيْتُهُ بِأَحْجَارٍ
بِطَرَفِ ثِيَابِي فَوَضَعْتُهَا إِلَى جَنْبِهِ وَأَعْرَضْتُ عَنْهُ فَلَمَّا قَضَى
أَتْبَعَهُ بِهِنَّ
Artinya : Aku mengikuti Nabi SAW saat
beliau keluar untuk buang hajat, dan beliau tidak menoleh (ke kanan atau ke
kiri) hingga aku pun mendekatinya. Lalu Beliau bersabda: "Carikan untukku
batu atau seumpamanya untuk aku gunakan beristinja' dan jangan bawakan tulang
atau kotoran hewan." Lalu aku datang kepada beliau dengan membawa kerikil
di ujung kainku, batu tersebut aku letakkan di sisinya, lalu aku berpaling
darinya. Setelah selesai beliau gunakan batu-batu tersebut. (H.R. Bukhari).[7]
5.
Hadits riwayat Syafi’i :
وليستنج
بِثَلَاثَة أَحْجَار
Artinya
: Hendaklah beristinja’ dengan tiga batu. (Syarah al-Mahalli, Juz. I, Hal. 42)
Hadist ini diriwayat
oleh Imam Syafi’i dalam Musnadnya.[8] Dalam Tuhfah
al-Muhtaj ila Adallah al-Minhaj dijelaskan bahwa Imam Syafi’i mengatakan,
hadits ini tsabit.[9]
6.
Hadits riwayat Muslim dan lainnya yang menerangkan larangan Nabi
SAW beristinja’ kurang dari tiga batu. (Syarah al-Mahalli, Juz. I, Hal. 42)
Hadits
dimaksud di atas berbunyi :
لَقَدْ نَهَانَا أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ لِغَائِطٍ أَوْ بَوْلٍ
أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِىَ بِالْيَمِينِ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِىَ بِأَقَلَّ مِنْ ثَلاَثَةِ
أَحْجَارٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِىَ بِرَجِيعٍ أَوْ بِعَظْمٍ
Artinya : Sesungguhnya Rasulullah SAW melarang kami menghadap
kiblat waktu buang air besar dan kecil atau istinja’ dengan tangan kanan atau
istinja’ dengan batu kurang dari tiga biji ataupun istinja’ dengan kotoran atau
dengan tulang.(H.R. Muslim).[10]
Hadist ini juga diriwayat oleh Baihaqi dalam Sunannya.[11]
[1] Bukhari, Shahih
al-Bukhari, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 48
[2]
Imam Muslim, Shahih
Muslim, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 195
[3]
Ibnu Mulaqqan, Badrul
Munir, Maktabah Syamilah, Juz. II, Hal. 390
[4]
Ibnu Mulaqqan, Badrul
Munir, Maktabah Syamilah, Juz. II, Hal. 393-394
[5] Ibnu Majah, Sunan
Ibnu Majah, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 201
[6]
Ibnu Mulaqqan, Tuhfah
al-Muhtaj ila Adallah al-Minhaj, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 168
[7]
Bukhari, Shahih
al-Bukhari, maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 51, No. Hadits : 155
[8] Imam Syafi’i, Musnad
Syafi’i, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 9, No. Hadits 38
[9]
Ibnu Mulaqqan, Tuhfah
al-Muhtaj ila Adallah al-Minhaj, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 69
[10]
Imam Muslim, Shahih
Muslim, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 154, No. Hadits : 629
[11] Baihaqi, Sunan
al-Baihaqi, Makatabah Syamilah, Juz. I, Hal. 91, No. Hadits : 438
Tidak ada komentar:
Posting Komentar