1. Hadits masyhur dalam Shahihaini,
berbunyi :
إِنَّمَا الْأَعْمَال بِالنِّيَّاتِ
Artinya : Sesungguhnya semua amal
itu dengan niat. (Syarah al-Mahalli, Juz. I, Hal. 46)
Lengkap bunyi di atas sebagai
berikut :
عَن أَمِير الْمُؤمنِينَ عمر بن الْخطاب رَضِيَ اللَّهُ عَنْه
قَالَ سَمِعت رَسُول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم َ يَقُول إِنَّمَا الْأَعْمَال
بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لكل امريء مَا نَوى فَمن كَانَت هجرته إِلَى الله وَرَسُوله
فَهجرَته إِلَى الله وَرَسُوله وَمن كَانَت هجرته لدُنْيَا يُصِيبهَا أَو امْرَأَة
ينْكِحهَا فَهجرَته إِلَى مَا هَاجر إِلَيْهِ
Artinya : Dari Amirul
Mukminin, Umar bin Khatab r.a , beliau berkata, ” Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda: ” Sesunggunya amal-amal itu (harus) dengan niat dan setiap orang
menurut apa yang diniatnya. Maka barangsiapa hijrahnya kepada Allah Azza wa
Jalla dan RasulNya, maka (pahala) hijrahnya (dinilai) kepada Allah dan RasulNya,
dan barangsiapa hijrahnya diniatkan untuk (kepentingan harta) dunia yang hendak
dicapainya atau atau karena seorang wanita yang hendak dinikahinya, maka nilai
hijrahnya sesuai dengan tujuan niat ia berhijrah.”.
Hadits
ini merupakan hadits muttafaqun ‘alaihi, telah diriwayat oleh Bukhari pada
tujuh tempat dan Muslim dalam bab Jihad. Ibnu Mahdi al-Hafidh mengatakan :
“Seandainya aku menulis sebuah kitab, maka pasti aku mulai pada
setiap bab dengan hadits ini.”
Demikian keterangan Ibnu Mulaqqan
dalam kitabnya, Tuhfah al-Muhtaj ila Adallah al-Minhaj.[1]
2. Hadits riwayat Muslim berbunyi :
أان َبَا هُرَيْرَةَ رضي الله عنه يَتَوَضَّأُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ
ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى حَتَّى أَشْرَعَ فِى الْعَضُدِ ثُمَّ الْيُسْرَى حَتَّى
أَشْرَعَ فِى الْعَضُدِ ثُمَّ مَسَحَ برَأْسهُ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى حَتَّى
أَشْرَعَ فِى السَّاقِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى حَتَّى أَشْرَعَ فِى السَّاقِ
ثُمَّ قَالَ هَكَذَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ –صلى الله عليه وسلم- يَتَوَضَّأُ
Artinya : Sesungguhnya Abu
Hurairah r.a. berwudhu’, lalu ia mencuci mukanya kemudian iamenyempurnakan wudhu’nya,lalu ia
mencuci tangan kanannya sehingga mengenai ke lengan, kemudian mencuci tangannya
yang kiri sehingga mengenai lengan, kemudian mengusap kepalanya, kemudian
mencuci kakinya yang kanan sehingga mengenai betis, kemudian
mencuci kakinya yang kiri sehingga mengenai betis, kemudian berkata, “Demikianlah aku melihat
Rasulullah SAW berwudhu’”.
(Syarah al-Mahalli, Juz. I, Hal. 49)
Imam Muslim telah meriwayatkan
hadits ini dalam Kitab Shahihnya.[2]
3. Hadits riwayat Muslim berbunyi :
انه صلى الله عليه وسلم توضأ فمَسَحَ
بِنَاصِيَتِهِ وَعَلَى الْعِمَامَةِ
Artinya :
Sesungguhnya Nabi SAW berwudhu’, lalu mengusap ubun-ubunnya dan bagian atas serban. (Syarah al-Mahalli, Juz. I, Hal. 49)
Lengkap hadits riwayat Muslim ini sebagai berikut :
عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ
عَنْ أَبِيهِ قَالَ تَخَلَّفَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَتَخَلَّفْتُ
مَعَهُ فَلَمَّا قَضَى حَاجَتَهُ قَالَ « أَمَعَكَ مَاءٌ ». فَأَتَيْتُهُ بِمَطْهَرَةٍ
فَغَسَلَ كَفَّيْهِ وَوَجْهَهُ ثُمَّ ذَهَبَ يَحْسِرُ عَنْ ذِرَاعَيْهِ فَضَاقَ كُمُّ
الْجُبَّةِ فَأَخْرَجَ يَدَهُ مِنْ تَحْتِ الْجُبَّةِ وَأَلْقَى الْجُبَّةَ عَلَى مَنْكِبَيْهِ
وَغَسَلَ ذِرَاعَيْهِ وَمَسَحَ بِنَاصِيَتِهِ وَعَلَى الْعِمَامَةِ وَعَلَى خُفَّيْهِ
ثُمَّ رَكِبَ وَرَكِبْتُ فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَوْمِ وَقَدْ قَامُوا فِى الصَّلاَةِ
يُصَلِّى بِهِمْ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ وَقَدْ رَكَعَ بِهِمْ رَكْعَةً فَلَمَّا
أَحَسَّ بِالنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ذَهَبَ يَتَأَخَّرُ فَأَوْمَأَ إِلَيْهِ
فَصَلَّى بِهِمْ فَلَمَّا سَلَّمَ قَامَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- وَقُمْتُ
فَرَكَعْنَا الرَّكْعَةَ الَّتِى سَبَقَتْنَا.
Artinya : Dari Urwah bin al-Mughirah
bin Syu'bah dari Bapaknya dia berkata, "Rasulullah pergi ke belakang, dan
aku pergi ke belakang bersama beliau. Ketika beliau menunaikan hajatnya, maka
beliau bersabda: "Apakah kamu memiliki air? ' Lalu aku memberikan air suci
kepada beliau, lalu beliau membasuh kedua telapak tangannya dan wajahnya. Saat
beliau ingin membuka kedua lengannya, ternyata lengan jubahnya sempit, maka
beliau pun mengeluarkan tangannya dari bawah jubah, dan meletakkan jubahnya di
atas kedua bahunya. Beliau kemudian mencuci kedua lengannya, mengusap
ubun-ubunnya dan bagian atas serban serta mengusap bagian atas kedua sepatunya.
Kemudian beliau menaiki kendaraan, dan aku pun juga naik, hingga kita sampai
pada suatu kaum, sedangkan mereka dalam keadaan mendirikan shalat yang diimami
oleh Abdurrahman bin Auf, sedangkan dia telah rukuk bersama mereka satu rukuk.
Ketika dia merasakan kedatangan Nabi SAW, maka dia mulai mundur, lalu beliau memberikan isyarat
kepadanya (agar melanjutkan), maka dia terus mengimami mereka. Tatkala dia
telah mengucapkan salam, maka Nabi SAW berdiri, dan aku pun berdiri bersama
beliau, lalu kami rukuk pada rakaat yang mana kami telah ketinggalan
padanya." (H.R. Muslim).[3]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar