Jumat, 10 April 2015

MENGAMALKAN THARIQAT

bahri:
tgk.. saya ingin tgk mberikan pendapat kpd saya tentang seberapa pentingnya kita mengamalkan Tarikat(naqsyabandi).. trima kasih tgk..

Jawab :
1.      Thariqat dalam dunia sufi, lebih kurang adalah metode riyadhah/latihan jiwa untuk mencapai ke Hadirat Allah SWT. Secara garis besar metode itu dengan melalui takhalli dan tahalli yang disertai dengan zikir-zikir tertentu. Tujuan amalan thariqat adalah untuk membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran duniawi dan mengisi dengan sifat-sifat terpuji untuk dapat wushul (mencapai) ke hadirat Ilahi Allah SWT (tajalli).
2.      Anjuran masuk thariqat ini tidak mesti hanya thariqat naqsyahbandi, bisa juga dengan masuk thariqat lain yang sudah dihukum mu’tabarah oleh ulama-ulama sufi Ahlussunnah wal Jama’ah. Berdasarkan Keputusan Muktamar Jamiah Ahlith Thariqat Al-Mu’tabarah ke 2 di Pekalongan Tgl 8 Jumadil Awal 1379 H/9 November 1959 M, terdapat 44 nama thariqat yang dianggap mu’tabarah.[1]

3.      Dalam Keputusan Muktamar Jamiah Ahlith Thariqat Al-Mu’tabarah ke 2 tersebut juga diputuskan hukum mengamalkan thariqat, yakni sebagai berikut :
a.       Fardhu ‘ain jika maksud seseorang masuk thariqat itu untuk belajar membersihkan hati dari sifat-sifat yang rendah (tercela) dan menghiasinya dengan sifat terpuji. (Komentar Penulis : Ini kalau diyakini tidak ada jalan lain bagi orang tersebut untuk membersih jiwa dari sifat tercela)
b.      Seandainya maksud seseorang memasuki thariqat semata-mata dengan qashad pengamalan zikir dan wirid, maka hukumnya hanya sunnah saja.
c.       Mengamalkan zikir dan wirid setelah bai’at dengan syeikh mursyidnya, maka menjadi wajib, karena hal itu merupakan janji antara murid dengan syeikh mursyidnya. [2]




[1] Permasalahan Thariqat, (Penghimpun KH. A. Aziz Masyhuri,) Penerbit : Khalista, Surabaya, Hal. 21-22
[2] Permasalahan Thariqat, (Penghimpun KH. A. Aziz Masyhuri,) Penerbit : Khalista, Surabaya, Hal. 2

5 komentar:

  1. Minta jasa baik Tgk jelaskan dalil dan hujah zikir jihar secara berjama'ah sambil menari.spt yg diamalkan oleh sesetengah perkumpulan yang mendakwa pengamal tarikat, sehingga mendatangkan rasa zauk, kelazatan berzikir dan kadang kadang kelihatannya seperti orang hilang ingatan. Apakah ianya bersesuaian syari'at atau sebaliknya ?
    Tidakkah zikir itu sepatutnya mendatangkan ketenangan hati, keinsafan diri, merasa Kebesaran dan Kemuliaan Allah swt, dan merasa kerendahan dan kehinaan diri ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. mengenai hujjah zikir dgn cara jihar dpt dibaca pada link : http://kitab-kuneng.blogspot.com/2012/01/zikir-secara-jihar-setelah-shalat-dan.html

      2. adapun berzikir sampai dgn disertai dgn tarian2 yang kadang kelihatan seperti orang hilang ingatan, ini tentu kalau ada unsur terlarang di dalamnya, maka menjadi haram. misalnya gerakan tubuhnya menyerupai perbuatan orang berbuat maksiat, seperti gerakan penyanyi 2 rock barat, seperti gerakan2 orang hilang ingatan, gerakan orang mabuk dll. hal ini sesuai dgn hadits nabi :
      مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
      Artinya : Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum itu. (H.R. Abu Daud)

      3. memang benar zikir sepatutnya mendatangkan ketenangan hati, keinsafan diri, merasa Kebesaran dan Kemuliaan Allah swt, dan merasa kerendahan dan kehinaan diri . karena kadang ada orang yg mencapainya dengan zikir tanpa jihar, tetapi kadang orang mencapainya dgn zikir jihar. jadi akhirnya terpulang menurut keadaan jiwa kita masing2.

      4 wassalam

      Hapus
  2. Assala mu 'alaikum Tgk Alizar Usman. saya mau menanyakan tentang Fatwa Imam Syafi 'i yang berbunyi: “Seandainya seorang menjadi sufi (bertasawwuf) di pagi hari, niscaya sebelum datang waktu Zhuhur, engkau tidak dapati dirinya, kecuali menjadi orang bodoh”. (al-Manaqib lil Baihaqi 2/207). Tulisan ini saya copas dari postingan sebuah group yang mencela pekara Bid 'ah. saya mhn penjelasan dari Tgk untuk menghilangkan keraguan tentang ajaran Tasawuf, yang sebahagian kalangan mengatakan merusak Aqidah.....!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. insya Allah link berikut ini dapat membantu sdr, yakni : http://www.elhooda.net/2014/04/inilah-pendapat-imam-syafii-yang-benar-tentang-tasawuf-dan-sufi/

      Hapus
    2. Kalau cipratan air mustamal bekas membasuh najis muggaladhoh sebelum basuhan ke 7 dianggap najis, rasanya akan merepotkan ketika benda/tempat muta najis mughaladoh berupa kepala pasti mengalir ke leher bahkan ke badan, tangan sudah pasti, lantai، berarti akhirnya semua harus dicuci 7 kali pakai tanah, repot juga yang kena kepala yang ficuci jadi banyak, apakah ada solusi lain dari maddhab syafiiyah yang lebih rinfan

      Hapus