Jumat, 22 Juli 2016

Telah berpulang kerahmatullah Abuya Jamaluddin Waly

Kabar meninggalnya Abuya Djamaluddin Waly disambut kesedihan segenap masyarakat Aceh. Abuya bukan hanya dikenal sebagai salah seorang ulama kharismatik, tapi juga sebagai sastrawan dan politisi. Abuya Djamaluddin Waly menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah Teuku Pekan Aceh Barat Daya, Kamis (21/7) malam, sekitar pukul 23.15 Wib.
Abuya Jamaluddin Waly adalah sosok yang disegani kharisma dan keilmuannya. Ia putra dari Abuya Syeikh Muhammad Muda Waly Al Khalidy, ulama besar Asia Tenggara sekaligus pendiri Pesantren Darussalam Labuhan Haji, salah satu ponpes tertua di Aceh. Jamaluddin Waly memimpin Ponpes Darussalam sepeninggal abang kandungnya, Abuya Profesor Muhibuddin Waly pada 7 Maret 2012. Selain memimpin pesantren warisan orangtuanya dan menjabat Ketua Majelis Zikir Al-Waliyah Aceh, Jamaluddin juga merupakan pembimbing umum (Mursyidul Am) Tarekat Naqsyabandiyah se Aceh.
Selain sebagai ulama, Abuya Jamaluddin Waly adalah politikus andal yang lama berkiprah di parleman. Ia pernah menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Istimewa Aceh (1968-1987) dan anggota DPR/MPR RI (1987-1999).
Selain itu, mertua dari ustad Arifin Ilham ini juga dikenal sebagai sastrawan, yang menulis pemahaman dan nasehatnya melalui syair. Berikut sebuah syair yang mungkin bisa membangkitkan kenangan para alumni Darussalam Labuhan Haji.
“Alumni Darussalam Labuhanhaji”
Ulama alumni Darussalam
Dalam hitungan banyak sekali
Hanya sebagian kami sebutkan
Untuk catatan aneuk rohani
Murid pertama Syekh Marhaban
Mengaji di Darussalam pertama kali
Gob nyan pernah mendapat jabatan
Menteri Pertanian di negeri ini
Disusul Syekh Umar adik Marhaban
Ban dua gob nyan aneuk Abu Krueng Kalee
Abu Usman Fauzi di likotnyan
Tempat tinggai gob nyan di Gampong Lueng Ie
Ulama terkenal Abu Adnan
Tinggai di Bakongan wahe ya akhi
Tgk. Hasan di Lamno Jaya
Bapak Mertua Djamaluddin Waly
Jailani Musa di Kluet Utara
Di Meulaboh kota Abdul Hamidi
Di Ujong Baroh Tgk. Abu Bakar
Di Nagan Raya Yahya ‘Umraithi
Abu Kamaruddin tinggai di Teunom
Tgk. Jafar Lailon di Labuhanhaji
Di Cot Keueng Tgk. Muhammad Ismi
Di Alue Bili Tgk. Ismail
Tgk. Muhammad Syam di Aron Tunggai
Tgk. Syam Marpali di Blang Pidie
Tgk. Bahauddin di Simpang Kanan
Tgk. Zamzami Syam di Singkili
Tgk. Basyah Kamal di Long Raya
Di Lamno Jaya Ibrahim Budi
Tgk. Daud Zamzami di Kuta Raja
Di Aceh Raya Muhammad Zamzami
Di Lam Reung Tgk. Zulkifli
Di Pulau Nasi Tgk. Adnan Haitami
Tgk. Gurah di Peukan Bada
Di Lhok Nga Tgk. Raffari
Tgk. Abdullah di Tanoh Mirah
Di Samalanga Tgk. Abdul Aziz
Tgk. Usman Basyah di kota Langsa
Aceh Tenggara Tgk. Jafar Siddiq
Tgk. Syahabuddin di kota Medan
Di Bangkinang Tgk. Aidarus Ghani
Ahmad Dimyati di Palembang
Di Padang Sidempuan Tgk. Nawawi
Haji Djamaluddin di kota Padang
Beserta ngon gob nyan Tgk. Labai Sati
Di Solok Khatib Abu Syamah
Tgk. Ismail di Padang Basi
Di Blang Bladeh Abu Tu Min
Tgk. Ahmad Sabil di Nanggroe Nisam
Tgk. Hanafi di Matang Kuli
Abah Usman di Matang Glumpang Dua
Sebagian besar Ulama di Aceh ini
Punya hubungan dengan Muda Waly
Langsung tak langsung datang mengaji
Tetap ada hubungan rohani

Hubungan rohani tetap abadi
Tidak bisa putus wahai ya akhi
Bapak rohani dengan anak rohani
Akan dipertemukan di akhirat nanti
tulisan ini copi paste dari link : http://www.acehtrend.co/abuya-jamaluddin-waly-sosok-ulama-sastrawan-dan-politisi-handal/

2 komentar:

  1. Pak apakah benar hal yg telah saya lakukan ini. Setiap beberapa hari setelah adus haid saya sering dilanda keraguan, keraguannya itu "apakah airnya telah sampai, misalkan ke kulit, kelamin, dan daerah2 lainnya yg sering membuat ragu". Namun karena saya tidak mau dilanda keraguan terus menerus, saya berusaha untuk selalu berfikir "itu hanya ragu, tinggalkan yg ragu, kalau memang melihat jelas ada air yg tidak sampai, baru mandinyaa tidak sah". Seperti itu. Namun beberapa saat kemudian waswas itu melanda lagi "bagaimana jika benar tidak sampai airnya, sholatnya pun sebulan tidak sah karena mandi ya begitu". Tapi saya berusaha tidak menggubrisnya. Apakah sudah benar pak? Apa jika ragu seperti itu jgn digubris? Karena saya sering ragu dalam thaharoh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. keragu2an yg datang setelah selesai sebuah ibadah tidak ada pengaruhnya, artinya ibadah itu tetap sah. utk memahami ini baca secara lengkap tulisan kami pd link :http://kitab-kuneng.blogspot.co.id/2016/06/hukum-fiqh-apabila-bertentangan-antara.html

      Hapus