Sekarang kita sedang berada pada bulan
Rabiul Awal, bulan yang penuh rahmat dan berkah. Disebut bulan rahmat dan
berkah karena Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin dan pembimbing umat manusia
dilahirkan pada bulan ini. Sebagai ekspresi rasa senang dan gembira, Umat Islam
dunia dan Indonesia sampai hari ini masih memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW ini dengan
berbagai ibadah dan ritual keagamaan. Istilah yang sering digunakan untuk
kegiatan ini adalah peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Salah satu hikmah
memperingati maulid Nabi Muhammad SAW adalah meneguhkan kecintaan kepada Nabi
Muhammad SAW. Sebagai orang mukmin. Kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW
merupakan sebuah keniscayaan, sebagai konsekuensi dari keimanan. Allah
SWT berfirman dalam al-Qur’an :
اَلنَّبِيُّ اَوْلٰى بِالْمُؤْمِنِيْنَ
مِنْ اَنْفُسِهِمْ
Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin
dibandingkan dengan diri mereka sendiri. (Q.S al-Ahzab : 6).
Nabi SAW juga bersabda :
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ
اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ
الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى
الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ
Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan
merasakan manisnya iman, yaitu menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai
dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali
kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka. (H.R.
Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, di bulan Rabiul Awal menjadi
bulan yang sangat baik bagi kita untuk kembali menegaskan bahwa mencintai Nabi
Muhammad SAW merupakan sesuatu yang prinsip dan fundamental. Tentunya, salah
satu jalan kita mewujudkan rasa cinta kepada Nabi SAW dengan mengenal biografi
Nabi Muhammad SAW. Berikut ini sekilas tentang nasab, nama isteri-isteri dan putra-putri Nabi SAW.
Nasab Nabi Muhammad SAW
Nasab Nabi Muhammad SAW sebagaimana dipaparkan
dalam Kitab Nurul Yaqin, karya Khuzari Bek adalah sebagai berikut :
1. Nabi Muhammad SAW anak Abdullah dari isterinya
Aminah binti Wahab al-Zahriyah al-Quraisyiyah.
2. Abdullah anak dari Abdul Muthallib dari
isterinya Fatimah bin ‘Amr al-Makhzumiyah al-Quraisyiyah. Abdul Muthallib ini
merupakan seorang tokoh besar Quraisy yang menjadi rujukan dalam menghadapi
kesulitan-kesulitan dan kepentingan-kepentingan orang-orang Quraisy.
3. Abdul Muthallib anak dari Hasyim dari isterinya
Salma binti Amr al-Najariyah al-Khuzrajiyah.
4. Hasyim anak dari Abdul Manaf dari
isterinya Atikah binti Murrah al-Salamiyah.
5. Abdul Manaf anak dari Qushai dari isterinya
Hayy binti Halil Khuza’iyah. Pada zaman Jahiliyah, dari nenek moyangnya sampai
kepada Qushai dipercaya sebagai orang yang menutupi Ka’bah, memberi makanan dan
minuman orang-orang yang naik haji yang disebut dengan al-rifadah dan nadawah
(tidak sempurna suatu rapat suku kecuali dilakukan dirumahnya) serta Liwa’
(yang menaikan bendera menyatakan perang). Manakala Qushai mendekati ajalnya,
maka beliau mempercayai kedudukannya itu pada salah satu anaknya, yaitu Abdul
Dar, namun rupanya Bani Abdul Manaf enggan membiarkan kedudukan tersebut pada
paman mereka, mereka juga ingin merebutnya sehingga hampir terjadi pertumpahan
darah ketika itu. Kemudian muncullah seorang yang arif dan bijaksana melakukan
perundingan antara dua pihak yang menghasilkan kesepakatan bahwa kepada Bani
Abdul Manaf diberikan hak saqayah (memberikan minuman) dan rifadah dan itu
berlaku sampai kepada Abbas bin Abdul Muthallib, kemudian kepada Bani Abbas
sesudahnya. Adapun penutup Ka’bah (hijabah) tetap diberikan haknya kepada Bani
Abdul Dar sampai sekarang. Sedangkan Liwa’ juga tetap berada pada tangan Bani
Abdul Dar sampai Islam membatalkannya dan menjadikannya sebagai hak dan
wewenang khalifah Islam. Demikian juga hak nadawah.
6. Qushai anak dari Kilab dari isterinya Fatimah
binti Sa’ad dari Yaman dari suku Azdasyu-uniyah.
7. Kilab anak dari Murrah dari isterinya Hindun
binti Sariir dari Bani Fihr bin Malik.
8. Murrah anak dari Ka’ab dari isterinya wahsyiyah
binti Syaiban dari Bani Fihr juga.
9. Ka’ab anak Luai dari isterinya Ummu Ka’ab
Mariyah binti Ka’ab dari suku Qudha’ah
10. Luai anak Ghalib dari isterinya Ummu Luai Salma
binti Amr al-Khuza’i.
11. Ghalib anak dari Fihr dari isterinya Ummu
Ghalib Laila binti Sa’ad dari suku Huzail. Fihr inilah yang dipanggil dengan sebutan
Quraiys. Suku Quraisy ada dua belas qabilah, yaitu Bani Abdul Manaf, Bani Abdul
Dar, Bani Asad bin Abd Uzza bin Qushai, Bani Zahrah bin Kilab, Bani Makhzum bin
Yaqzah bin Murrah, Bani Tiim bin Murrah, Bani ‘Adi Ibnu Ka’ab, Bani Sahm bin
Hashish bin Amr bin Ka’ab, Bani Amir Ibn Luai, Bani Tiim bin Ghalib, Bani
al-Harits bin Fihr dan Bani Muhaarib bin Fihr.
12. Fihr anak dari Malik dari isterinya Jandalah
binti al-Jarb dari suku Jurhum.
13. Malik anak dari al-Nazhr dari isterinya Atikah
binti Adwan dari suku Qiis Ailan
14. Al-Nazhr anak dari Kinanah dari isterinya
Barrah binti Mur binti Idd.
15. Kinanah anak dari Khuzaimah dari isterinya
‘Awanah binti Sa’ad dari suku Qiis Ailan.
16. Khuzaimah anak dari Mudrikah dari isterinya
Salma binti Aslam dari suku Qudha’ah.
17. Mudrikah anak dari Ilyas dari isterinya
al-Khandaf. Khandaf ini seorang wanita perkasa dan mulia yang sering dijadikan
sebagai contoh bagi orang Arab Jahiliyah.
18. Ilyas anak Muzhar dari isterinya al-Rubab binti
Jandah bin Ma’ad
19. Muzhar anak dari Nazaz dari isterinya Saudah
binti ‘Ak
20. Nazaz anak dari Ma’ad dari isterinya Ma’anah
binti Jausyam dari suku Jurhum
21. Ma’ad anak dari Adnan.
Silsilah keturunan Rasulullah SAW sampai
kepada Adnan ini merupakan nasab Rasulullah SAW yang disepakati shahih di sisi
ulama tarikh dan ulama hadits. Adapun silsilah di atasnya, maka tidak ada
riwayat yang shahih tentangnya. Namun telah terjadi ijmak ulama bahwa silsilah
keturunan Rasulullah SAW sampai kepada Nabi Ismail bin Ibrahim ‘alaihimaassalam.
(Nurul Yaqin : 3-5)
Isteri-isteri Nabi SAW
Isteri-isteri Nabi SAW yang disepakati
para ulama berjumlah sebelas orang, enam orang diantaranya berasal dari suku
Quraisy, yaitu Khadijah binti Khuwailid, ‘Aisyah bin Abu Bakar, Hafsah binti
Umar bin Khathab, Ummu Habibah binti Abu Sufyan, Ummu Salamah binti Abu
Umayyah, Saudah binti Zam’ah. Adapun yang bukan suku Quraisy tapi masih bangsa
Arab berjumlah empat orang, yaitu Zainab binti Jahsyi, Maimunah binti
al-Haarits al-Hilaliyah, Zainab binti Khuzaimah dan Juwairiyah binti al-Haarits
al-KHuzaa’iyah. Sedangkan seorang lagi bukan berasal dari bangsa Arab, yaitu
Safiyah binti Hay. beliau ini berasal dari Bani Israil.
(Al-Mawahib al-Laduniyah bi Manhi
al-Muhammadiyah, karya Syihabuddin al-Qisthalaniy: I/490-491)
Putra-putri Nabi Muhammad SAW
Adapun anak Nabi SAW yang disepakati para
ulama berjumlah enam orang, dua anak laki-laki dan empat anak perempuan. Dua
anak laki-laki tersebut bernama al-Qaasim dan Ibrahim. Adapun empat anak
perempuan adalah Zainab, Ruqayyah, Ummi Kaltsum dan Fathimah. Keempat anak
perempuan ini sempat hijrah bersama Nabi SAW. Menurut Ibnu Ishaq, selain yang
enam di atas, Nabi SAW juga mempunyai anak bernama al-Thahir dan al-Thaib. Maka
menurut Ibnu Ishaq, anak Nabi SAW berjumlah delapan orang, empat laki-laki dan
empat perempuan. Al-Zubair bin Baakar mengatakan, Nabi SAW mempunyai anak
selain Ibrahim dan al-Qaasim, yaitu Abdullah. Nama lain dari Abdullah ini
adalah al-Thaib dan al-Thahir. Dengan demikian, menurut pendapat ini, anak Nabi
SAW berjumlah tujuh orang, tiga laki-laki dan empat perempuan. Al-Darulquthniy
mengatakan, pendapat ini lebih kuat sandarannya. Kemudian al-Qisthalaniy
mengatakan, yang lebih shahih bahwa anak Nabi SAW, tiga laki-laki dan empat
perempuan, semuanya merupakan anak dari isteri beliau Khadijah r.a. kecuali
Ibrahim. (Al-Mawahib al-Laduniyah bi Manhi al-Muhammadiyah, karya Syihabuddin al-Qisthalaniy:
I/478-479)
Apakah Habib/Sayyid dan Syarifah Merupakan
Keturunan Nasab Nabi SAW?
Fathimah
r.a. mempunyai anak dari perkawinannya dengan Ali bin Abi Thalib lima orang,
tiga laki-laki dan dua perempuan. Laki-laki bernama Hasan, Husein dan Muhsin.
Namun Muhsin wafat ketika usianya masih kecil. Sedangkan dua anak perempuan
beliau bernama Ummi Kaltsum dan Zainab. (Al-Mawahib al-Laduniyah bi Manhi
al-Muhammadiyah, karya Syihabuddin al-Qisthalaniy: I/478-479). Karena mempunyai sejarah khusus dan
istimewa, Hasan dan Husein lebih populer dan sering disebut dalam sejarah dan
sepertinya dikalangan umat Islam nyaris tidak ada yg tidak mengenalnya.
Kemudian anak dan cucu-cucu dari Hasan dan Husein inilah oleh masyarakat Asia
Tenggara dan Indonesia pada umumnya menisbah panggilan kepada mereka dengan
label Habib atau Sayyid untuk yang laki-laki dan Syarifah untuk yang perempuan,
yang diyakini sebagai keturunan nasab Nabi SAW. Pertanyaannya, apakah sah
nisbah tersebut, mengingat Hasan r.a. dan Husein r.a. bukan keturunan Nabi SAW
dari jalur laki-laki?.
Jawabannya,
tidak diragukan lagi bahwa Hasan dan Husein merupaka cucu Rasulullah SAW dari
anak perempuan beliau, Fathimah r.a. Adapun penisbatan kedua beliau ini dalam
garis nasab Rasulullah SAW tidak sebagaimana lazimnya umat manusia lainnya merupakan
hak istimewa dan kekhususan Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bersabda :
إنَّ ابْنِي
هَذَا سَيِّدٌ
Sesungguhnya anakku ini adalah
pemimpin (H.R. Bukhari)
Ibnu Hajar
al-Asqalaniy mengatakan, maksudnya adalah al-Hasan bin ‘Ali (al-Talkhis
al-Habiir: III/303). Dalam hadits ini, Rasulullah SAW menyebut Hasan r.a.
sebagai anak. Ini mengisyaratkan bahwa Hasan r.a. merupakan garis keturunan
nasab beliau. Pemahaman ini didukung lagi oleh sabda Rasulullah SAW :
كل بني آدم
ينتمون إلى عصبة أبيهم إلا ولد فاطمة؛ فإني أنا أبوهم وأنا عصبتهم
Setiap anak Adam bersambung kepada
pewaris ‘ashabah ayahnya kecuali anak Fathimah, sesungguhnya aku ini adalah
bapak dan pewaris ‘ashabah mereka (H.R. al-Thabraniy)
Kandungan hadits
ini juga datang dalam beberapa jalur yang berbeda. Karenanya, sebagian jalurnya
menguatkan jalur yang lain. Selain itu, hadits ini juga didukung (syawahid)
hadits riwayat al-Thabaraniy secara marfu’:
أن الله جعل
ذرية كل نبي في صلبه وإن الله جعل ذريتي في صلب علي
Sesungguhnya Allah telah menjadikan keturunan
setiap nabi dalam sulbinya dan sesunggugnya Allah telah menjadikan keturunanku
dalam sulbi ‘Ali. (H.R. al-Thabraniy)
(Kasyf al-Khufaa: II/141)
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa Habib/Sayyid dan Syarifah merupakan cucu-cucu nasab
Rasulullah SAW melalui dua putra Fathimah binti Rasulullah SAW, yaitu Hasan
r.a. dan Husein r.a,
Wallahu a’lam bisshawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar