Jumat, 04 Maret 2011

Ghayatul Wushul (terjemahan & penjelasannya), Khutbah, hal. 3

( وَالصَّلاَةُ ) وهى من الله رحمة ومن الملائكة استغفار ومن الآدمى تضرع ودعاء ( وَالسَّلاَمُ ) بمعنى التسليم ( عَلَىْ مُحَمَّدٍ ) نبينا ومحمد علم منقول من اسم مفعول المضعف تسمى به نبينا بإلهام من الله تعالى تفاؤلا بأنه يكثر حمد الخلق له لكثرة صفاته الجميلة ( وَآلِهِ ) هم مؤمنو بنى هاشم وبنى المطلب ( وَصَحْبِه ) هو عند سيبويه اسم جمع لصحابة بمعنى الصحابى وهو كما سيأتى من اجتمع مؤمنا بنبينا صلى الله عليه وسلم وعطف الصحب على الآل الشامل لبعضهم لتشمل الصلاة والسلام باقيهم وجملتا الحمد والصلاة والسلام على من ذكر خبريتان لفظا انشائيتان معنى اذ القصد بالأولى الثناء على الله بأنه مالك لجميع الحمد من الخلق وبالثانية إيجاد الصلاة والسلام لا الإعلام بذلك وان كان هو القصد بهما فى الأصل ( الْفَائِزِيْنَ ) أى الناجين والظافرين ( مِنَ اللهِ ) متعلق بقولى ( بِالْقَبُوْلِْ ) قدم عليه هنا وفيما يأتى رعاية للسجع ويجوز تعلقه بما قبله

(al-shalah ) dari Allah adalah rahmat, dari malaikat adalah minta pengampunan dan dari anak Adam adalah merendahkan diri dan do’a. (dan al-salaam) dengan makna memberikan kesejahteraan (atas Muhammad) Nabi kita. Muhammad isim ‘alam yang berasal dari isim maf’ul yang berganda ‘ain fi’il-nya. Dinamakan Nabi kita dengan nama Muhammaad adalah merupakan ilham dari Allah karena tafa’ul (1) supaya banyak pujian makhluk atasnya karena banyak sifat-sifat yang baik (dan atas keluarganya) mereka adalah orang-orang yang beriman dari keturunan Hasyim dan keturunan al-Muthallib. (serta atas sahabat-sahabatnya) Perkataan shahb menurut Sibawaihi adalah isim jamak (2) bagi shahabah dengan makna al-shahabi (sahabat). Sahabat sebagaimana nantinya adalah orang-orang beriman yang pernah berkumpul (bertemu) dengan Nabi kita SAW. ‘Athaf perkataan “shahb atas “al-ali” dimana “al-ali” (keluarga) termasuk dalam sebagian sahabat supaya mencakup rahmat dan kesejahteraan atas sisanya (keluarga Nabi yang bukan sahabat). Perkataan al-shalah dan al-salam atas orang-orang yang telah disebutkan merupakan khabar pada lafazh dan insya-i pada makna.(3) Karena yang diqashadkan pada masalah pertama adalah sanjungan atas Allah dengan mengatakan bahwa Allah yang memiliki semua pujian dari makhluk dan qashad pada masalah kedua adalah menjadikan al-shalah (rahmat ) dan al-salam (kesejahteraan), bukan memberitahukannya, meskipun memberitahukannya merupakan qashad perkataan al-hamd dan al-salam pada asalnya. (al-faiziin) yaitu yang sukses dan mendapat kemenangan (dengan ada penerimaan dari Allah) Perkataan “minallah” dihubungkan kepada perkataan “bilqabul”. Didahulukan perkataan “minallah” di sini dan yang akan datang guna memelihara sajak. Boleh juga dihubungkan kepada sebelumnya.
Penjelasan
(1). Tafa’ul adalah harapan akan datang kebaikan atau rahmat yang disebabkan oleh perbuatan tertentu.Akar kata tafa-ul adalah fa’l. Menurut Kamus Mahmud Yunus, makna fa’l adalah tanda akan baik. Sedangkan tafa-ul adalah menenungi tanda akan baik, optimis.1 Dalam Qamus Idris Marbawy Fa’l berarti sempena. Sedangkan Tafa-ul diartikan mengambil sempena atau lawan tasya-um (menganggap sial)2 . Sempena (bahasa melayu) artinya tanda baik. Dalam Kamus Mukhtar al-Shihah, fa’l : Seseorang yang sakit mendengar orang lain berkata : “Hai salim (yang selamat) atau seseorang yang membutuhkan sesuatu, mendengar orang lain berkata : “ Hai wajid (mendapatkan sesuatu).3 Lalu orang sakit atau yang membutuhkan sesuatu itu terbersit dalam hatinya mengharapkan kesembuhan atau mendapatkan harapannya, sebagaimana penjelasan Imam An-Nawawi dalam Syarah Muslim.4 Contoh tafa’ul adalah memalingkan rida’ (kain selendang) oleh khatib pada saat khutbah shalat minta hujan dengan harapan berobah keadaan.5
(2). Isim jamak adalah isim yang menunjukkan kepada sekumpulan satuan yang tidak dapat di’athaf-kan dengan i’tibar bilangannya,6 seperti perkataan “al-Qaum”. Pengertian perkataan ini tidak dapat disamakan dengan “qaum wa qaum wa qaum” dan seterusnya. Berbeda halnya dengan “muslimuun”, maka maknanya adalah muslim wa muslim wa muslim atau “rijal”, maka maknanya rajul wa rajul wa rajul. Perkataan muslimuun dan rijal adalah jamak, bukan isim jamak. Perkataan “shahb” di atas disebut isim jamak, karena perkataan “shahb” menunjukkan kepada sekumpulan sahabat dan ia tidak dapat disamakan dengan “shahb wa shahb wa shahb”.
(3). Khabar atau berita adalah sebuah kalam dimana maknanya ditinjau dari aspek diri kalam itu, maka ia berkemungkinan benar dan dusta,7 seperti dikatakan “Muhammad adalah rasul”. Kalam ini meskipun faktanya benar, tetapi maknanya ada kemungkinan benar dan dusta ditinjau dari aspek diri kalam. Sedangkan insya-i adalah sebaliknya, yaitu maknanya tidak ada kemungkinan benar dan dusta,8 seperti perintah, larangan, harapan, lafazh akad dan lain-lain. Kalam pujian dan rahmat serta kesejahteraan di atas pada asalnya adalah khabar, tetapi di sini bermakna insya-i karena ia bermakna menjadikan sanjungan kepada Allah dan mendo’akan rahmat dan kesejahteraan bagi orang-orang yang telah disebutkan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Hidakarya, Jakarta, Hal. 306
2. Idris Marbawy, Qamus Idris Marbawy, Bangkul Indah, Surabaya, Juz.I I, Hal. 75
3. Ar-Razy, Mukhtar al-Shihah, Darul Fikri, Beirut, Hal. 447
4. An-Nawawi, Syarah Muslim, Dar Ihya al-Turatsi al-Araby, Beirut, Juz. XIV, Hal. 219
5. Al-Bakri al-Damyathi, I’anah al-Thalibin, Thaha Putra, Semarang, Juz. I, Hal. 264
6. Muhammad al-Ahdal, al-Kawakib al-Duriyah, Maktabah Muhammad bin Ahmad bin Nabhany wa Auladuhu, Surabaya, Juz. I, Hal. 17
7. Zakariya al-Anshary, Ghayatul Wushul, Usaha Keluarga, Semarang, Hal. 94
8. Zakariya al-Anshary, Ghayatul Wushul, Usaha Keluarga, Semarang, Hal. 94

4 komentar:

  1. apakah terjemahan kitab ghoyatul wushul belum lengkap

    BalasHapus
    Balasan
    1. terjemahan ini hanya beberapa halaman saja. kami belum punya kesempatan utk menterjemahnya secara lengkap. maaf

      Hapus
    2. Asalamualaikum sdikit mau ikut berkomentar kalau saya lihat sekarang ini ahlinilmu begitu banyak dan ahli tafsir begitu banyak dan ahli peneliti agama begitu banayak yg jelas asbab jamaah tabliq gerak ke seluruh alam tlah banyak berbondong bondong umat seluruh alam mendapat hidayah dan mengamalkan sunah dari pada kita hanya terlalu banyak penkajian dan penelitian yg belum kelihatan hasil untuk perubahan kepada umat untuk menghidupkan sunah lebih baik kita gerak saja ke seluruh alam untuk mempromosikan kepada umat seluruh alam tentg pntingnya iman dan amal solah.

      Hapus
  2. Gure bolehkah saya melanjutkan terjemahan kitab ini..

    BalasHapus