Rabu, 21 Desember 2022

Khidhir apakah seorang nabi dan masih hidup?

 

Menurut penjelasan Ibnu Qutaibah dalam kitab al-Ma’arif, Khidhir mempunyai nama lengkap Balya bin Mulkaan bin Faaligh bin ‘Amir bin Syaalikh bin Arfakhsyadz bin Saam bin Nuh a.s.[1].


Status Khidhir antara nabi, rasul ataupun hanya seorang wali Allah

Para ulama berbeda pendapat tentang status Khidhir, apakah beliau seorang nabi atau sekaligus berstatus sebagai Rasul atau hanya seorang wali Allah. Bahkan ada yang berpendapat bahwa beliau ini adalah seorang malaikat.[2] Namun Ibnu al-Shalah menegaskan beliau ini adalah seorang nabi, meskipun terjadi perbedaan pendapat terhadap kerasulan beliau. Ini terlihat dalam Fatwa Ibnu Shalat :

وَهُوَ صلى الله عَلَيْهِ وَسلم وعَلى نَبينَا والنبيين وآلهم وَسلم نَبِي وَاخْتلفُوا فِي كَونه مُرْسلا

Al-Khidhir-semoga Allah memberi rahmat dan kesejahteraan kepada beliau dan Nabi kita serta semua Nabi dan keluarga mereka- adalah seorang nabi. Para ulama berbeda pendapat terhadap kerasulan beliau.[3]

 

Pendapat kenabian Khidhir juga diikuti oleh ulama-ulama yang hidup setelah Ibnu Shalah seperti Ibnu Hajar al-Haitamiy[4] dan al-Ramli.[5] Salah satu dalil yang dikemukan oleh kelompok ini adalah firman Allah Ta’ala menghikayah perkataan al-Khidhir, berbunyi :

وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي

Apa yang aku perbuat bukanlah menurut kemauanku (Q.S. al-Kahfi : 82)

 

Apakah Nabi Khidhir masih hidup?

Terkait apakah Khidhir a.s. masih hidup sampai sekarang atau tidak. Para ulama juga masih terjadi perbedaan pendapat dalam menjelaskannya. Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan :

قَالُوا: وَكَانَ يُكَنَّى أَبَا الْعَبَّاسِ، ‌وَيُلَقَّبُ ‌بِالْخَضِرِ، وَكَانَ مِنْ أَبْنَاءِ الْمُلُوكِ، ذَكَرَهُ النَّوَوِيُّ فِي تَهْذِيبِ الْأَسْمَاءِ، وَحَكَى هُوَ وَغَيْرُهُ فِي كَوْنِهِ بَاقِيًا إِلَى الْآنِ ثُمَّ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ قَوْلَيْنِ، وَمَالَ هُوَ وَابْنُ الصَّلَاحِ إِلَى بَقَائِهِ، وَذَكَرُوا فِي ذَلِكَ حِكَايَاتٍ وَآثَارًا عَنِ السَّلَفِ وَغَيْرِهِمْ وَجَاءَ ذِكْرُهُ فِي بَعْضِ الْأَحَادِيثِ. وَلَا يَصِحُّ شَيْءٌ مِنْ ذَلِكَ، وَأَشْهَرُهَا أَحَادِيثُ التَّعْزِيَةِ وَإِسْنَادُهُ ضَعِيفٌ

Para ulama mengatakan, Khidhir mempunyai kuniyah Abu Abbas dengan laqab al-Khidhir. Beliau termasuk keturunan para raja. Imam al-Nawawi telah menyebutnya dalam Kitab Tahzib al-Asmaa. Al-Nawawi dan ulama selainnya menyebut terdapat dua pendapat apakah Khidhir masih hidup sekarang dan sampai hari kiamat atau tidak. Al-Nawawi dan Ibnu Shalah cenderung kepada pendapat Khidhir masih hidup. Mereka ini menyampaikan cerita-cerita dan atsar dari ulama salaf dan lainnya. Telah datang pada sebagian hadits terkait tentang masih hidup Khidhir, namun tidak ada yang shahih. Yang paling terkenal adalah hadits-hadits takziah, namun isnadnya dhaif.[6]

 

Sebagaimana terlihat dalam kutipan di atas, Ibnu Katsir menyebutkan bahwa Ibnu al-Shalah dan al-Nawawi cenderung kepada pendapat yang mengatakan, bahwa Nabi Khidhir a.s. sampai sekarang masih hidup. Bahkan Ibnu al-Shalah dalam Fatawa beliau menyebut pendapat yang menyatakan Nabi Khidhir sudah mati sebagai pendapat syaz (ganjil).[7] Pendapat ini kemudian juga diikuti oleh Ibnu Hajar al-Haitamiy. Dalam al-Fatawa al-Haditsiyah ketika ditanya apakah Nabi Khidhir dan Ilyas masih hidup?, Beliau menegaskan :

الْمُعْتَمد حياتهما ونبوتهما، وأنهما خصا بذلك فِي الأَرْض كَمَا خص إِدْرِيس وَعِيسَى صلى الله عَلَيْهِمَا وَسلم ببقائهما حيين فِي السَّمَاء.

Pendapat yang menjadi pegangan adalah keduanya masih hidup dan merupakan seorang nabi. Dikhususkan hal tersebut pada keduanya di bumi sebagaimana dikhususkan Idris a.s. dan Isa a.s. abadi sampai sekarang di langit.[8]

 

Senada dengan al-Haitamiy, Imam al-Ramli juga berpendapat yang sama. Beliau mengatakan :

وَالصَّحِيحُ أَيْضًا أَنَّهُ حَيٌّ فَقَدْ قَالَ ابْنُ الصَّلَاحِ جُمْهُورُ الْعُلَمَاءِ وَالصَّالِحِينَ عَلَى أَنَّهُ حَيٌّ وَالْعَامَّةُ مَعَهُمْ فِي ذَلِكَ

Yang menjadi pendapat shahih adalah Nabi Khidhir masih hidup. Sesungguhnya Ibnu al-Shalah, Jumhur ulama dan orang-orang shalih berpendapat masih hidup. Awam ummat sepakat dengan mereka tentang ini.[9]

 

Menurut al-Nawawi pendapat ini merupakan pendapat kebanyakan para ulama dan yang disepakati dikalangan para shufi serta orang-orang shaleh. Mereka menceritakan riwayat-riwayat bertemu dengan Nabi Khidhir dan menerima ilmu dari beliau serta terjadi tanya jawab. Juga keberadaan beliau pada tempat-tempat yang mulia sangat banyak dan tidak terhingga.[10]

Sebagian ahli hadits, menolak pendapat ini dengan argumentasi antara lain firman Allah Ta’ala berbunyi :

وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ

Dan kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia sebelum kamu. (Q.S. al-Anbiya : 34)[11]

 

Namun pendalilian dengan ayat ini dibantah, karena yang dimaksud dengan “al-Khuld” adalah dijadikan abadi. Sedangkan Khidhir tidak abadi. Karena Khidhir dan lainnya semuanya mati pada saat tiupan sangkakala sebelum kiamat.[12] Diantara ahli hadits yang menolak anggapan Nabi Khidhir masih hidup adalah Imam al-Bukhari[13]

 

Wallahua’lam bisshawab

 

 

 

 



[1] Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah Syamilah, Juz. V, Hal. 187

[2] Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah Syamilah, Juz. V, Hal. 187

[3] Ibnu Shalah, Fatawa Ibnu Shalah, Maktabah al-Ulum wal Hukm, Beirut, Juz. I, hal. 185

[4] Ibnu Hajar al-Haitamiy, al-Fatawa al-Haditsiyah, Maktabah Syamilah, Hal 128

[5] Imam al-Ramli, Fatawa al-Ramli, Maktabah Syamilah, Juz. IV, Hal. 222

[6] Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah Syamilah, Juz. V, Hal. 187

[7] Ibnu Shalah, Fatawa Ibnu Shalah, Maktabah al-Ulum wal Hukm, Beirut, Juz. I, hal. 185-186

[8] Ibnu Hajar al-Haitamiy, al-Fatawa al-Haditsiyah, Maktabah Syamilah, Hal 128

[9] Imam al-Ramli, Fatawa al-Ramli, Maktabah Syamilah, Juz. IV, Hal. 222

[10] Imam al-Ramli, Fatawa al-Ramli, Maktabah Syamilah, Juz. IV, Hal. 223

[11] Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah Syamilah, Juz. V, Hal. 187

[12] Isma’il Haqqi, Tafsir Ruh al-Bayan, Maktabah Syamilah, Juz. V, Hal. 269

[13] Isma’il Haqqi, Tafsir Ruh al-Bayan, Maktabah Syamilah, Juz. V, Hal. 269

Tidak ada komentar:

Posting Komentar