Selasa, 22 Februari 2022

Waktu-waktu fadhilah bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW

 Sebagaimana dimaklumi disyariatkan kepada kita  bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW dimana saja dan kapan saja sesuai firman Allah Ta’ala berbunyi :

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya."(QS. Al-Ahzab : 56)


Namun demikian ada beberapa waktu lebih diutamakan bershalawat. Berikut ini waktu-waktu fadhilah bershalawat kepada Nabi SAW yang disebut oleh Ibnu Hajar al-Haitamiy dalam kitab beliau, al-Dar al-Mandhud fi al-Shalah wa al-Salam ‘ala Shahib al-Maqam al-Mahmud.[1] Sesuai dengan penjelasan beliau, dalil-dalilnya ada yang shahih, hasan dan dha’if. Dikemukakan hadits dha’if di sini karena hadits dha’if sesuai dengan pendapat jumhur ulama dibolehkan pengamalannya pada bab fadhailul amal.

Adapun waktu-waktu lebih diutamakan bershalawat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

1.    Setelah selesai wudhu’, mandi dan tayammum

2.    Dalam shalat yang ada dibaca ayat yang disebut nama Nabi Muhammad SAW. Dianjurkan bagi yang membaca dan mendengarnya sebagaimana pendapat yang dikutip pengarang al-Anwar dari al-‘Ijliy dan beliau mentarjihkannya. Namun menurut al-Nawawi tidak dianjurkan. (perlu ditambah lagi beberapa catatan). Juga dalam shalat, disunnahkan membaca shalawat kepada Nabi SAW pada tasyahud awal dan pada akhir qunut witir karena warid demikian. Adapun qunut shubuh diqiyaskan kepada witir.

3.    Setelah melaksanakan shalat

4.    Setelah iqamah dan azan

5.    Ketika bangun tidur untuk shalat malam

6.    Setelah selesai dari tahajjud

7.    Ketika melewati masjid, masuk dan keluar masjid

8.    Pada hari dan malam Jum’at

9.    Dalam khutbah seperti khutbah Jum’at, khutbah hari raya, khutbah gerhana dan khutbah shalat minta hujan. Shalawat dalam khutbah merupakan rukun menurut mazhab Syafi’i.

10.Disela-sela takbir shalat hari raya

11.Dalam shalat jenazah. Disyariatkan setelah takbir kedua. Pendapat yang masyhur dari Syafi’i dan Ahmad merupakan rukun shalat jenazah

12.Setelah membaca talbiyah, ketika melaksana sa’i antara shafa dan marwah, ketika mengusap batu hajar aswad dan ketika thawaf pada waktu melaksanakan haji

13.Ketika ziarah kubur Nabi SAW. Imam-imam kita mengatakan disunnahkan juga memperbanyak  shalawat pada jalan bagi orang yang berniat berpergian kepada Nabi SAW. Demikian juga pada saat melihat peninggalan-peninggalan Nabi SAW, lebih-lebih lagi saat melihat rumah tempat tinggal beliau SAW.

14.Ketika menyembelih

15.Ketika melakukan akad jual beli

16.Ketika menulis wasiat

17.Dalam khutbah pernikahan

18.Pada awal dan akhir siang hari, ketika mau tidur dan bagi orang yang sedkit tidurnya

19.Ketika mau melakukan perjalanan

20.Ketika mau naik kenderaan

21.Ketika mau masuk pasar, menghadiri dakwah dan seumpamanya

22.Ketika masuk tempat tinggal, mengalami kefakiran atau membutuhkan kebutuhan  ataupun  kuatir terjadi hal tersebut

23.Dalam surat-surat yakni setelah basmalah

24.Ketika kesusahan, kegentingan dan menimpa tha’un

25.Ketika kuatir tenggelam

26.Pada awal, pertengahan dan akhir do’a

27.Ketika berkumandang azan

28.Ketika kebas kaki

29.Ketika haus

30.Ketika teringat yang terlupakan atau kuatir lupa

31.Ketika terkagum melihat sesuatu

32.Ketika makan sayur lobak

33.Ketika meringkik keledai

34.Ketika terlanjur melakukan dosa

35.Ketika datang hajat

36.Pada setiap keadaan

37.Ketika menjadi tertuduh, padahal tidak berbuat apa yang dituduh

38.Ketika bertemu kawan

39.Ketika tersesat dari kelompok setelah sempat bersama-sama dengan kelompoknya, ketika berdiri dari majelis dan pada setiap tempat berkumpul untuk berzikir kepada Allah Ta’ala

40.Ketika khatam al-Qur’an

41.Dalam do’a untuk dapat menghafal al-Quran

42.Ketika memulai setiap kalam

43.Ketika menyebut nama Nabi SAW

44.Pada ketika menyebar ilmu, nasehat dan membaca hadits, baik pada awal ataupun pada ujungnya

45.Ketika melakukan ifta’ hukum

46.Ketika menulis nama Nabi SAW

 

 

 



[1] Ibnu Hajar al-Haitamiy, al-Dar al-Mandhud fi al-Shalah wa al-Salam ‘ala Shahib al-Maqam al-Mahmud, Darul Minhaj, Hal. 200-258

Tidak ada komentar:

Posting Komentar