Kamis, 08 November 2012

MUNASABAH AL-QUR’AN (materi mata kuliah Pengantar Ilmu al-Qur'an di STAI Tapaktuan (pertemuan V II)


Salah satu cabang Ulumul Quran adalah apa yang dinamakan dengan Ilmu Munasabatul Quran. Ilmu munasabah ialah suatu kajian ulumul quran yang membahas korelasi-korelasi yang terdapat dalam Alquran sehingga dapat menjadikan hikmah tersendiri bagi orang yang mempelajarinya.

A. Pengertian Munasabah dan pembagiannya
Menurut al-Suyuthi kata munâsabah menurut bahasa adalah mendekati (muqârabah). Adapun apabila dihubungkan kepada munasabah pada ayat-ayat atau surat dalam al-Qur’an, maka munasabah dapat bermakna mengaitkan antara ayat-ayat, yang terkaid dengan sebab lafazh  umum dan khusus, aqli, hissi (kasat mata) dan khayali  atau hubungan antar ayat yang terkait dengan sebab akibat, ‘illat dan ma’lul, kemiripan ayat, pertentangan (ta’arudh) dan sebagainya. Lebih lanjut dia mengatakan, bahwa kegunaan ilmu ini adalah menjadikan bagian-bagian kalam saling berkait sehingga penyusunannya menjadi seperti bangunan yang kokoh yang bagian-bagiannya tersusun harmonis.[1]
Manna’ al-Qattan dalam kitabnya Mabahits fi Ulum al-Qur’an[2] menyebutkan pengertian munasabah dalam ulumul qur’an adalah mengubungkan satu rangkaian kalam dengan kalam lainnya dalam satu ayat atau satu ayat dengan ayat lainnya ataupun antara satu surat dengan surat lainnya. Selanjut beliau merincikan beberapa munasabah al-Qur’an antara lain :
1.    munasabah antara ayat-ayat al-Qur’an
2.    Munasabah antara surat-surat dalam al-Qur’an
3.    Munasabah pembuka dan penutup surat.

B. Contoh-Contoh Munasabah
Diantara contoh munasabah al-Qur’an yang disebut Manna’ al-Qattan dalam kitabnya Mabahits fi Ulum al-Qur’an adalah :
a.    Munasabah antara ayat dengan ayat lain, seperti firman Allah
أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ (17) وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ (18) وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ (19) وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ (20) 
Artinya : Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan ? (Q.S. al-Ghasyiah : 17-20)

Dimana unta merupakan ciptaan yang dekat dengan kehidupan manusia. Disaat dimana unta memerlukan makanan berupa rumput, maka manusia menengadah kelangit berharap turunnya hujan yang dengannya tumbuh rumput-rumput, sementara itu, bumi dan gunung merupakan tempat menetap beristirahat dan mencari rezeki. Karena itu manakala mereka mendengar ayat-ayat di atas, maka akan menimbulkan kesan yang sangat mendalam bagi siapa yang mau merenunginya.

b.    Munasabah antara surat dengan surat lainnya, seperti firman Allah berbunyi :
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ (1) إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (2) فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3) الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (4)
Artinya : Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (Q.S. Quraisy : 1-4)

Surat Quraisy  di atas disebut setelah Surat al-Fiil, yakni berbunyi :
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ (1) أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ (2) وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ (3) تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ (4) فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ (5)
Artinya : Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia? dan Dia mengirimkan kapada mereka burung Ababil, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).(Q.S. al-Fill : 1-5)

Surat Quraisy di atas`mengandung perintah menyembah Allah yang telah memberi makanan kepada kaum Quraisy untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. Maksud ayat surat ini relevan dengan surat sebelumnya, yakni Surat al-Fiil, yang mengandung makna bahwa Allah telah menghancurkan pasukan Gajah yang ingin memerangi kaum Quraisy dengan menghancurkan Ka’bah. Artinya sebagai konsekwensi perlindungan Allah terhadap kaum Quraisy, maka mereka harus beriman kepada-Nya.

c.    Munasabah pembuka dan penutup surat, seperti firman Allah sebagai pembuka Surat al-Hadid berbunyi :
سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Artinya : Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(Q.S. al-Hadid : 1)

Ayat pembuka surat al-Hadid ini yang mengandung penjelasan semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah tentunya sangat bersesuaian dengan penutup surat sebelumnya, yaitu Surat al-Waqi’ah, ayat 96, yang mengandung arti perintah tasbih, yakni berbunyi :
فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ
Artinya : Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha Besar. (Q.S. al-Waqi’ah : 96)


Dosen : Tgk Alizar Usman






[1] Al-Suyuthi, al-Itqan fi Ulum al-Qur’an, al-Haramain, Singapura, Juz. II, Hal. 108
[2] Mana’ Al-Qaththan, Mabahits fi Ulum al-Qur’an, Maktabah Wahbah, Kairo, Hal. 93-94

4 komentar:

  1. izin copas y ustadz, syukrn 'ala 'ilmik

    BalasHapus
    Balasan
    1. ass,, ustad,boleh minta contoh untuk munasabah lain? kan munasabah itu ada 8,ya?

      Hapus
  2. minta munasabah surat aljum'ah dengan surat sebelumnya tadz,,,?

    BalasHapus