Kitab al-Minhaj merupakan
sebuah kitab fiqh yang sangat penting dan dianggap mu’tamad dalam Mazhab
Syafi’i. Dengan mempelajari kitab ini, kita dengan mudah akan mengetahui mana
yang merupakan pendapat Syafi’i dan mana yang merupakan pendapat para
pengikutnya yang didasarkan kepada ushul Syafi’i dan juga dengan gamblang
diketahui perbedaan pendapat, baik antara qaul Syafi’i sendiri maupun perbedaan
pendapat dikalangan para pengikutnya dan sekaligus mengetahui pendapat mana
yang rajih di antara pendapat-pendapat yang ada, sehinggga tidak heran jika
kitab ini mendapat perhatian besar dikalangan ulama-ulama Syafi’iyah
mutaakhirin. Karena kebesaran kitab al-Minhaj ini, maka banyak para ulama
Syafi’iyah setelah beliau yang mensyarah, meringkasnya dan bahkan membuatnya
dalam bentuk nadham sebagaimana terlihat dalam uraian sebelumnya. Mempunyai kedudukan
yang utama dalam Mazhab Syafi’i, tidak lain adalah karena pengarang kitab ini sendiri
mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam fatwa. Imam al-Nawawi, pengarang
kitab ini dalam Mazhab Syafi’i merupakan seorang mujtahid tarjih yang fatwanya
menjadi acuan dalam pengamalan, bahkan apabila bertentangan tarjihnya dengan
ulama Syafi’iyah lainnya, maka pendapat al-Nawawi-lah yang harus diamalkan dan
dianggap sebagai mazhab. Ibnu Hajar dan Ibnu ‘Alan mengatakan, diantara
kitab-kitab al-Nawawi, kitab Minhaj al-Thalibin merupakan rujukan fatwa dalam
mazhab Syafi’i setelah kitab Majmu’ Syarah al-Muhazzab, al-Tahqiq, al-Tanqih
dan al-Raudhah.[1] Kelebihan beliau dalam ilmu pengetahuan agama
juga diikuti oleh kelebihan dalam pengamalan dan ketaqwaan. Hal ini terbukti
dengan terjadinya beberapa kelebihan dalam bentuk karamah, antara lain
sebagaimana yang diceritakan oleh Ibnu al-Naqib bahwa telunjuk jari beliau
bersinar ketika padam lampu yang menyinari beliau saat beliau mengarang kitab.[2]
Riwayat hidup pengarang Minhaj al-Thalibin,
Imam al-Nawawi
Al-Imam
al-Allamah Abu Zakaria Muhyuddin bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi atau lebih
dikenal sebagai Imam Nawawi, adalah salah seorang ulama besar mazhab Syafi'i. Beliau
lahir di Desa Nawa, dekat kota Damaskus, pada tahun 631 H (1233 M) dan wafat
pada tahun 676 H (1277 M) Kedua tempat tersebut kemudian menjadi nisbat nama
beliau, an-Nawawi ad-Dimasyqi. Ia adalah seorang pemikir muslim di bidang fiqih
dan hadits. Al-Nawawi seorang pakar hadits, fiqh, teologi, tafsir,
sejarah, bahasa dan lain-lain. Dalam bidang fiqh, beliau mengikuti Mazhab
Syafi’i dan dalam bidang teologi bermazhab al-Asy’ari.
Imam Nawawi
merupakan seorang ulama yang sangat produktif dalam bidang tulis menulis.
Kitab-kitab karya beliau antara lain :
- Syarh Shahih Muslim (penjelasan kitab Shahih Muslim)
- Riyadhus Shalihin (kumpulan hadits mengenai etika, sikap
dan tingkah laku )
- Syarh Shahih al-Bukhari
- Al-Azkar (kitab mengenai zikir dan do’a)
- Al-Arba’in al-Nawawiyah (kumpulan hadits shahih)
- Al-Irsyad fii ‘Ulum al-hadits
- al-Taqrib wal-Taisir
- Raudhah al-Thalibin
- Majmu’ Syarah al-Muhazzab
- Minhaj al-Thalibin
- Tahrir Alfazh al-Tanbih
- Al-Tahqiq
- Syarh al-Wasith
- Al-Idhah fil-Manasik
- al-Fatawa
- Bustan al-Arifin[3]
Sanad kitab
Minhaj al-Thalibin
Dalam mengarang al-Minhaj ini,
Imam al-Nawawi mengambil ilmu dan tarjih dari gurunya, Imam ‘Alamah al-Kamal
Salaar dari ‘Alamah Badr al-Din pengarang al-Syamil al-Shaghir. Beliau
mengambil dari Syekh Islam Abd al-Ghafar al-Quzwainy pengarang al-Hawy
al-Shaghir, beliau mengambil dari Abu al-Qasim al-Quzwainy al-Rafi’i dari Syekh
Badruddin Muhammad bin al-Fadhal dari Imam ‘Izzuddin Muhammad bin Yahya. Beliau
mengambil dari Hujjatul Islam Imam al-Ghazali dari Imam al-Haramain Abu
al-Ma’aaly abd al-Mulk bin Muhammad al-Juwainy dari ayahnya Syekh Islam
Muhammad al-Juwainy dari Abu Bakar al-Qufal al-Maruzy dari Abu Zaid al-Maruzy
dari ‘Alamah Ibnu Suraij dari Zainuddin Abu Sa’id al-Anmaathy. Beliau mengambil
dari Isma’il bin Yahya al-Muzny, beliau mengambil dari Imam Mazhab Sulthan
Ulama Muhammad Idris al-Syafi’i.[4]
Adapun matan al-Minhaj
merupakan ringkasan dari al-Muharrar karya al-Rafi’i yang beliau ringkas dari
kitab al-Wajiz karya al-Ghazali. Al-Ghazali sendiri meringkasnya dari karya
beliau sendiri yang bernama al-Wasith yang diringkas dari al-Basith yang juga
karya beliau. Al-Ghazali meringkaskan Kitab al-Basith ini dari kitab al-Nihayah
karya Imam al-Haramain. Kitab al-Nihayah merupakan syarah Mukhtashar al-Muzny,
sedangkan Mukhtashar al-Muzny diringkas dari al-Um. Pendapat lain mengatakan
kitab al-Nihayah merupakan ringksan dari empat kitab, yaitu al-Um, al-Imla’,
al-Buwaithi dan Mukhtashar al-Muzny.[5]
Syarah kitab Minhaj al-Thalibin
Kitab al-Minhaj merupakan
sebuah kitab fiqh yang dianggap penting dalam Mazhab Syafi’i, sehinggga banyak
para ulama yang hidup sesudah al-Nawawi yang mensyarahnya, supaya pengikut
Syafi’i dapat memahaminya dengan mudah dan benar. Syarah-syarah tersebut antara
lain :
- Al-Bahr
al-Mawaj ila Syarh al-Minhaj, karya Shafiuddin Ahmad bin al-‘Imad
al-Aqfahasy
- Al-Diibaj
ila Syarh al-Minhaj, karya Muhammad bin Abdullah al-Zarkasyi
- Tashhih
al-Minhaj, karya Sirajuddin Umar bin Ruslan al-Bulqainy
- Dar
al-Taj fi I’rab Masykal al-Minhaj, karya al-Suyuthi
- Al-Bahr
al-Mawaj, karya Muhammad bin Fakhruddin al-Abar al-Maaridiny
- Al-Najm
al-Wahaj ila Syarh al-Minhaj, karya Jamaluddin Muhammad bin Musa al-Damiry
- Syarh
al-Minhaj, karya Taqiyuddin Abu Bakar bin Ahmad bin Syahbah
- Badayah
al-Muhtaj ‘ala Syarh al-Minhaj, karya Ibnu Syahbah al-Asaady
- Irsyad
al-Mihtaj ila Syarh al-Minhaj, karya Ibnu Syahbah al-Asaady
- Hadi
al-Raghibin ila Syarh Minhaj al-Thalibin, karya Muhammad bin Abdullah bin
Qadhi ‘Ajilun
- Tuhfah
al-Muhtaj ila Syarh al-Minhaj, karya Ibnu Hajar al-Haitamy
- Nihayah
al-Muhtaj ila Syarh al-Minhaj, karya Muhammad bin Ahmad al-Ramly
- Mughni
al-Muhtaj ila Syarh al-Minhaj, karya Khatib Syarbainy
- Syarh
al-Minhaj, karya Jalaluddin al-Mahally
- Syarh
al-Minhaj, karya Ahmad bin Hamdan al-Azra’i
- Al-Ibtihaj
ila Syarh al-Minhaj, karya Taqiyuddin al-Subky
- Syarh
al-Minhaj, karya al-Asnawy
- Syarh
al-Minhaj, karya Farj bin Muhammad al-Ardibily
- Syarh
al-Minhaj, karya Zakariya al-Anshary
- I’anah
al-Muhtaj ila Syarh al-Minhaj, karya Sayyed Muhammad bin Ahmad Abd
al-Barry al-Ahdal
- Dan lain-lain[6]
Mukhtashar dan nadham dari kitab Minhaj
al-Thalibin
Al-Minhaj al-Thalibin,
disamping banyak syarahnya, juga ada para ulama yang meringkasnya dalam bentuk
mukhtashar. Mukhtashar-mukhtashar itu antara lain :
1. Al-Wahaj fii
Ikhtishar al-Minhaj, karya Abu Hayyan Muhammad bin Yusuf al-Andalusy
2. Al-Manhaj al-Thulab,
karya Zakariya al-Anshary. Kitab ini kemudian disyarah oleh pengarangnya
sendiri dengan nama Fath al-Wahab
Al-Suyuthi salah seorang ulama
Syafi’iyah abad ke X H, untuk memudah kaum muslimin menghafal kitab al-Minhaj,
beliau telah membuat isi al-Minhaj dalam
bentuk nadham dengan nama al-Ibtihaj ila Nadham al-Minhaj.[7]
untuk mendapatkan kitab ini versi PDF download via link ini :
http://www.al-mostafa.info/data/arabic/depot3/gap.php?file=i002609.pdf
untuk mendapatkan kitab ini versi PDF download via link ini :
http://www.al-mostafa.info/data/arabic/depot3/gap.php?file=i002609.pdf
[1]
Sayyed Al-Bakry, I’anah al-Thalibin, Thaha Putra, Semarang, Juz.
IV, Hal. 234
[2]
Al-Faqih Sayyed Ahmad Maiqary Syumailah al-Ahdal, Sulam al-Muta’allim
al-Muhtaj ila Ma’rifah Rumuz al-Minhaj, Hal. 16
[3]
Muhammad Idrus Ramli, Mazhab al-Asy’ari, Khalista, Surabaya , Hal. 146-147
[4]
Al-Faqih Sayyed Ahmad Maiqary Syumailah al-Ahdal, Sulam al-Muta’allim
al-Muhtaj ila Ma’rifah Rumuz al-Minhaj, Hal. 19
[5]
Sayyed Alwy bin Ahmad al-Saqaf, Sab’ah al-Kutub al-Mufidah, Usaha
Keluarga, Semarang ,
Hal. 41-42
[6]
Al-Faqih Sayyed Ahmad Maiqary Syumailah al-Ahdal, Sulam al-Muta’allim
al-Muhtaj ila Ma’rifah Rumuz al-Minhaj, Hal. 24-28
[7]
Al-Faqih Sayyed Ahmad Maiqary Syumailah al-Ahdal, Sulam al-Muta’allim
al-Muhtaj ila Ma’rifah Rumuz al-Minhaj, Hal. 21-23
Assalamu'alaikum...
BalasHapusuntuk tapelajari tafsir qur_an toh tafsir yang paleng get.?
sebagai pemula, sebaiknya dimulai dgn tafsir al-jalalain. atau Sirajul Munir karangan Syarbaini.
Hapuswassalam
شكرا كثيرا
HapusImam nawawi mengambil ilmu dr gurunya, imam 'alamah al kamal salar dari allamah badr al din, beliau mengambil....dst..
BalasHapusPu mksud kata DARI dan MENGAMBIL tsb?
artinya silsilah ilmu beliau sesuai dengan urutan tersebut di atas. mengambil yang dimaksudkan di sini adalah belajar dan menerima riwayat dari ulama tersebut dan ulama itu belajar dan menerima riwayat dari ulama yang di atasnya...... dst
HapusUstadz, apa kitab ini atau syarah dan mukhtashar sudah ada yang menterjemahkan? Ardi. Jakarta.
BalasHapuskami belum menemukannya
Hapusustazd kalau satu masalah di minhaj yang tidak ada resensinya .di namakan apa ustazd
BalasHapus?????, blom paham pertanyaan nya ni,
Hapus