bharata: Asslamualaikum
Tgk Ali. Saya ingin bertanya, adakah hadist atau nash alquran tentang "Nur
Muhammad"? Kalau ada mohon tgk berkenan menyampaikan sumbernya. Terima
kasih tgk. Wassalam
Jawab :
Berikut ini beberapa penjelasan tentang Nur Muhammad
yang kami kutip dari beberapa kitab karya ulama, yakni :
1.
Syaikh Khalid al-Azhari mengatakan :
“Sesungguhnya segala tanda-tanda kenabian yang
didatangkan dengannya oleh para rasul sesungguhnya berhubung dengan mereka dari
pada Nur Nabi Muhammad SAW, karena Nur
Nabi SAW telah dicipta terdahulu dari pada mereka”.
2. Ibrahim al-Bajury berkata :
“Jika
dikatakan bagaimana dapat dikatakan mukjizat yang didatangkan oleh para rasul
yang mulia kepada umat-umat mereka adalah dari pada Nur Nabi Muhammad SAW, sedangkan
para nabi tersebut adalah lebih dahulu ada ? Maka jawabannya ialah Junjungan Nabi SAW adalah terlebih dahulu wujudnya
atas segala nabi tersebut yakni dari segi kejadian an-Nur al- Muhammady.”
3.
Imam
al-Barzanji berkata dalam sya’ir Maulid al-Nabawy :
وأصلي وأسلم على النور الموصوف بالتقدم
والأولية
Artinya : Dan aku mohon rahmat Allah dan
kesejahteraan-Nya atas nur yang disifati dengan terdahulu dan yang pertama.
4.
An-Nawawi
al-Bantany, dalam mensyarah perkataan al-auwaliyah (perkataan al-Barzanji
dalam sya’ir Maulid al-Nabawy di atas) mengatakan :
“Keadaan nur itu yang pertama adalah dibandingkan
makhluk lainnya, sebagaimana dalam hadits Jabir, beliau bertanya kepada
Rasulullah SAW makhluk pertama yang diciptakan Allah Ta’ala, Rasulullah SAW
bersabda :
ان الله خلق قبل الأشياء نور نبيك فجعل ذالك النور يدور بالقدرة حيث شاء
الله ولم يكن في ذلك الوقت لوح ولا قلم ولا جنة ولا نار ولا ملك ولا انس ولا جن
ولا أرض ولا سماء ولا شمس ولا قمر
Artinya : Sesungguhnya Allah
telah mencipta, sebelum adanya sesuatu, nur nabimu, maka dijadikan nur tersebut
beredar dengan kekuasaan qudrahNya menurut yang dikehendaki Allah. Dan belum
ada pada waktu itu luh, qalam, syurga, neraka, malaikat, manusia, jin, bumi,
langit, matahari dan bulan.
Komentar penulis :
Ini merupakan hadits Jabir riwayat Abdur Razzaq yang
ditolak oleh al-Suyuthi sebagaimana keterangan setelah ini. Matannya menyerupai
ini telah disebut oleh Ibnu Hajar al-Haitamy dalam Asyraf al-Wasail ila Fahm
al-Syamail dengan menyebutkannya sebagai riwayat Abdur Razzaq dari Jabir.
5.
Ditanyai
Ibnu Hajar al-Haitamy, semoga Allah memberi manfaat kepadanya, siapakah yang
meriwayat hadits :
أول ما خلق الله روحي والعالم بأسره من نوري كل شيء يرجع
إلى أصله
Artinya :
Yang pertama diciptakan Allah adalah ruhku
dan alam keseluruhannya dicipta daripada nurku, setiap sesuatu kembali kepada
asalnya
Maka beliau menjawab :
"Aku
tidak mengetahui siapa yang meriwayatkannya sedemikian. Dan Sesungguhnya yang
diriwayat oleh Abdur Razzaq adalah sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda :
إن الله خلق نور محمد قبل
الأشياء من نوره
Artinya : Sesungguhnya Allah
telah mencipta Nur Muhammad sebelum segala sesuatu dari pada Nur-Nya.
Hadits riwayat Abdur Razzaq
ini juga telah disebut oleh Ibnu Hajar al-Haitamy dalam kitab beliau, Asyraf
al-Wasail ila Fahm al-Syamail
dan kitab al-Ni’mah al-Kubra ‘ala al-Alam fi Maulidi Sayyidi Waladi Adam.
6. Imam Abdurrahim bin
Ahmad al-Qadhi dalam kitabnya, Daqaiq al-Akhbar mengatakan :
“ Sesungguhnya telah datang khabar bahwa Allah
Ta’ala menciptakan pohon dengan empat cabang. Allah Ta’ala menamakannya
Syajaratulyaqin. Kemudian dalam hijab, Allah menciptakan Nur Muhammad dari
permata putih seperti bentuk burung Merak dan Allah meletakkannya di atas pohon
tersebut. Nur Muhammad bertasbih di atasnya selama tujuh puluh ribu tahun.
Kemudian Allah Ta’ala menciptakan mar-atul haya’ (cermin malu) dan
meletakkannya di hadapan Nur Muhammad. Manakala burung merak (Nur Muhammad)
melihat cermin, dia melihat bentuknya yang cantik da sangat bagus, maka dia
malu kepada Allah dan berkeringat karenanya. Maka muncullah enam keringat
darinya. Dari keringat pertama, Allah Ta’ala menciptakan Abu Bakar r.a., dari
keringat kedua Allah menciptakan Umar r.a., dari keringat ketiga Allah
menciptakan Usman r.a., dari keringat keempat Allah menciptakan Ali r.a., dari
keringat kelima Allah menciptakan bunga dan dari keringat keenam Allah
menciptakan gandum………….dst”
Komentar penulis :
- Hadits ini bertentangan dengan pemahaman bahwa Nur Muhammad merupakan
makhluq yang pertama, karena berdasarkan kandungan hadits ini ada makhluq
lain sebelum Nur Muhammad, yakni pohon Syajaratulyaqin dan permata putih.
- Hadits ini disebut tanpa perawi dan sanadnya.
7.
Al-Suyuthi,
salah seorang ulama besar dalam Mazhab Syafi’i ditanyai mengenai hadits
penciptaan Nur Muhammad, yaitu hadits berbunyi :
أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى خَلَقَ نُورَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَجَزَّأَهُ أَرْبَعَةَ أَجْزَاءٍ فَخَلَقَ مِنَ الْجُزْءِ الْأَوَّلِ
الْعَرْشَ، وَخَلَقَ مِنَ الْجُزْءِ الثَّانِي الْقَلَمَ، وَخَلَقَ مِنَ
الثَّالِثِ اللَّوْحَ، ثُمَّ قَسَّمَ الْجُزْءَ الرَّابِعَ وَجَزَّأَهُ أَرْبَعَةَ
أَجْزَاءٍ، وَخَلَقَ مِنَ الْجُزْءِ الْأَوَّلِ الْعَقْلَ، وَخَلَقَ مِنَ
الْجُزْءِ الثَّانِي الْمَعْرِفَةَ، وَخَلَقَ مِنَ الْجُزْءِ الثَّالِثِ نُورَ
الشَّمْسِ وَالْقَمَرِ وَنُورَ الْأَبْصَارِ وَنُورَ النَّهَارِ، وَجَعَلَ
الْجُزْءَ الرَّابِعَ تَحْتَ سَاقِ الْعَرْشِ مَدْخُورًا
Artinya : Sesungguhnya Allah Ta’ala menjadikan Nur
Muhammad SAW, maka membagikannya menjadi empat bagian. Allah menjadikan Arasy
dari bagian pertama, menjadikan qalam dari bagian kedua dan menjadikan luh dari
bagian ketiga. Kemudian membagikan bagian yang keempat dalam empat bagian,
menjadikan akal dari bagian pertama, menjadikan ma’rifah dari bagian kedua,
menjadikan cahaya matahari, cahaya bulan, cahaya abshar (penglihatan) dan
cahaya siang hari dari bagian ketiga dan menjadikan dari bagian yang keempat tersimpan
di bawah penyangga Arasy.
Beliau menjawab :
“Hadits yang
disebut dalam pertanyaan, tidak ada sanadnya yang dapat dijadikan pegangan.”
Dalam kitab Quut
al-Mughtazi ‘ala Jami’ al-Turmidzi, al-Suyuthi berkomentar tentang hadits yang
berbunyi :
إن اول ما خلق الله نوري
Artinya : Sesungguhnya yang
pertama diciptakan Allah adalah nur aku.
beliau mengatakan, hadits ini
tidak datang dengan ini lafazh, maka tidak diperlukan penta’wilan (untuk
menghindari pertentangan dengan hadits “yang pertama diciptakan Allah adalah
qalam”).
8.
Al-Buwaithi
salah seorang murid Imam Syafi’i, menyatakan sunnat memperbanyak shalawat kepada
Nabi SAW ketika makan beras, karena beras dijadikan Allah dari Nur Muhammad. Namun al-Bujairumi mempertanyakan fatwa
ini, beliau mengatakan :
“Perkataan al-Buwaithi
bahwa beras dijadikan dari Nur Muhammad perlu ada tinjauan, karena hadits
tentangnya tidak tsubut (tidak shahih).”
9.
Dari Abdullah bin Syaqiq, Rasulullah SAW bersabda :
كُنْتُ نَبِيًّا وَآدَمُ بَيْنَ الرُّوحِ وَالْجَسَدِ
Artinya : Aku sudah
menjadi nabi, sedangkan Adam masih antara ruh dan jasad. (H.R. Ibnu Sa’ad)
Hadits ini
telah ditakhrij oleh al-Hakim dengan lafazh :
يا رسول الله متى كنت نبيا قال: وآدم بين الروح والجسد
Artinya : Ya Rasulullah
kapan engkau menjadi nabi?, Jawab beliau : “Adam antara ruh dan jasad.
Al-Hakim mengatakan shahih dan
al-Zahabi mengakui keshahihan itu. Hadits ini juga telah ditakhrij oleh Ahmad
dan al-Thabrani. Al-Haitsami mengatakan, rijalnya rijal shahih.
Imam
al-Subki dalam mengomentari hadits di atas mengatakan :
“Sungguh
telah datang berita bahwa Allah menjadikan ruh-ruh sebelum jasad. Karena itu, perkataan Nabi : “Aku sudah
menjadi nabi” di atas merupakan isyarat kepada ruh Nabi yang mulia dan
hakikatnya. Sedangkan hakikatnya itu tidak mampu akal kita mengenalnya, hanya
penciptanya dan orang-orang yang diberikan kemampuan dengan nur ilahi saja.
Kemudian Allah mendatangkan hakikat-hakikat itu menurut yang dikehendaki-Nya
pada waktu yang dikehendaki-Nya. Maka hakikat Nabi SAW yang wujud sebelum
penciptaan Adam didatangkan Allah sifat kenabian itu padanya, yakni Allah
menjadikan hakikat Nabi SAW tersedia untuk sifat kenabian itu dan
dilimpahkannya atas hakikat Nabi SAW pada waktu itu, maka jadilah hakikatnya
sebagai nabi.
Komentar penulis
:
- Seandainya diterima pemahaman Imam al-Subki ini, maka hakikat
Muhammad yang dimaksud bukan berarti identik dengan Nur Muhammad yang
merupakan makhluq pertama ciptaan Allah, karena pemahaman al-Subki ini
hanya menunjukan hakikat Muhammad lebih duluan ada dari jasad Adam a.s.,
bukan lebih duluan dari segala makhluq.
- Sebagian ulama
menafsirkan, maknanya adalah kenabian Muhammad sudah duluan nyata/dhahir dalam
alam arwah dari pada penciptaan Adam a.s. Artinya penciptaan Muhammad sebagai
nabi sudah duluan masyhur dalam alam arwah dikalangan Malaikat.
- Al-Ghazali
mengatakan, maknanya adalah Muhammad sudah duluan menjadi nabi dari pada penciptaan
Adam a.s. dalam taqdir bukan dalam penciptaan, sedangkan dalam penciptaan
duluan Adam a.s.
- Penafsiran lain adalah duluan ada dalam
ilmu Allah.
- Ibnu Hajar al-Haitami setelah
menyebut pendapat-pendapat ulama di atas, termasuk pendapat Imam al-Subki
di atas, beliau lebih cenderung kepada pendapat Imam al-Subki.
Syeikh Abu Abdurrahman
Abdullah bin Muhammad bin Yusuf Ibn Abdullah bin Jami’ al-Harari, seorang ulama
bermazhab Syafi’i (Lahir 1328 H/1910 M) berasal dari negeri Harar (sebuah nama negeri
di Somalia sekarang) dalam kitab Sharih al-Bayan, beliau menolak pendapat yang
mengatakan Nur Muhammad merupakan ciptaan Allah yang pertama, menurut beliau makhluq pertama ciptaan Allah adalah air. Argumentasi
beliau adalah sebagai berikut:
1.
Firman Allah Ta’ala berbunyi :
وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ
كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ
Artinya : Kami jadikan setiap
sesuatu yang hidup dari air. (Q.S. al-Anbiya : 30)
2.
Hadits riwayat al-Bukhari dan al-Baihaqi berbunyi :
كَانَ اللَّهُ وَلَمْ يَكُنْ
شَيْءٌ غَيْرُهُ، وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى المَاءِ
Artinya : Adalah Allah, tidak
ada sesuatupun selainnya, Arasy ketika itu atas air. (H.R. Bukhari dan
al-Baihaqi)
3.
Hadits Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda :
كُلُّ شَيْءٍ خُلِقَ مِنَ
الْمَاءِ
Artinya : Setiap sesuatu
diciptakan dari air (H.R. Ibnu Hibban)
4.
Diriwayat oleh al-Suddii dalam tafsirnya dengan
sanad yang berbeda-beda, berbunyi :
أَنَّ اللَّهَ لَمْ يَخْلُقْ
شَيْئًا مِمَّا خَلَقَ قَبْلَ الْمَاءِ
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak menciptakan
sesuatupun dari apa yang telah diciptakan-Nya sebelum air.
5. Abdurrazaq sendiri dalam menafsirkan firman
Allah Q.S Hud : 7 yang berbunyi :
هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ
عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ
Beliau mengutip
perkataan Qatadah berbunyi :
هَذَا بَدْءُ خَلْقِهِ قَبْلَ
أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ
Artinya : Ini adalah
permulaan penciptaannya sebelum menciptakan langit dan bumi.
6. Mujahid
dalam menafsirkan firman Allah Q.S Hud : 7 di atas mengatakan :
قبل أن يخلق شيئًا.
Artinya : sebelum menciptakan sesuatupun.
7. Adapun hadits yang disebut-sebut sebagai riwayat Abdurrazaq dari Jabir, menurut beliau ini adalah
maudhu’ (palsu). Beliau berargumentasi dengan penjelasan dari al-Suyuthi
sebagaimana telah kutip di atas dan juga karena bertentangan dalil-dalil yang
beliau kemukakan di atas
8. Hadits Nur Muhammad
yang disebut-sebut diriwayat oleh Abdurrazaq dari Jabir dalam kitab
Mushannafnya, menurut beliau ternyata tidak ada dalam kitab tersebut
berdasarkan cetakan yang beredar sekarang (zaman hidup beliau)
9. Yang berpendapat juga bahwa hadits Jabir ini adalah maudhu’ adalah Ahmad
bin al-Saddiq al-Ghumari, seorang peneliti hadits yang hidup semasa dengan
beliau sebagaimana beliau kemukakan dalam kita ini.
Komentar penulis :
KH Sirajuddin Abbas
dalam buku beliau, Sejarah dan Keagungan Mazhab Syafi’i cenderung menolak
pendapat bahwa seluruh alam ini terjadi dari Nur Muhammad.
Kesimpulan
- Terjadi perbedaan
pendapat ulama dalam menanggapi tentang hadits Nur Muhammad
- Masalah keberadaan
Nur Muhammad bukanlah masalah pokok akidah yang menyebabkan saling menuduh
sesat sesama umat Islam hanya karena masalah khilafiyah ini, sehingga
tidak mengherankan kalau masalah Nur Muhammad ini hampir dapat dikatakan
jarang sekali dibahas dalam kitab–kitab Aqidah, yang banyak pembahasannya
hanya dalam kitab kitab-kitab tasauf
- Kami tidak
dalam posisi menjelaskan pendapat mana yang lebih rajih antara kedua
pendapat di atas
- Mudah-mudahan
tulisan ini bermanfaat untuk menambah wawasan keislaman kita dan kepada
guru-guru kami, abu-abu/kiyai, seandainya pemahaman kami ini keliru, mohon
masukan dan meluruskannya.