Dalam kitabnya Itmam al-Dirayah li Qurra-i
al-Niqayah, al-Suyuthi
menjelaskan bahwa terdapat perbedaan pendapat mengenai lokasi letak neraka
dalam tiga pendapat, yakni :
1. Ada yang mengatakan,
neraka berada di bawah bumi.
Pendapat ini didasarkan
kepada riwayat Ibnu Abd al-Barr dari hadits Ibnu Umar secara marfu’, berbunyi :
لا يركب البحر إلا غاز أو حاج أو
معتمر فان تحت البحر نارا
Artinya : Janganlah pergi melaut kecuali mereka yang akan
berperang, haji, atau menunaikan umrah. Sesungguhnya di bawah lautan itu adalah
neraka.
Namun Ibnu Abd al-Barr sendiri menyatakan, hadits ini dhaif.
Hadits lain sebagai sandarannya adalah hadits
yang juga diriwayat oleh Ibnu Abd al-Barr dari Ibnu Umar secara mauquf,
berbunyi :
لا يتوضأ بماء البحر لأنه طبق جهنم
Artinya : Janganlah berwudhu dengan
air laut, sesungguhnya lautan adalah tangga bagi neraka.
Hadits
ini oleh Ibnu Abd al-Barr juga dinyatakan dhaif.
Hadits lain sebagai sandaran pendapat ini yang dikemukakan
oleh al-Suyuthi adalah hadits yang dikeluarkan oleh al-Baihaqi dalam kitab
Syu'ab al-Iman, dari Wahab ibn Munabbih, berkata :
إِذَا قَامَتِ الْقِيَامَةُ
أَمَرَ بِالْفَلَقِ ، فَيُكْشَفُ عَنْ سَقرَ، وَهُوَ
غِطَاؤُهَا ، فَيَخْرُجُ مِنْهُ نَارٌ فَإِذَا وَصَلَتِ الْبَحْرَ الْمُطْبَقَ
عَلَى شَفِيرِ جَهَنَّمَ، وَهُوَ بَحْرُ الْبُحُورِ، نَسَفَتْهُ أَسْرَعَ مِنْ
طَرْفَةِ الْعَيْنِ وَهُوَ حَاجِزٌ بَيْنَ جَهَنَّمَ وَالأَرَضِينَ السَّبْعِ ،
فَإِذَا انْشَفتْ اشْتَعَلَتْ فِي الأَرَضِينَ السَّبْعِ فَتَدَعَهَا جَمْرَةً
وَاحِدَةً
Artinya : Ketika kiamat terjadi
Allah berfirman pada cakrawala dan terbukalah neraka saqar yang mana cakrawala semula
menjadi tutupnya, lalu keluar api yang ketika sampai pada seluruh lautan - dimana
laut menjadi tepi batas neraka jahannam - maka api itu mengeringkan lautan
lebih cepat dari kedipan mata. Laut menjadi pembatas antara neraka jahannam dan
tujuh bumi. Ketika mengering maka laut menyala pada tujuh bumi dan
meninggalkannya menjadi onggokan bara api.
2. Pendapat lain mengatakan neraka
berada di atas hamparan bumi.
Pendapat ini didasarkan atas riwayat Wahab ibn Munabbih,
beliau berkata :
أشرف ذو القرنين على جبل قاف فرأى
تحته جبالا صغارا إلى أن قال يا قاف أخبرنى عن عظمة الله فقال إن شأن ربنا لعظيم
إن ورائى أرضا مسيرة خمسمائة عام فى خمسمائة عام من جبال ثلج يحطم بعضها بعضا
ولولا هى لاحترقت من جهنم
Artinya : Dzul Qarnain mendaki
Gunung Qaf lalu terlihat di bawahnya ada gunung lain yang lebih kecil…..dst, Dzul
Qarnain berkata: Gunung Qaf, beritahukanlah padaku akan keagungan Allah. Jawabnya:
Sesungguhnya urusan Tuhanku sungguh agung. Di belakangku berjarak langkah lima
ratus tahun terdapat sebuah bumi, dimana pada jarak langkah lima puluh tahunnya
terdapat pegunungan bersalju yang satu sama lain senantiasa runtuh. Jika bukan
karena pegunungan es itu niscaya aku sudah terbakar oleh neraka.
Riwayat lain yang mendukung pendapat ini adalah riwayat
al-Harits bin Usamah dalam musnadnya dari Abdullah bin Salam, beliau berkata :
الجنة فى السماء والنار فى الأرض
Artinya :
Surga berada di atas langit, sedangkan neraka berada di atas bumi.
3. Pendapat yang ketiga, neraka di atas
langit.
Al-Suyuthi tidak menyebut dalil
pendapat yang ketiga ini.
Pada awal pembahasan mengenai letak
neraka dalam kitab ini, al-Suyuthi mengatakan :
“Kita berpendapat tawaqquf (tidak
berpendapat apa-apa) masalah letak lokasi neraka, karena tidak diketahui
lokasinya kecuali hanya Allah. Menurutku, tidak ada hadits yang shahih yang
dapat menjadi pegangan tentang ini.”[1]
Al-Qurthubi setelah mengutip dua
riwayat Ibnu Abd al-Barr dari hadits Ibnu Umar dan kisah Dzul Qarnain versi
riwayat Wahab ibn Munabbih di atas, beliau mengatakan :
“Syeikh rahimallah mengatakan, hal itu menunjukkan bahwa
neraka ada di permukaan bumi, hanya Allah yang tahu di mana letaknya dan di
bagian bumi sebelah mana.”[2]
Ibnu al-Rajab al-Hanbali dalam
kitabnya, al-Takwif min al-Naar menyebut beberapa hadits serta komentarnya
mengenai letak lokasi neraka, yakni sebagai berikut :
1. Telah diriwayat oleh ‘Athiah dari
Ibnu Abbas, beliau berkata :
الجنة
في السماء السابعة و يجعلها الله حيث يشاء يوم القيامة و جهنم في الأرض السابعة
Artinya : Surga berada di langit ketujuh. Allah
menjadikannya dimana yang dia mau ketika hari qiyamat. Sedangkan neraka
jahannam berada di lapisan bumi yang ketujuh. (Hadits ditakhrij oleh Abu
Nu’aim.)
2. Ibnu Mandah telah mentakhrij dari
hadits Abu Yahya al-Qattaat dari Mujahid, beliau mengatakan,
قلت
لابن عباس : أين الجنة ؟ قال : فوق سبع سموات قلت : فأين النار ؟ قال : تحت سبع
أبحر مطبقة
Artinya : Aku bertanya kepada Ibnu
Abbas, “Dimanakah letak surga ?” Beliau menjawab : “Di atas tujuh langit”. Lalu
aku bertanya lagi, “Dimanakah letak Neraka ?” Beliau menjawab, “Di bawah tujuh
lapis laut yang bertingkat-tingkat.”
3. Al-Baihaqi meriwayat dengan sanad
dhaif dari Abi al-Za’raa’ dari Ibnu Mas’ud, beliau berkata :
الْجَنَّةُ فِي السَّمَاءِ السَّابِعَةِ
الْعُلْيَا، وَالنَّارُ فِي الْأَرْضِ السَّابِعَةِ السُّفْلَى ثُمَّ قَرَأَ: إِنَّ كِتَابَ الْأَبْرَارِ
لَفِي عِلِّيِّينَ)
المطففين/ 18( و
إِنَّ كِتَابَ
الْفُجَّارِ لَفِي سِجِّينٍ )المطففين/ 7 (
Artinya : Surga berada di langit
ketujuh yang tertinggi sedangkan neraka berada di bumi lapisan ketujuh yang
paling rendah’. Kemudian beliau membaca Firman Allah :
“Sesungguhnya kitab orang-orang yang berbakti itu
(tersimpan) dalam ‘Illiyyin”.(QS. Al Muthoffifin : 18) dan firman Allah
: “Sesungguhnya kitab orang-orang yangtersimpan
dalam Sijjin”.(QS. Al Muthoffifin : 7)
4.
Dari
Abdullah bin Salam, beliau berkata :
إن الجنة فى
السماء وإن النار فى الأرض
Artinya : Sesungguhnya surga berada di atas langit,
sedangkan neraka berada di atas bumi.(Telah ditakhrij oleh Ibnu Khuzaimah
dan Ibnu Abi Dun-ya)
5. Dari Qatadah, beliau berkata :
كانوا يقولون إن الجنة في السموات السبع
، وإن جهنم لفي الأرضين السبع .
Artinya : Mereka
mengatakan sesungguhnya surge pada langit ketujuh, sedangkan neraka jahannam
dalam bumi yang ketujuh.(H.R. Ibnu Abi Dun-ya)[3]
Kesimpulan
1.
Terjadi perbedaan pendapat para ulama dalam menentukan letak
lokasi neraka, yakni :
a. Tawaqquf (tidak menentukan di mana
lokasinya), karena tidak ada dalil yang shahih yang dapat dipegangi. Ini merupakan
pendapat al-Suyuthi.
b. Berpendapat neraka berada dipermukaan
bumi. Cuma kita tidak tahu dimana letak lokasinya di permukaan bumi itu. Al-Qurthubi
cenderung kepada pendapat ini
c. Berpendapat neraka berada di lapisan
bumi ketujuh. Ibnu al-Rajab lebih cenderung kepada pendapat ini.
2.
Yang menjadi pokok akidah kita adalah neraka itu ada dan
haq. Sedangkan mengenai lokasi letaknya tidak menjadi pokok akidah.