Kali ini tidak seperti biasanya, Justru Mbah Lalar yang berkenan mampir ke rumah Kang Bangkak…..
Kang Bangkak mengintip dari balik jendela, ia sedikit terkejut, namun Mbah Lalar keburu tersenyum melihat wajahnya dari balik jendela….
Wa ‘alaikum salam wr wb, oooh Mbah Lalar, tumben mau mampir, silahkan silahkan Mbah…
Mbah Lalar tersenyum…. ia nieh Kang, habis pulang dari dauroh (Padahal yang dimaksud itu cuma Tahlilan keliling), katanya sambil menaruh berkat di bawah meja…
Oh, Al Hamdulillah hati simbah sudah mulai terbuka dengan Manhaj Salaf, kaijiannya apa tadi Mbah, dimana? dan yang mengkaji Ustadz siapa? ohya Ustadz Kornea Assalafi Lc ya? Kang Bangkak saking girangnya memberondong pertanyaan pada Mbah Lalar.
Aduh aduh, pertanyaannya kayak banjir Jakarta saja Kang? mana yang harus saya jawab dulu? sambil tersenyum Mbah lalar memotong pertanyaan kang Bangkak.
Iya iya maaf deh Mbah, habis ana suka banget deh Mbah Lalar sudah mulai terbuka dengan Manhaj Kami, oke Mbah tadi ketemu ya sama Ustadz Kornea Assalafi Lc?
Kok namanya aneh banget ya Kang? ada Assalifinya segala, Mbah Lalar berdiploma.
Oh itu bukan nama Mbah, tapi penisbatan kepada Salafussalih, Jawab Kang Bangkak.
Oooo terus hukumnya apa Kang memakai nama tersebut, sunnah atau bid’ah? tanya Mbah Lalar santai saja.
Kang Bangkak diam, agaknya dia mencari jawaban yang tepat.
Oh soal itu Mubah saja Mbah, emang kenapa sieh kok ditanyakan? Kang Bangkak balik bertanya.
Ennggak cuma sekedar ingin tahu aja, oh ya, Kang Bangkak tahu maksudnya Mubah kan? tanya Mbah Lalar mencari celah.
Iya dong, kan setiap perkara yang jika dilakukan tidak berpahala, dan jika ditinggalkan juga gak berdosa, jawab Kang Bangkak mantep.
Lha kalu udah tahu amalan itu tidak berpahala kok dijadikan semacam syi;ar ya Kang? apa jangan jangan Kang Bangkak saja yang tidak tahu dalilnya atau salah satu salaf kita memakai sebutan itu, sehingga menganggap sebutan Salafi itu tidak Sunnah? desak Mbah Lalar.
Maksudnya? Kang Bangkak kebingungan…
Ya siapa tahu mereka mengikuti Ulama Salaf dalam hal penyebutan Salafi tadi, Mbah Lalar tetap santai. Setahu ana sieh gak ada Ulama Salaf yang menisbatkan dirinya dengan Salaf.
Kang Bangkak mulai menghitam wajahnya, tanda kebingungan semakin mencekam.
Senyum Mbah Lalar berkembang, dan sekali lagi bertanya, atau mungkin mereka berdalil dengan salah satu ayat Al Quran dalam penyebutan dirinya?
Oh ya sebentar sebentar mbah, seingat ana masalah ini pernah dikaji oleh ustadz ana dalam daurohnya tempo yang lalu, dan benar memang didalam Al Quran itu ada dalil untuk penyebutan salafi tersebut, Kang Bangkak bangkit semangatnya.
Ooooh iya to, di surat apa dan ayat keberapa Kang? Mbah lalar penasaran.
Dengar ya Mbah si ayat yang ke 56 Surat Al Zuhruf, Qolallahu Ta’ala “A’udzu billahi ...” فَجَعَلْنَاهُمْ سَلَفًا وَمَثَلا لِلآخِرِينَ Yang artinya Dan Kami jadikan Kaum salaf itu sebagai perumpamaan kepada generasi berikutnya, Subhanallah, benar benar Manhaj Ana adalah manhaj yang haq.
Sebentar sebentar Kang, Ayat itu menceritakan tentang apa? Mbah Lalar menahan senyum.
Ya tentang Salafussalih yang menjadi panutan untuk generasi akhir Mbah, masak gak paham juga sieh simbah ini?
Kamu tahu Gak, kalau ayat itu menurut Tafsir Thobari adalah Kaumnya Fir’aun? jadi selama ini penyebutan Salafi itu menisbatkan kepada Kaum Fir’aun? Mbah Lalar melancarkan serangannya.
Maksud Mbah Lalar? Kang Bangkak mulai berkeringat dingin.
Maksudnya Salafan itu adalah bahwa Kaum fir’aun yang terdahulu itu dijadikan oleh Allah sebagai perumpamaan kepada ghenerasi berikutnya dalam hal pembangkangannya, lihat Tafsir Atthobari deh, Mbah lalar sudah siap siap pamit pulang, sebab yakin kalau Bangkak akan mati kutu dengan hujjahnya sendiri.
Dan benar saja, Kang Bangkak terperanjat, mulutnya mlongo matanya kethop kethop, keringat dingin mulai mengucur dari keningnya, kaku tanpa bergerak.
Melihat hal itu Mbah Lalar segera pamit pulang, tak tega menyaksikan mantan Muridnya yang wajahnya telah memucat….
(copi paste dari : http://warkopmbahlalar.com/2013/02/nama-salafi-dalam-al-quran/ )