Hadits ini ditemui antara lain dalam kitab Ihya
‘Ulumuddin karya Imam al-Gazali, berbunyi :
وفي حديث أبي
ذر رضي الله عنه حضور مجلس عالم أفضل من صلاة ألف ركعة وعيادة ألف مريض وشهود ألف
جنازة فقيل يا رسول الله ومن قراءة القرآن فقال صلى الله عليه وسلم وهل ينفع
القرآن إلا بالعلم
Dalam hadits Abi Dzar r.a. , menghadiri majelis orang
berilmu lebih utama dari salat seribu rakaat, mengunjungi seribu orang sakit
atau menyaksikan seribu jenazah. Ditanyakan, “Ya Rasulullah, bagaimana dari
membaca al-Qur’an ?,” Rasulullah SAW
menjawab : “Apakah al-Qur’an bermanfaat kecuali dengan ilmu ?” [1]
Zainuddin al-Iraqi dalam mentakrij
hadits ini mengatakan, hadits ini telah disebut oleh Ibnu al-Jauzi dalam kitab
al-Mauzhu’at dari hadits Umar dan aku belum menemukannya dari thariq Abu Dzar.[2] Penjelasan al-Iraqi ini
telah dikutip oleh al-‘Ajluni dalam kitab beliau Kasyf al-Khafaa.[3] Apabila kita perhatikan
keterangan di atas, yang jelaskan Ibnu al-Jauzi di atas adalah hadits ini dengan
sanad yang berujung kepada Umar. Adapun hadits ini dengan sanad yang berujung
kepada Abu Dzar, keterangan al-Iraqi hanyalah beliau belum menemukan sanadnya.
Senada dengan penjelasan pengarang Kasyf
al-Khafaa di atas, al-Zabiidiy yang juga mengutip hal yang sama dari al-Iraqi. Namun
beliau menambahkan, “Berkata al-Iraqi : Hadits ini palsu.”[4] Dalam Lisan al-Mizan, al-Juwaibaari
termasuk orang yang dijadikan contoh dengan kedustaannya. Termasuk
kesalahan fatal yang dilakukannya adalah riwayat
dari Ishaq ibn Najiih al-Kazzaab (pendusta) dari Hisyaam bin Hisaan dari rijalnya
(perawinya) :
حضور مجلس عالم
أفضل من حضور ألف جنازة وألف ركعة والف حجة وألف غزوة
Menghadiri majelis orang berilmu lebih utama dari menghadiri seribu jenazah, shalat seribu rakaat, seribu haji dan menghadiri seribu peperangan.[5]
[1] Al-Ghazali, Ihya
‘Ulumuddin, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 9
[2] Al-Iraqi, Takrij
Ahadits al-Ihya, (dicetak di bawah kitab Ihya ‘Ulumuddin),
Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 9
[3] Al-‘Ajluni, Kasyf al-Khufaa, Maktabah
al-Qudsi, Hal. 362
[4] Al-Zabiidiy, Takrij Ahadits al-Ihyaulumuddin, Maktabah
Syamilah, Juz. I, Hal. 59
[5] Ibnu Hajar al-Asqalaniy, Lisan
al-Mizan, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 193-194
Bagaimana bila majelis ilmu menunda waktu shalat misal pengajian mulai sebelum isya lewat adzan shalat isya diakhirkan
BalasHapusGak masalah...yang masalah sampe majelis ilmu selesai ngga shalat isya...
Hapuswaktu shalat isya mulai hilang syafak merah di ufuk barat (sudah habis waktu magrib) sampai masuk waktu subuh. karena itu selama shalat isya masih mungkin dilakukan dlm waktunya, maka itu tidak mengapa. karena tidak wajib melaksanakan shalat pada awal waktu, meskipun memang shalat di awal waktu dianjurkan. apalagi ini tidak melaksanakan shalat pada awal waktu karena kepentingan menimba ilmu agama. sedangkan menimba ilmu agama hukumnya wajib, sedangkan shalat pada awal waktu hanya anjuran. wallhu a'lam
BalasHapusApakah yang dimaksud dengan majelis ilmu khusus yang berkaitan dengan ilmu agama
BalasHapusberkumpul manusia dalam rangka proses mengajar dan belajar ilmu agama
Hapus