Bunyi hadits ini dalam bahasa Arab adalah :
الدُّنْيَا مَزْرَعَةُ الْآخِرَةِ
Dunia adalah tempat bercocok tanam bagi
akhirat
al-Mullaa al-Qarii berkata, Al-Shakhawiy
mengatakan, “Aku tidak mengenalnya, akan tetapi al-Ghazali telah menyebutnya
dalam kitab Ihya”. Aku katakan : “Maknanya shahih, diiqtibas dari firman Allah
Ta’ala berbunyi :
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الآخِرَةِ
نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِه
Barang siapa yang menghendaki bercocok
tanam (amal) di akhirat akan Kami tambah amal itu baginya . (Q.S. Asy
Syuura : 20)”
(al-Asrar al-Marfu’ah fi al-Akhbar al-Maudhu’ah : 199)
Ucapan al-Shakhawiy di atas juga telah
dikutip oleh al-Zabiidiy. Kemudian beliau menambahkan, “Dalam al-Firdaus tanpa
sanad dari Ibnu Umar secara marfu’ disebutkan :
الدنيا قنطرة الآخرة فاعبروها ولا
تعمروها
Dunia adalah jembatan akhirat. Karena itu,
hendaklah kamu hanya melewatinya, janganlah kamu memakmurkannya (Takhrij Ahadits Ihya Ulumuddin : I/90)
Al-Iraqi mengatakan, “Aku tidak
menemuinya dengan lafazh ini secara marfu’. Al-‘Aqiiliy telah meriwayat dalam
al-Zhu’afa dan Abu Bakar bin Laal dalam Makaarim al-Akhlaq dari hadits Thaariq
Asyyam :
نعمت الدَّار الدُّنْيَا لمن تزَود
مِنْهَا لآخرته
Alangkah baiknya dunia bagi orang yang menjadikannya sebagai bekal untuk
akhiratnya
Namun isnadnya dhaif”. (Takhrij Ahadits Ihya karangan al-Iraqi :
1354)
Catatan
Iqtibas dalam ilmu balaghah adalah mengutip
sebagian kalimat dari Al-Qur’an atau Hadits, lalu disematkan ke dalam prosa
atau syair tanpa disebut sebagai Al-Qur’an atau Hadits.(Lihat Syarah Jauhar
Maknun : 180)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar