Menurut Imam al-Zarkasyi, al-tahiyyah (amalan
dengan alasan penghormatan kepada sesuatu) dalam fiqh ada delapan amalan, yaitu
:
1. Tahiyyatul masjid dengan melakukan shalat dua
rakaat. Dikecualikan :
a.
khatib masuk masjid
untuk berkhutbah
b.
seseorang masuk
masjid, sementara manusia lain sedang melaksanakan shalat wajib secara
berjamaah atau muazzin sudah masuk dalam iqamah ataupun khatib sudah selesai
berkhutbah
c.
masuk masjid haram
d.
jika seseorang masuk
masjid, sementara imam sedang melaksanakan shalat sunnah secara berjamaah
seperti shalat hari raya, terkait dengan ini terdapat dua pendapat dalam hal
anjuran tahiyyah masjid. Ibnu Jama’ah al-Maqdisi membedakan antara keadaan ini
dengan orang masuk masjid, sementara imam sedang melaksanakan shalat wajib, bahwa
shalat wajib berjamaah lebih utama dibandingkan shalat sunnah
2. al-Tahiyyah ka’bah dengan thawaf qudum
3. al-Tahiyyah tanah haram dengan ihram
4. al-Tahiyyah Mina dengan melempar jamarah
5. al-Tahiyyah ‘Arafah dengan wuquf
6. al-Tahiyyah Majlis Qadha (masuk ruangan
pengadilan) oleh qadhi dengan melaksanakan dua rakaat shalat berdasarkan pendapat
yang dihikayah oleh al-Ruyaaniy
7. Tahiyyatul masjid bagi khatib dengan melakukan
khutbah pada hari Jumat sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Imam
al-Nawawi.
8. al-Tahiyyah seorang muslim ketika bertemu
sesamanya dengan memberikan salam, “Assalamu’alaikum”
(al-Mantsur fi al-Qawaid Fiqh Syafi’i karangan al-Zarkasyi, Hal
137-138)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar